prens…..
kayaknya global warming lagi trend nie :-S
dimana-mana global warming, ga di radio, di TV, di suratkabar.bahkan sampe masuk ranah pop culture, terbukti dengan konser besar2an melibatkan 100 musisi internasional di beberapa negara, endonesa gak ketinggalan. oke, i think thats good. dengan memanfaatkan pop culture, paling engga membuat para kawula muda-mudi menoleh dan membuat kening berkerut “apaan siy, global warming”. paling enggak, minimal membuat mereka aware ada kosa kata baru dalam pergawulan sehari-hari.
nah, mumpung lagi tren niy, gw sendiri walo gak yakin hubungan langsung sama global warming apa, tapi gw pengen ajak temen2 untuk menghentikan sama sekali pemakaian sedhotan alias straw.
ada beberapa alasan, yaitu :
1. dari pengamatan gw di warung2 dan rumah makan (bukan kelas fine dining loh), kalo kita pesen minum kebanyakan ada sedotan kan ? nah, ternyata sedotan2 yang ada tuh kayaknya sedotan bekas deh. kenapa ??? karena sedotannya kotor, dan kotorannya tuh ada di bagian dalem sedotannya. kayak bintik2 tanah ato apa, embuh. trus kondisinya kayak gak mulus -baru- gitu, rada2 ketekuk-tekuk. gw bayangin, sedotan itu sehabis dipake orang, dipungut lagi dan dicuci trus dipajang lagi di meja makan ato taruh langsung di gelas ketika kita pesen es teh ato es jeruk. bagus sih, dia menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) tapi buat gw rada men-jijay-kan ajha….
2. nah, daripada bikin sampah plastik makin menggunung (kamu mo recycle or reuse?? kalo mau, silakan aja) lebih baik kita stop sama seX penggunaan sedotan plastik, OK ?? sampah plastik makin banyak, man!! coba liat paling gampang, sapa sih diantara temen2 yang memakai lagi (reuse) tas kresek ato tas plastik sehabis belanja ?? gw uda berani bilang sama mbak / mas dikasir untuk gak usa pake tas plastik kalo belanjaan gak banyak.
trus, gw juga pengen ngajak temens2 untuk mengehmat air. air bersih tu langka loh. boong dan mitos yang salah buesar kalo ada yang masih berpendapat air tu barang murah dan ada dimana-mana. cobain deh hidup di gunung kidul ato daerah utara deket pelabuhan dimana air laut uda mulai masuk (apaan siy, istilahnya ??)
conto paling gampang niy, gw PALING SEBEL+ANTI kalo ada liat orang sehabis pake keran di kamar mandi umum / tempat wudhu / wastafel umum, habis itu gak ditutup sempurna. lebih najis lagi kalo cuma dijarno alias dibiarin aja. trus kalo lagi sikat gigi, temen2 membiarkan aja tu air mengalir dari keram ato distop dulu baru di on-kan setelah mo kumur ??
gw mengajak temen2 kalo liat air kran mengalir tanpa ada tuannya dan sia-sia, yuk, matiin. trus kalo sikat gigi ato cuci tangan, yuk, dihemat airnya.
oke ?? kalo lu-lu pade gitu, nah, itu baru sohib ma gua……..
http://vids. myspace.com/ index.cfm? fuseaction= vids.individual&videoid=2014134840
Intinya mempertanyakan kegilaan media dan publik belakangan soal global warming. dari filmnya AlGore sampe ramenya soal carbon footprints dan pajak khusus utk carbon emission dll. nah, dlm dokumenter Great global warming swindle ini dipertanyakan apa betul perubahan cuaca dewasa ini (hanya) karena manusia membuang terlalu banyak karbon/polutan? mereka menunjukkan grafik perubahan cuaca (climate) sejak ratusan tahun lalu sebelum jaman industrialisasi, bahkan mungkin sebelum manusia. sederhananya, cuaca memang berfluktuasi dari panas, masuk jaman es, dan panas lagi.
tambahan lagi masalah global warming ini sebenarnya bisnis baru. ada konsultan2 environment baru, ada sub-subject baru di bidang sains, ada jurnalis generasi baru yg ditraining khusus meliput masalah climate change, belum lagi organisasi dan aktivis yg dpt gaji utk meributkan masalah global warming ini.
menurut pemikiran sederhanaku, ini cukup masuk akal. mungkin saja global warming atau climate change ini ikut (bukan melulu) disebabkan oleh industrialisasi, emisi karbon, dan polusi manusia. tapi bukankah manusia dg teknologinya juga bagian dari proses alami? spt binatang (katakanlah orangutan yg bisa buka kelapa dg batu alias menggunakan teknologi) yg survive dg insting, insting manusia ya teknologi itu. jaman awal industrialisasi tak pernah ada yg meributkan soal emisi karbon karena belum ada yg tahu. skr ilmu dari negara maju mengasumsikan (belum membuktikan secara sah lho!) bahwa industrialisasi (pabrik, batu bara dll) menyebabkan global warming, lalu mereka mau memaksa negara2 muda (dunia ketiga, miskin, masih bayi alias baru aja masuk ke era industrialisasi) utk menghentikan proses industri dg alasan global warming.
atau mungkin isu global warming ini perlu buat beri pelajaran pada warga dunia pertama (tak hanya negara maju, tapi warga kaya di mana2 juga bisa dikategorikan warga dunia pertama) utk tidak mengkonsumsi berlebihan? utk tidak beli tiga mobil kalo hanya perlu satu, utk tdk beli makanan banyak2 lalu buang ke tong sampah, utk bawa keranjang/tas belanja sendiri ke supermarket spy tdk kebanyakan sampah plastik…
kalo demikian, mestinya politik negara maju jangan terlampau jauh ikut campur urusan cina, india, afrika dan negara2 dunia ketiga yg baru saja mulai proses industrialisasi donk… jangan paksakan standar negara maju utk impor barang2 dari negara miskin misalnya… (akibat standar impor yg disesuaikan dg green politics dari barat ini, pengusaha kecil di negara miskin tak sanggup lagi mengekspor hasil mereka, akhirnya si miskin lagi yg jadi korban)
anyway, ini baru sekilas diskusi ttg global warming yg menurutku belakangan sdh jadi topik yg membosankan dan agak kelewatan.
kalo kembali ke apa yg bisa kita perbuat, menurutku kembali ke prinsip hidup sederhana alias menggunakan apa yg ada, recycle and reuse, jangan beli barang/makanan berlebihan dan menyiakan2. kalo punya lebih, mending bagi2 daripada buang2.
Kalo menurut saya global warming masalah lifestyle, cara kita hidup, semakin modern manusia, semakin banyak penemuan2, semakin tidak ramah lingkungan lifestyle-nya.
Jaman dulu, ketika plastik masih jarang, tidak ada yang namanya belanja pake kantong plastik, semua bawa keranjang sendiri dan itu biasanya keranjangnya awet, jarang diganti. Sekarang… hanya karena plastik murah, dikit2 “Duh mbak! minta plastik dong! jangan pelit2 belanjaan saya banyak nih, nggak cukup!” padahal sebenernya cukup.
Masalah global warming merupakan bagian dari perubahan alam menurut saya memang ada benarnya, tapi masalahnya manusia membuat perubahan itu jadi lebih cepat, dan faktanya kita memang terlalu boros dalam memakai sumber-sumber alam.
Kalau jaman dulu belom ada yang meributkan tentang global warming menurut saya memang karena polusi tidak sehebat sekarang, pabrik2 masih sedikit dan manusia masih jauh lebih ramah kepada alam (seperti belanja pakai keranjang dan bungkus makanan pakai daun), dan munculnya ilmu2 tentang global warming ini menurut saya adalah hal yang alami, semua ada keseimbangannya, ilmu itu untuk mengimbangi makin hebatnya polusi yang dibuat oleh manusia. Coba bayangkan kalau tidak digembar-gembor, maka kita tidak akan tahu dan terus berboros-boros ria.
Komersilitas yang muncul ini juga menurut saya tidak sepenuhnya jelek, kalau memang organisasi-organisasi itu dapat uang dari kampanye mereka, itu tidak sepenuhnya merugikan, secara mereka telah menyebarkan fakta2 dan memberi pengertian tentang pemborosan dan polusi yang kita lakukan.
Masalah dunia pertama ini memang saya juga tidak setuju, dunia pertama kesannya mendesak dan menyalahkan negara2 dunia ketiga karena memang biasanya di negara-negara dunia ketiga pengetahuan masyarakatnya tentang global warming masih kurang, sehingga kecenderungan pemborosan masih tinggi. Tapi Amerika sendiri sebagai salah satu negara dunia pertama menduduki nomor 1 dalam hal polusi dan orang-orangnya membuang 5 juta plastik setiap JAMnya. Inggris juga, setiap natal mereka membuang 80 ton kertas untuk kado2 dan kartu2 ucapan. Seharusnya mereka mulai dari diri sendiri sebelum mencampuri urusan negara lain.
Secara kesimpulan, seperti yang dikatakan udaidep, mari kita kembali ke kesederhanaan, tampaknya teknologi dan segala kemudahan yang kita dapatkan sudah membuat kita terlena.
QUICK FACTS ON PLASTIC POLLUTION
* satu botol plastik yang biasa digunakan untuk susu memakan 1 juta tahun untuk dekomposisi.
* Satu gelas plastik memakan 50-80 tahun untuk dekomposisi.
* Kantong plastik dan sampah2 plastik lainnya yang dibuang oleh dunia ke laut membunuh hampir sebanyak 1 juta makhluk laut setiap tahunnya.
* Diperkirakan 15 miliar pound (sekitar 6 miliar kg) dari sampah, kebanyakkan plastik, dibuang ke laut setiap tahunnya.
* Setiap tahun dunia memproduksi sejumlah plastik film yang cukup untuk membungkus negara bagian Texas.
*Hampir semua plastik yang pernah diproduksi oleh umat manusia masih ada sampai sekarang.
ceritanya sangat bagus kak
kalau saya minum lebih suka diteguk lsg dari gelas daripada pakai sedotan. kalau misalnya nggak bsia diteguk langsung, pakai sendok. kecuali terpaksa kalau misalnya pakai plastik buat bawa minuman nya. ini br deh pakai sedotan.
Salam kenal!
New York Times merilis penelitian dari Universitas Chicago: “Seorang Vegetarian menghemat emisi gas rumah kaca 1,5 ton setiap tahunnya. Sementara mengganti mobil Anda dengan mobil hibrida hanya menghemat 1 ton emisi gas rumah kaca setiap tahunnya.”
So, bila kita memang peduli dengan menghentikan pemanasan global, jadilah vegetarian.
Vegetarian adalah solusi paling efektif bagi seorang individu yang berjiwa besar untuk membantu mengerem pemanasan global. Media massa kita sudah pernah mengulasnya di:
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/07/1154447/kurangi.makan.daging.cegah.perubahan.iklim
http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=Mjg4NDA=
Atau kalau mau lebih jelas, silahkan download buku Global Warming (ada versi Inggris & Indonesia) di:
http://hiduplebihmulia.wordpress.com
Semoga informasi ini berguna bagi semuanya… 😉
Terima kasih