sex dan spiritualisme

peringatan : artikel khusus dewasa. tapi bagi para dewasa yang masih memandang seks itu tabu, silakan tutup mata^^ 

Beberapa hari yang lalu, kebetulan banget, saya dapat pinjaman buku bagus sekali. Judulnya PRIA MULTI ORGASME, rahasia setiap pria untuk mengalami orgasme berulang kali dan meningkatkan hubungan seksual secara dramatis, by Mantak Chia dan Douglas Abrams Arava.

Buku ini sangat blak-blakan dan komprehensif sekali, membahas seksualitas pria dan juga bercinta. Yang menarik, bahasan buku ini tidak hanya menguraikan teknik-teknik bercinta sehingga mencapai kepuasan orgasmik, tapi juga mengungkap sisi spiritualisme dari bercinta itu sendiri.

Sayangnya, buku yang saya dapat ini ‘versi bajakan’ alias foto copy-an, sehingga saya tidak menemukan biografi singkat dari penulisnya (atau mungkin saja, aslinya juga tidak memuatnya). Tapi perkiraan saya, penulis merupakan pakar dan mendalami Tao dan kaitannya dengan seks secara khusus. Kemungkinan penulis berminat dengan spiritualitas Timur.

Bisa dikatakan, secara singkat buku ini memuat teknik-teknik Tao untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas seksual pria (dan juga perempuan). Malah ada istilah yang dipakai secara khusus yaitu Kung Fu Seksual.

Seks, dalam pandangan Tao, ternyata tidak hanya melibatkan dimensi fisik saja tapi juga spiritual. Dengan teknik yang benar, maka orgasme yang diraih bersifat ‘mistik’, penyatuan dengan pasangan dan bahkan alam semesta. Dan harap dicatat, ternyata orgasme berbeda sekali dengan ejakulasi. Dalam pandangan Tao, (pasca) ejakulasi adalah masa kematian sesaat. Energi seorang pria tersedot, dan dia memerlukan masa untuk memulihkan kembali energinya. Sedangkan orgasme, bagi pria, dia akan merasa mendapatkan suntikan energi baru (hmmm…tiba-tiba teringat dengan sex yoga kundalini -kalo ga salah-, dimana tujuannya setelah bercinta maka masing-masing pasangan bukannya kehabisan energi tetapi tetap segar dan bervitalitas) .

Saya sendiri setuju dengan dimensi spiritual dari making love ini. Karena itu, dalam idiom Inggris, dibedakan antara having sex, making love, bahkan fu****g. Saya memandang, dalam making love, yang terjadi adalah proses saling memberi dan menerima dalam suasana sakral, dan proses take and give tersebut menumbuhkan suatu energi baru yang lebih positif. Entah itu berupa leburnya sekat-sekat yang membatasi sehingga tercipta hubungan yang lebih intim, hingga penyatuan jiwa dan raga dari masing-asing pasangan sehingga tidak ada lagi ‘kamu’ dan ‘aku’ tetapi hanya ada ‘kami’ dan ‘kita’.

Karena itu, konsep Yin dan Yang, seperti dalam buku ini, menurut saya menggambarkan hukum alam mengenai spiritualitas itu sendiri, termasuk seks. Seks harus bersifat seimbang dan harmonis.

Dalam buku ini, proses making love adalah sebuah pertukaran energi. Dalam pandangan spiritual Timur, setiap materi adalah energi, tak terkecuali tubuh kita. Dalam bahasa cina disebut chi, dalam bahasa sansekerta disebut prana, dan sebagainya. Aura konon adalah pancaran energi kita yang membias keluar. Karena itu, ilmu penyembuhan Timur biasanya bersifat holistik. Dalam tubuh sendiri, energi mengalir seperti arus listrik ke seluruh bagian tubuh, dan menurut Tao, chi mengikuti (mengalir) kemana pikiran berjalan.

Energi seksual sendiri (ching-chi) merupakan salah satu dari jenis energi biolistrik yang paling kuat. Saya sendiri juga menyetujui pendapat ini. Dari pengamatan dan hasil perenungan, energi seksual adalah energi yang bersifat primitif tetapi bersifat primer. Meminjam konsep Jung dan Freud, ia adalah energi yang bersifat purba, ada pada setiap makhuk hidup. Ia adalah energi yang mendorong terciptanya kehidupan baru. Karena itu, wajar jika kita bertemu pertama kali dengan orang baru, kita cenderung tertarik dengan energi seksualnya. Individu dengan energi seksual yang kuat, biasanya lebih menarik, lebih berenergi, seperti magnet. Bahasa awam mungkin seksi, menarik, memorable, atraktif, dsb, tapi kemungkinan besar, itu adalah energi seksual yang terpancar dan ditangkap oleh orang-orang disekitarnya.

Bagi individu yang pandai mengolah energi seksualnya, ia mampu memanfaatkan secara pas di segala situasi. Pemimpin-pemimpin besar dunia, menurut saya, tak lepas dari energi seksual yang dimilikinya. Maka tak heran jika pemimpin-pemimpin tersebut umumnya kharismatik, misal Soekarno.

Baca lebih lanjut

antara pria multi orgasme dan si embok sepuh

Siang itu, 27 Maret, hari Kamis, pukul 13.00.

Pantaslah jika kami kepanasan, matahari sedang garang-garangnya menghunjamkan sinarnya ke bumi. Walau kami sudah memakai kostum yang paling nyaman, tetap saja kami kewalahan dan peluh mulai berembun di kening kami. Memudarkan bedak yang sudah kami pulas dengan hati-hati.

Walau begitu, kami berlima, aku, Nike, Ira, Nia, dan Erik, tetap asyik bercanda. Mungkin juga kami tertular dengan keremajaan mereka, anak-anak SMU itu. Apalagi ketika aku memergoki Erik sedang asyik membaca buku yang sepertinya asyik. Ku tengok covernya, dan astaga, “Pria Multi Orgasme” begitu judul yang tertera di sampul. Segera saja, buku itu menjadi topik yang mengasyikkan di antara kami. Terutama aku, yang merasa terlangkahi dan ketinggalan info.

img_0513_resize.jpg

” Dapet buku dari mana nih, Rik ? Perpus ?? ” tanyaku.

” Enggak, dari Ira tuh. Eh ini (sambil menunjuk buku) kan ada pelatihannya kan ya, aku pernah baca di internet pas lagi gugling. ”

” Hihihi, iya tuh, Erik pengen jadi subyek pelatihannya tuh, jeng, ” dua gadis itu, Ira dan Nia cekikikan.

” Kalo aku jadi trainernya aja, hehehe. Lah kamu kok bisa sampe nemu pelatihan multi orgasme, kata kuncimu opo ?? Eh, Ira, kok bisa ?? ” aku terkejut dan beralih kepada sosok manis nan imut, dengan rambut hitam legam dengan mata yang jeli, ” Dapet buku ini dari mana, Ra ?? ”

” Hehehe, itu punya Nike. Dapet pertama dari Farah trus temen-temen pada motokopi, akhirnya nyebar deh, ” ujar Ira sambil cengengesan.

” Hah, Farah, yang jilbaban itu ? ” sekarang gantian Erik yang terkejut.

” Yee…..emang kalo jilbaban kenapa ??? Ga boleh ?? Yeee….kan penting buat suaminya, ” kami bertiga koor dengan serentak.

Erik Cuma cengengesan dan kembali membuka-buka halaman dengan halaman dengan khusyu’. Apalagi kalau pas ada gambarnya, tambah khusyu’ deh. Lantas kupinjam buku itu dan kubuka daftar isinya. Apa sih, isinya, batinku penasaran.

Bab Satu

  • Buktinya Ada Dalam Celana Anda
    • Gelombang Otak dan Refleksi
    • Buktikanlah
    • Kematian Sesaat

Bab Dua

  • Kenali Diri Anda Sendiri
    • Tubuh Anda
    • Energi Anda
    • Perangsangan Anda
    • Ejakulasi Anda
    • Orgasme Anda

Bab Tiga

  • Menjadi Pria Multi Orgasme
    • Dasar Pernapasan
    • Meningkatkan Pemusatan Perhatian (Konsentrasi)
    • Memperkuat Otot Seksual
    • Manjakan Diri dan Pengerahan Diri
    • Belajar Mengendalikan Ejakulasi
    • Belajar Mengendalikan Energi Seksual
    • Tarikan Dingin
    • Tarikan Panjang
    • Penguncian Jari
    • Bilamana Harus Berejakulasi

Bab Empat

  • Mengenal Pasangan Anda
    • Tubuh Wanita
    • Orgasme Wanita
    • Perangsangan Dirinya

Bab Lima

  • Menjadi Pasangan Multi Orgasme
    • Memberi Kenikmatan pada Pasangan Anda
    • Teknik Pemasukan
    • Seni Lanjutan dari ….

Baca lebih lanjut

dream job(s)

1. ga ada aturan soal pakaian (paling benci seragam dan diatur-atur musti pake sepatu, stelan, dsb)

2. bebas mengekspresikan ide dan menuangkan konsep

3. memberi kesempatan berkembang dan dipercaya tanpa harus disupervisi penuh, ya dibimbing harus tapi lebih suka gaya mentoring ato coaching  gitu

4. bisa travelling dan jalan2 dibayari

5. bisa bebas ngatur jadwal sendiri

6. sesuai hati nurani (peduli lingkungan, bisnis / usaha yg environmental-friendly)

7. bisa memberdayakan orang di sekitarnya, entah itu karyawannya ato masyarakat di sekitarnya

8. jadi bos buat diri sendiri

9. sesuai dengan minat yang aku suka dan cinta (lingkungan, animal welfare, kreatif, menulis, make up artis, fashion, music, movie, spiritual, psikologi sosial-transpersonal)

10. free-lancer ato associate partner, jadi bisa punya lebih banyak waktu utk bersenang-senang dan melakukan apa yang aku suka

11. penghasilan seperti gaji NGO di Aceh tapi standar hidup Jogja dan punya passive income

12. punya warung makan dan butik, jadi kl pengen makan2, menjamu teman, ato beli baju+sepatu baru, ga usah ngeluarin duit di toko/warung orang lain

13. bisa melakukan pekerjaan dari rumah ato tempat2 lain kalo pas lagi bete di rumah

** ada yang berminat utk sparring, nanem modal, ato kasih proyekan ??^^

** ato aku jualan konsep aja ya, trus ntar aku dapet kayak semacam royaltinya gitu….banyak ide tapi kurang tenaga dan jadi ga fokus…

menulis dan kebebasan

hmmm….mendengar obrolan temen-temen, dalam kumpul-kumpul beberapa waktu yang lalu membuat aku merenung dan gelisah

aku jadi mikir, apa sih tujuanku nge-blog ini ??

kalo dirunut-runut, usia blog-ku lagi lucu-lucunya (walo kemajuannya lambat banget, maklum otodidak, ga mudeng bab internet maning T_T lah kok membela diri). tetapi baru mulai intens dengan komunitas bloger, ya baru-baru saja. dan di balik kesenangan itu, ternyata membawa kegelisahan.

ternyata bloger-bloger yang kutemui adalah orang-orang hebat. dibalik kekonyolan dan kepekokan mereka, mereka menyimpan suatu idealisme sendiri. paling tidak di mataku, mereka sedang dalam berproses pencapaian mimpi-mimpi dan harapan mereka tanpa membuang idealisme itu.

**hah, benerkah ? bahasanya kayaknya kok keren banget…

yah, itu menurutku. dan aku minder.

kemudian mulai aku digelayuti beban dalam nge-blog. ketika menulis mulai dihantui dengan pikiran-pikiran ga penting seperti : ‘apa ya, respon pembaca ??’ dll.

aaargh, aku ingin menulis tanpa beban. tanpa harus memikirkan orang lain. aku ingin menulis, karena aku suka. titik.

** ingatlah, meth, kamu kan bercita-cita jadi penulis…katanya kamu (dulu) hobi nulis…

ya….and its been a long time ago….

rasanya enak sekali, menulis apa saja yang kita suka tanpa beban. ga digelayuti pikiran macam-macam. merdeka. bebas.

menulis bagiku adalah pembebasan. katarsis.

aku menulis karena aku cinta menulis. entah itu di blog, entah itu di media massa, entah itu di diary.

blog hanyalah media.

aku menulis dengan merdeka dan bebas.

dan aku mencintainya.

** menulis untuk katarsis ?? katanya menurut penelitian2 psikologi klinis, bisa dilakukan selayaknya terapi. dan hubungannya signifikan dalam menurunkan beban depresi bahkan yang disebabkan perisitiwa traumatik.

** menulis sebagai aktualisasi diri. dengan menulis, siapa yang tahu akan memaksimalkan potensi-potensi diri. -wuah kayaknya musti mulai nulis yang relevan dengan latar belakang, dg lbh serius ga celelekan ni T_T –

SEXY…… *mendesah on*

  perhatian, postingan berikut harap dibaca oleh pembaca yang sudah dewasa. mengapa ?? karena anda akan banyak sekali menjumpai rangkaian huruf yang sangat tabu (tapi dihasratkan dengan sangat secara diam-diam) yaitu huruf es, e, ka, es (plus ye^^). Ok ??

*komentator iklan on*

Udah liat iklan lux yang baru, versi Magic Spell ??

Di iklan animasi tersebut, sang tokoh Luna yang digambarkan awalnya memakai rok panjang, rambut diikat, mata bulat, menemukan sabun Lux yang merubah ‘hidupnya’. Gara-gara sabun itu, dia menjadi pusat perhatian pria kemana saja. Digambarkan Luna berubah memakai rok mini ketat, sepatu hi-heels, atasan berpotongan leher rendah, rambut digerai, mata sayu, ketika berjalan pinggulnya melambai, dan dia berjalan di antara bangunan-bangunan yang memasang neon sign “disco”, “hotel”, dsb.

Heee ?????

Whad do u think ???

Baca lebih lanjut

CAN YOU FALL IN LOVE WITH BLOGER ???? (update)

 Jujur, topik tentang cinta dan relationship, adalah salah satu minat aku.

Dan, bicara tentang cinta dan dunia maya, well, teman-teman udah ga asing lagi dong. Hayo, saya mau tanya, siapa yang pernah ngrasain jatuh cinta lewat chatting ??? ato, siapa yang pernah menjalin hubungan alias deep relationship lewat chatting ??

Jujur lagi, saya pernah. Dan….boleh dibilang, itu ‘kecelakaan’, karena saya masih ijo. Itu lho, jamannya nge-MIRC. Saya ‘terdampar’ disuatu forum dan entah kenapa saya begitu tolol memberikan nomer kontak. Alhamdulilah, syukur, dia cowok baik-baik. Hanya saja, hubungan kami tidak berjalan lama, hanya sekitar 2 bulan kurang, hehehe, karena fondasi yang ga jelas itu. Sekali lagi, syukur, dia cowok baik-baik yang tidak memanfaatkan keluguan saya (teriring salam dan sejahtera untukmu yang jauh disana^^).

Enough curhat !! :p

-Errr…..tadi itu sharing kok-

Berdasar kejadian di atas, saya makanya agak trauma dan waspada dengan kenalan modus operandi chatting. Adanya suatu persepsi, bahwa dunia maya bukan tempat yang aman untuk menjalin hubungan serius dan langkanya kejujuran. Tapi rupanya jaman terus berputar. Dan saya dikagetkan dengan teman-teman saya yang berhasil mendapatkan pasangan hidup lewat frenster. Ya, lewat frenster !!! Mengerikan. Maksud saya, aduh baby, gimana cara kok bisa ??? Profile yang ada di FS kan 68% TM palsu. Tapi, fakta berbicara, dua sahabat saya -catat ya, sahabat, bukan teman- berhasil mendapatkan soulmate lewat FS.

Saya makin tertarik dan penasaran dengan jatuh cinta gaya dunia maya ini. Sayangnya saya termasuk old skul, yang ga terlalu menikmati ngobrol via chatting dunia maya. Hanya aja, saya bisa memahami, jika ada yg jatuh cinta lwt chatting ini. Mungkin berawal dr ngobrol kok nyambung, dan bla3 tukeran foto, kontek nomer pribadi, dan lanjut kopdar. Nah sesi kopdar ini yang biasanya sangat menentukan. Kenapa ?? Karena selama berhubungan di dunia maya, pelaku biasa bermain imajinasi. Dan saya sangat memahami, betapa permainan pikiran yang satu ini bisa cukup berbahaya.

Maka ketika kopdar dan serangkaian pertemuan nyata terjalin, apakah serangkaian obrolan intim sebelum kopdar bisa menjamin ‘reaksi kimia’ ketika bertemu di dunia nyata ???

Jawabnya ternyata belum tentu.

Dengan FS dan banyak artikel sejenis, dimana kita bisa melihat bulat-bulat profile orang lain, bisa jadi ketertarikan yang terjadi adalah ketertarikan fisik. Apalagi dengan teknologi sotosop, wajah bak bulan purnama alias bocel2 bisa disulap halus mulus. Sudah begitu, pajangan foto FS umumnya sejenis, NARSIS SOK IMUT (hehe saya juga). Familiar dong, dengan pose-pose seragam ini; wajah setengah miring dengan agak melirik kamera hape yang menjepret dari atas >_< (Oh God, i did it too). Biasanya pula, apa yang terpajang di FS (dan situs sejenis) memang tampilan terbaiknya.

Hanya saja, dari sekian juta penghuni dunia yang cantik, ganteng, seksi, bagaimana bisa mendapatkan reaksi kimia yang cocok ??? Ini yang menjadi misteri bagi saya atas sahabat saya yang hendak menikah dengan lelaki pujaan yang ditemui lewat FS.

Mari beralih ke blog^^

Beberapa hari yang lalu, ketika ngebut anter mbak Fany dan mbak Wiwik ke Jombor, sempet tercetus pertanyaan iseng, “ada gak, bloger yang jadian ??”

Weeeeuw, ternyata ada lho. Sesama bloger gitu ??? Ada gak, bloger yg jadian sama fans-nya yang bukan bloger ??? Ternyata bisa ya, jatuh cinta sama bloger yang ngeselin, usil, ndableg, dan jelata itu ???

Ya dong, mustinya bisa. Bloger juga manusia kan ??

Apalagi blog sifatnya lebih personal. Maksut saya, hei,kamu bisa menilai seperti apa si pemilik blog dari tulisan-tulisannya. Apakah beyond religions (jangan sampe ngomongin dogma agama), doyan jalan (siap-siap diajak backpacker keliling dunia), tukang misuh (pertanda orangnya blak-blakan omong apa adanya, kamu cantik ya cantik, lagi jelek ya jelek banget), serius (siap-siap untuk diajak diskusi apaaaa aja), berbau mesum (no komen), religius (siap-siap untuk langsung diajak nikah krn menolak pacaran), berbau kucing (siap-siap diomelin setengah mati bahkan diputus kl nendang kucing), mbanyol (siap-siap kl ajakan lamaran nikah ditanggepi becanda terus), dsb.

Hei, jelas banget bukan, kita bisa menilai ada persamaan value tidak dengan si pemilik blog. Konon, salah satu resep relationship yang sehat dan awet adalah persamaan value. Hobi boleh beda, karakter boleh beda, agama boleh beda, jenis kelamin harus beda, tapi kecocokan nilai akan membuat fondasi lebih mantap -konon-.

Saya tidak bisa membayangkan, bloger religius fanatik pecinta FPI fans mati Abu Bakar Baasyir jadian dengan bloger liberal, vokal, maniak musik, Doraemon, dan yang haram2 lainnya, plus pengidola Ulil Abshar Abdala. Can you ???

Pertanyaanya adalah, apa yang membuat kita jatuh cinta kepada bloger ???

Dan, artinya lain sekali lho, dengan : “jatuh cinta karena dia bloger”.

Waduuuuw, yang ini mah, ga tulus sekali cintanya.

Untunglah, pasangan saya saat ini bukan bloger, dia mencintai saya bukan karena saya bloger, dan saya ga akan memaksa dia jadi bloger. Biarlah kami punya dunia masing-masing^^

** mohon maaf kepada individu yang GR merasa dirinya menjadi contoh dalam postingan ini. semua hanya kebetulan semata yang sangat tidak menguntungkan. kepada pembaca yang penasaran dengan siapa-siapa di balik sosok yang saya sebut sebagai contoh, harap telan bulat2 kekecawaan anda. saya mengharapkan anda mengenal mereka secara personal daripada penilaian dangkal nan sesat dari seorang psikochlox yang diragukan reliabilitasnya……

maturnuwun^^

UPDATE :

Dari respon yang masuk, ternyata masih ada yang belum menangkap maksud dari postingan ini. Memang, FS, blog, dsb hanya sebuah mediasi bagi pertemuan lebih lanjut. Sama halnya dengan hape, seminar, workshop, dsb. Hanya, saya disini menyoroti mediasi di dunia maya. Alih-alih FS dan YMan, saya sedang mempromosikan blog sebagai sebuah mediasi baru yang aman, nyaman, terpercaya^^.

Seperti yang diuraikan di atas, blog (apalagi yang narsis) bersifat lebih personal. Semakin kita mengakrabi postingannya, komen-komennya, semakin kita mengenal sosoknya (paling tidak meraba-raba lah). Seperti apa interest-nya, apa yang penting baginya, seperti apa pandangannya mengenai dunia, dll. Dengan demikian, bisa lah, diraba, apakah sama dengan kita atau malah jadi timbul hasrat untuk mengenalnya lebih dalam.  So, sell yourself via blog :mrgreen: !!!!

** selling yourself ini benernya ga terbatas untuk perjodohan, bisa juga dimanfaatkan untuk karir. misal dengan bikin resume /CV, ato postingan-postingan yang merupakan minatmu dan sedang mengincar pekerjaan di bidang tertentu. misal, ingin sekali bekerja sebagai jurnalis di bidang pariwisata. dengan rajin menuliskan postingan tentang hasil jalan-jalanmu, itu akan menjadi poin plus-plus-plus-plus di mata redaksi dan HRD. (sori, Zam, kamu tak dadekke conto 😀 Siapa yang tahu sih, kelak kamu jadi the next Bondan Winarno or else)

dhemit-dhemit ratu boko……. (update)

Hari Sabtu itu, sesuai dengan yang telah dijadwalkan oleh Kasultanan Ndoyokarto Hadiningrat, berlangsung hajatan besar Pisowanan Ageng bla3 yang disingkat menjadi Pasak Boemi. Hajatan ini konon untuk menyambung tali silaturahmi antara founding fathers and mothers of CahAndong sekaligus sebagai ajang kopdar raya.

Di tengah-tengah kesibukan yang bertubi-tubi (maklum, pekerja serabutan, jadi musti siap untuk nguli di hari libur sekalipun) alhamdulillah beban laporan berhasil diselesaikan dengan sukses pada hari jumat sore. Dan malamnya setelah menyerahkan laporan, diiringi hujan gerimis mengundang, daku menyempatkan diri untuk ber juminten ria.

Di sisi lain, dari ajang juminten terungkap ‘berkah’ long weekend bagi pelaku pariwisata tapi ‘pulung’ bagi beberapa wisatawan. Jogja yang diserbu wisatawan selama musim liburan panjang kemaren, sungguh tidak menguntungkan bagi beberapa teman bloger. Padatnya tingkat hunian hotel, losmen, dsb membuat beberapa teman kebingungan mencari tempat bermalam yang nyaman. Sayang sekali, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Nggak mungkin to, saya mengusir tamu yang udah booking beberapa waktu sebelumnya, hehehe. Insya Allah, jika rumah ‘kami’ sudah ‘resmi’, maka saya akan lebih leluasa menjamu teman-teman bloger yang berminat beristirahat di Jogja dan kehabisan penginapan, hehehe. Doakan saja, frens ^^

Keesokan harinya, dengan agak terlambat, saya segera menuju tempat ngumpul yaitu di boulevard UGM. Kayaknya sengaja di pilih, karena tempat ini konon merupakan landmark Jogja, alternatif selain Tugu, hehehe. Alasan lain, saya curiga, untuk mempromosikan Jogja dan UGM khususnya sebagai tujuan untuk melanjutkan pendidikan, s e c a r a beberapa bloger yang akan datang adalah anak-anak pra-mahasiswa (uh, hai, Debe, Blogie, Zazi^^).

Ternyata di boulevard masih sepi…..hanya beberapa orang yang sudah siap sedia. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh saya, untuk sarapan khas Klaten. Apalagi mas Alex juga sepertinya sudah kelaparan. Seperti gayung bersambut, maka kami beriring-iringan berjalan kaki saja, menuju depan Panti Rapih untuk makan nasi sambel tumpang. Ohoooo, ternyata benar. Mas Alex, Gun, dan Zazi belum familier dengan jenis makanan ini. Jadilah mereka pesan nasi sambel tumpang, sementara saya bubur jawa.

Nasi sambel tumpang sebenarnya adalah nasi dengan lauk urap (ada gori/nangka muda, ada kenikir, dengan bumbu parutan kelapa) dan disiram dengan sambel tumpang. Sambel tumpang adalah daging (khasnya adalah daging koyor, kalo beruntung bisa tuh minta koyornya), tahu dan telur yang dimasak santan. Cita rasanya gurih pedas. Penampakan seperti brongkos, tapi entah, pake keluwak ato tidak, karena rasanya lain dengan brongkos.

Ooookey, kembali ke topik semula. Setelah ditraktir oleh mas Alex, di boulevard sudah ketambahan tamu barudak dari Bandung. Oleeee, selamat datang Kang Herry, Blogie, dan Debe. Ada neng geulisnya (Teh Mina) juga, tapi masih nyangkut di hotel. Dan kami pun terkagum-kagum mendengar kisah perjuangan kawan-kawan kami ini dari Bandung. Kang Herry emang te o pe be ge te, bujug dah semangatnya. Inspiratif, terutama dari segi kebiasaannya yang travelling sampe pelosok itu.

Singkat cerita, kami menjemput beberapa orang lagi, dan langsung ke Boko. Selama perjalanan, saya pribadi yang belum pernah ke Boko, langsung disergap kekaguman dan terbuai oleh keindahan pemandangan sawah yang menghampar. Apalagi ketika sampai di tempat. Walaupun baru di pendopo tempat peristirahatan (???), mata saya langsung terpesona oleh keindahan lukisan agung Tuhan. Busyet (ups, kok misuh) Merapi tampak kokoh berdiri dan leluasa memamerkan keperkasaannya, dari ujung kaki ke ujung kaki yang lain. Tampak juga bukit Turgo dan Prambanan. Duh Gusti….betapa agung lukisanmu…..

** yang jelas, penyakit disoreintasi arah di Boko ini tambah parah, karena tidak bisa lagi berpatokan utara = Merapi >_<

Saya benar-benar terpesona dan tak bosan-bosan memandangnya. Rasanya masih enggan meninggalkan pemandangan tersebut, tetapi sang Tour Leader sudah dhawuh untuk segera ke lokasi.
Menyusuri jalan setapak, lagi-lagi mata cukup dimanjakan oleh penataan taman yang cukup asri. Sekali lagi, saya cukup mengapresiasi pengelola Taman Wisata Candi Boko ini. Walau dari segi tiket lumayan mahal (dibanding candi Plaosan dkk yang ngenes) tapi nyata pengelolaannya cukup baik. Tetapi seharusnya masih bisa ditingkatkan lagi, saya percaya itu. Yang ada sekarang cukup bagus tapi masih belum sempurna.

Kembali ke Boko, saya cukup terperangah dengan landscape secara keseluruhan. Apalagi mendengar dari Tour Leader alias Sultan yang menjelaskan bahwa kompleks Boko bukan candi pemujaan seperti candi-candi pada umumnya, tapi merupakan kompleks kraton. Ohoooo….pikiran saya langsung melayang, membayangkan bahwa lokasi tersebut sungguh sempurna untuk sebuah lokasi pemotretan pre-wedding.
Jangan khawatir dengan mitos bahwa pacaran di candi akan berakibat buruk (putus), karena Boko bukan candi tapi kraton^^.

Sayang, saya kehabisan kata-kata untuk melukiskan keindahan candi Boko ini. Saya hanya ingin mengulanginya lagi, dengan kekhusyukan yang dalam, sehingga imajinasi saya bisa benar-benar liar. Uh, rasanya waktu itu pengen ada mesin waktu a la Doraemon, jadi bisa tahu kehidupan waktu itu. Rasanya aneh dan takjub aja, melihat kompleks Boko yang sekarang dan membayangkan kehidupan kerajaan pada waktu itu dengan segala intriknya. Waoooow…..

Acaranya sendiri cukup meriah. Selain sesi foto-foto (tentu saja, kumpulan PSK –pria perempuan sadar kamera- ), kenalan, tour de Boko, plus sesi game yang sejatinya bertujuan untuk mengguyubkan peserta, syukur-syukur bisa menghibur. Ternyata oh ternyata, malah saya yang terhibur bukan buatan.

Game-game yang ada sebenarnya ga baru-baru amat, sudah sering dilakukan di training-training. Sengaja dipilih game energizer / ice breaking dan team building. Namanya saja energizer / ice breaking, tentu saja tujuannya untuk ‘memecahkan’ suasana alias menghangatkan suasana. Sebenarnya, suasana yang terbangun sudah cukup hangat dan mengalir sih, tapi rugi dong, sudah disiapin kok gak dijajal. Walhasil, game cukup sukses menghibur SAYA. Ya, saya, saya yang malah sangat terhibur oleh ulah kawan-kawan.

Weeeees jaan* (*ungkapan jawa yang susah dicari padanan Indonesianya), susah digambarin pake kata-kata, polah lucunya kawan-kawan ini. Tapi tiap inget kejadian itu, saya kok ga bisa menahan senyum di wajah.
Contohnya seperti waktu Mas Pepeng bingung membedakan antara kanan dan kiri. Aseliiiii, waktu itu saya ngakak banget sampe sakit perut apalagi lihat expresi tampangnya Mas Pepeng yang sangat2 bego dan polos, lugu aseli, ga ngerti antara kanan kiri. Huaaaaahahahahaha sayang ga ada foto yang berhasil merekam expresi ketololannya itu.

Terus juga expresi mesum, aseliiii mesum, dari Zamroni sang Sultan. Entah bagaimana, posisinya yang sewaktu game energizer pertama dia di antara para cowok, kok tau-tau bisa berada di tempat yang sangat strategis, diapit oleh dua cewek manis (kl ga salah, Tika dan Fany). Walhasil, Zam Cuma bisa ngiler-ngiler ngeces aseliiiii tak terkatakan deh, ekspresinya, hahahaha. Saya hanya bisa mengingat karakter kakek kura-kura di komik Dragon Ball dan mengimajinasikan kalo Zam sudah muncrat-muncrat darah mimisan hidungnya.

Terus juga waktu game team buliding yang menguji strategi dan kekompakan bersama. Wahwahwah, cowo-cowo itu ternyata sangat jumawa sekali. Tapi begitu tau gimana susahnya, dan dari tiga kali percobaan gatot alias gagal total semua, trus mutung toooo, walaaaaah huuuuuuu penonton kuciwaaaaaaa. Nah, dari game kemaren, apa yang kawan-kawan dapat ?? Bahwa membangun kekompakan itu …… (isi sendiri) karena itu membutuhkan ……………. (isi sendiri) jadi kesimpulannya, bloger-bloger musti kompak tak peduli dari mana dia berada (wuih, gayaneeeeee metuuuuu^^).
Tapi aseliiii saya sukses dibikin ngekek se-ngekek-ngekeknya melihat perjuangan mereka. Apalagi ketika mas Alex masih tampak sangat penasaran, sayangnya rekan-rekannya tidak sependapat dengannya. Anto dengan jujur mengutarakan, mewakili isi hati semua (???) peserta bloger berjenis kelamin wortel pada ajang tersebut. Pernyataannya adalah, tiadanya bloger tomat pada sesi game tersebut berkorelasi lurus dengan semangat juang mereka.

Hahahaha…..asliiiii saya dihibur oleh kekonyolan, ketololan, dan lain-lain kawan-kawan. Pokoknya waktu itu, otot senyum di bibir saya seakan-akan mau dhol alias copot saking seringnya ngekek. Makasiiiii kawan-kawan, mau lagiiiiiii ^^
(obat mujarab kl lagi stress, kumpul aja sama bloger-bloger sablenk ini).

Catatan tambahan : lokasi TWC Boko ini pas banget buat outing. Kapan-kapan outing nyooook^^

** skrinsyut nyusul yaaaa
** maap kl ada perkataan yang ga berkenan, mungkin kesan jujur saya salah penyampaian^^

UPDATE :

Dari hasil penilaian temen-temen gw, cewe, para psikolog (dan manis2) sesudah melihat dan menganalisa foto-foto Candi Boko kemaren, terpilih bahwa Debe dan Blogie adalah bloger-bloger wortel yang berhasil merebut hati temen-temen gw. Komen mereka, “ni anak fotogenik banget deh, imut, bikin gemes” 😆

ini kabar baik………..

http://atapsenja.wordpress.com/2008/03/15/lapar-menjemput-ajal-pedulikah-kita

membaca komen2 di blog mbak Hanna itu, sungguh menggedor nurani dan inspiratif sekali.

terharu dan optimis, bahwa kita masih peduli.

biar sudah sering kita membaca berita menyedihkan seperti ini, sudah jenuh kita mendengar umpatan kekesalan atas keprihatinan ini, tapi temans, sungguh, aku terpesona dengan energi yang ditunjukkan oleh kawan2 blogger ini.

banyak yang tidak saling kenal, banyak yang terpisah jarak, sebagian besar pun anonim, tapi hei, itu bukan halangan !!!

blogger2 telah saling percaya, saling peduli, bersatu padu melawan bencana kemanusiaan yang paling mengerikan : ketidakpedulian.

bagaimana dengan anda ??

* sambil menulis ini mikir2, didepan rumah ada orang, bapak2 sekitar 50an, dia tidur beralas dan bertutup tikar, di epan balai RW.

* teringat, klau pulang malam, melewati jalan gowongan kidul, melihat beberapa gelandangan tidur seadanya di depan rumah kosong, di emperan toko. dan ada satu gelandangan yang sudah sangat sepuh, mungkin usia 70an, sering melihatnya berjalan entah mencari apa. pernah dua-tiga kali, tak samperin, ku beri dia nasi bungkus sekedar untuk makan. dia mengucapkan terimaksih dan entahlah, aku memangkap nada kesepian di suaranya.

* teringat juga, dengan anak-anak loper koran di perempatan Gramedia, sepertinya berjualan selesai sekolah, krn kalo pagi sampe jam 10an, ga pernah ketemu. ada satu anak yang mencuri perhatianku, anak ini cewek, badannya kurus, semakin lama semakin hitam kulitnya dipanggang matahari. dia polos jualan koran yang makin sepi peminat, sementara loper koran yang lain, jualan Kompas ato Koran Tempo seribu rupiah per eksemplar. ya jelas dia kalah saingan no. pernah kuberi sedikit uang jajan, dan dia sepertinya terlalu polos ato gimana untuk ngucapin makasih.

* teringat juga, dengan nasib bayi-bayi kucing yang dibuang ke tempat yang tidak layak, mungkin juga mati kelaparan…….. *nangis bombai*

panduan nonton tipi untuk ortu ^^

Sodara, ngakuin nggak, kalo lg ngobrolin soal tayangan televisi nasional, satu hal yang menonjol dan bikin rame : sinetron.

Banyak sudah yang menghujat (apalagi di internet) dan banyak juga pakar yang menilai sinetron sungguh tidak mendidik. Nengok blogs, juga sama, buanyak yg eneg dan misuh-misuhi sinetron. Di lain pihak, sinetron masih kenceng bercokol di setiap jam tayang televisi nasional, dan masih aja rame pendukungnya.

Daripada capek-capek dan bikin nambah dosa ngomongin sinetron (soale pasti sambil misuh-misuh dan menghujat penuh emosi, hehehe), mending ngobrolin tayangan yang sarat mutu di tivi nasional. Wueit, emang ada ??? Ada dong, makanya jangan keburu anti pati ma tivi. Palagi, banyak masyarakat kita yg belum melek media apalagi akses internet. Masih banyak yang mengandalkan televisi untuk membungkam anak-anaknya supaya duduk tenang di rumah dan juga sebagai sarana hiburan yang mudah plus murah.

Untuk itu, dari gw sendiri, gw sangat mengapresiasi dan memberi jempol kepada Trans Group. Menurut gw pribadi, dari tayangan stasiun televisi mereka, bisa lah dinobatkan sebagai televisi untuk keluarga Indonesia (daripada Televisi Pembodohan eh Pendidikan Indonesia ato SCTV yang mengklaim satu -stasiun televisi- untuk semua -umur-). Mengapa ??? Karena sampe saat ini, dibandingkan dengan televisi yang tidak mengkhususkan diri kepada berita, stasiun televisi milik Trans Group itu, porsi untuk sinetron sangatlah sedikit dan didominasi tayangan in house atau tayangan impor yang edukatif.

Mari kita lihat.

Program Laptop Si Unyil yang tayang tiap hari dari Senin sampe Jumat jam 13, sangat pas dengan jam anak-anak yang sudah pulang sekolah. Laptop si Unyil ini sangat informatif dan edukatif, disajikan dengan gaya yang tidak membosankan. Bahkan bagi penonton dewasa, banyak sekali informasi baru yang bisa dipelajari dan menarik (tidak membosankan).

Biasanya, Laptop si Unyil ini bercerit tentang suatu tema, misal bolpoin. Nah, kita-kita ini kan udah akrab banget dengan bolpen, tapi pernah ada yang membayangkan proses pembuatannya ??? Si Unyil ini menayangkan proses pembuatannya di pabrik, dan di akhir tayangan, biasanya muncul “Ooo…gitu to”. Tayangan juga tidak berhenti disitu. Diceritakan juga, sejarah penemuan bolpoin, serba-serbi bolpoin, dan hal-hal yang berkaitan dengan bolpoin. Topik-topiknya sederhana, dekat dengan kita, tapi sangat informatif.

Pas kapan malah pernah lihat, topiknya tentang pembuatan emas batangan dan serba-serbi emas. Menarik dan edukatif banget deh.

Jadi manfaat bagi si anak, selain sisi kognitif (menambah pengetahuan), si kecil juga diajak belajar untuk menghargai sebuah proses. Malah siapa tahu, terungkap minat si anak. Dengan mencermati si kecil, ia lebih antusias untuk topik apa, misal teknik atau lingkungan hidup, maka ortu bisa memberi pembekalan sejak dini.

Tayangan lain, ada Si Bolang (Trans 7) atau Surat Sahabat (Trans TV). Kedua program tersebut hampir sama, berkisah tentang keseharian anak-anak dari berbagai daerah di seluruh nusantara. Anak-anak itu juga tampil apa adanya tanpa polesan make up dan kru film berusaha menampilkan sesuatu yang khas dari daerah tersebut.

Dengan menonton Si Bolang, anak-anak belajar untuk mencintai keragaman budaya dan kekayaan Nusantara. selain berguna untuk memupuk nasionalisme, anak-anak juga belajar untuk menghargai keragaman alias pluralisme. Biarkan anak-anak mengetahui teman-teman mereka dari pelosok Papua, desa terpencil di Nusa Tenggara, hingga anak-anak yang belajar di sekolah mahal berstandar internasional di Jakarta. Dengan bertambahnya wawasan keragaman, minimal anak-anak belajar untuk lebih terbuka dan open mind dengan perbedaan.

Menurut pengamatan, anak-anak yang terbiasa dengan perbedaan, mereka lebih cepat dalam beradaptasi di berbagai situasi dibandingkan dengan mereka yang hanya terbiasa pada satu situasi saja. Ketidakmampuan beradaptasi rentan dengan adanya masalah-masalah psikologis, misal stress, depresi, dsb.

Masih di Trans 7, saya sedang senang-senangnya nih, nonton Jalan Sesama. Program ini diadaptasi dari Sesame Street yang sudah berjalan puluhan tahun di Amerika. Kelebihannya, materi yang ditayangkan di Jalan Sesama ini, sangat pas untuk anak-anak usia dini (balita hingga sekolah dasar awal). Tidak hanya dari materi yang berupa pengetahuan, pembuat materi menyelipkan juga nilai-nilai khas nusantara, sehingga Jalan Sesama ini sangat khas Indonesia. Lihat saja dari opening-nya, ada animasi burung cendrawasih. Sangat khas Indonesia bukan ???

Juga dari karakter-karakternya, ada Bik Yem, ada si Jabrik yang personifikasi dari badak bercula (khas Ujung Kulon, bukan ??), Pak sapa gitu, yang menjaga perpustakaan tapi juga bertransformasi a la Superman menjadi Gatotkaca, trus sapa lagi ya…duh ga apal, ga mesti nonton sih.

Penggambaran ‘kampung’ di Jalan Sesama juga, sangat meng-Indonesia. Lihat dari rumah-rumahnya, yang arsitekturnya, menurutku ‘kampung’ banget deh. Jadi bukan gedong-gedong megah dengan pilar-pilar khas rumah-rumah mewah. Penyampaian yang tidak membosankan, karena sosok manusia sangat jarang, lebih didominasi oleh boneka, dan juga animasi kartun. Tahu dong, anak-anak sangat tertarik dengan karakter fabel ataupun kartun.

Untuk si kecil, tentu saja dia akan belajar banyak sekali. Misal belajar untuk mencuci tangan, lebih banyak makan buah, makan empat sehat lima sempurna, angka, menulis abjad, dsb. Apalagi jika didampingi ortu, maka ortu bisa meyelipkan tentang keragaman khasanah budaya dan nilai-nilai moral. Misal tentang satwa khas Indonesia, “itu lho dek, cendrawasih hanya ada di Papua” maka si kecil juga belajar untuk mencintai satwa ; “itu dek, Gatotkaca itu ga kalah sama Naruto, ototnya aja selentur kawat, tulangnya sekuat besi” maka si kecil juga belajar menghargai local heroes ; “tuh dek, si Jabrik aja baik sama Bik Yem, ga bentak-bentak, apa-apa ga nyuruh Bibik” ; etc.

Jika program di atas belum tayang, dan jam-jam lain masih didominasi tayangan gossip dan shitnetron, masih ada alternatif yang menarik kok. Misal kalau pagi, Trans 7 sering menayangkan program dari Discovery Channel atau National Geographic, atau Animal Planet, atau apa lah, tapi semua edukatif. Misal tayangan tentang satwa, tentang tempat-tempat menarik dari seluruh dunia, dll. Si kecil bisa belajar untuk menyayangi lingkungan dan menghargainya, wawasan bertambah, dan juga belajar untuk mengembangkan imajinasinya (misal ingin mengunjungi menara Pisa di Italia). Atau tontonan yang menghibur, Animal Funniest Video di Anteve, dimana bisa melihat polah binatang-binatang yang bikin ngakak.

Kalau mau anak Anda kecil-kecil tapi udah punya instink a la Bill Gates dan orkay-orkay lain (orang kaya), tontonin aja tuh Metro. Apalagi pas program Market Review. Siapa tahu si anak, jadi jago analisa pasar saham dan bursa atau jago analisis politik dan hukum. Ortu mana yang ga bangga, anaknya beda sama anak-anak lain yang taunya ngomongin Naruto dan sinetron Cahaya atau Mentari.

Mengapa sebagai ortu harus menjauhkan tayangan semacam sinetron, infotainment, atau reality show seperti Idola Cilik ???

Sinetron, walau klaimnya untuk anak-anak (seperti si Eneng), tapi dalam penyusunan skenario dan adegan, mereka tidak berhati-hati dengan materinya. Si pembuat memang ingin menyampaikan nilai-nilai yang baik, tapi dalam perwujudannya, yang lebih menonjol adalah kekerasan verbal, jalan pintas, tidak mau bekerja keras, dll. Misal contoh yang tadi, Eneng. Si anak akan belajar ngelamun, “wah enaknya andai ada kaus kaki atau peri-peri. Ga usah ngapa-ngapain, si peri akan menolong” dll. Bayangkan dampaknya, si anak akan menjadi pemalas dan tidak menghargai proses plus kerja keras di baliknya.

Karakter protagonis di shitnetron itu juga terlalu lemah, manut, tidak berdaya, dsb. Saya khawatir adanya Cinderella syndrome, dimana si anak menunggu uluran tangan pihak lain, alih-alih berinisiatif untuk merubah nasibnya sendiri. Tentang Cinderella syndrome ini, saya kupas di postingan lain ya^^

Jika tidak didampingi ortu yang mengerti benar cara menyampaikan atau pengasuhan yang baik, maka si anak malah belajar nilai-nilai yang salah dari sinetron tersebut. Yang sering terjadi, dari hasil pengamatan, selama mendampingi anak nonton, ortu malah ikut ndomblong nonton, kadang malah ikutan emosi dan gemes dengan tokoh antagonisnya. Lhaaaaa, kalo gini, gimana mo belajar ??? Mengerikan !!!

Tayangan infotainment, ga usah lah, dijelaskan gimana itu bukan tayangan yang bagus untuk anak-anak. Kalo reality show macam idola cilik, sudah ada orang tua yang mengeluh. Memang acara itu, menurut saya, ga banyak gunanya untuk anak-anak. Murni hiburan dan dibalik itu, siap-sia aja kalian menjadi obyek para kapitalis yang bersembunyi di balik tayangan sejenis.

Hiburan ya hiburan, tapi mbok iyao, yang bergizi. Kalo untuk konsumsi dewasa, monggo lah, silakan. Dewasa beda dengan anak-anak, mereka sudah mampu mencerna dan memilah-milah.

Tayangan reality show macam Mama Show, Idola Cilik, dsb, menonjolkan nilai-nilai materialisme. Menurut Tim Kasser di berbagai studinya, materialisme sebagai nilai, mempunyai tiga nilai yang bersifat ekstrinsik yang menjadi pusat perhatian individu yang menganutnya, yaitu K E S U K S E S A N  F I N A N S I A L,  P O P U L A R I T A S, DAN  C I T R A  D I R I. Tiga nilai tersebut lebih menonjol dibandingkan nilai-nilai yang bersifat intrinsik, seperti spiritual, cinta, relationship, dll.

Jadi, dari definisi di atas, sudah jelas kan, tayangan reality show tersebut mengajarkan apa ??? kita juga udah ada contohnya, bagaimana dampak tayangan tersebut. Banyak lho, anak-anak sekolah sekarang, cita-cita jadi bintang sinetron atau penyanyi, dan rame-rame ikut audisi. Kedaulatan Rakyat edisi bulan Maret, juga mengangkat peristiwa kriminalitas (penipuan). Jadi kisahnya, si penipu ini mengelabuhi korbannya, siswi-siswi SMU / SMK, dengan mengatakan akan memotret mereka menjadi model di majalah Aneka Yess dan figuran di sinetron, dan singkat cerita, siswi-siswi tersebut kehilangan uang di dompet dan HP.

Jadi, sudahlah, saya menghimbau aja pada para ortu ini. Mo kasih tayangan yang menghibur ??? Ingin si kecil tumbuh menjadi the next Bill Gates ato the next Mulan Jameela ???

Matikan saja itu SCTV, RCTI, dan sejenisnya (yang full tayangan kapitalis). Jangan mau dong, jadi obyek kapitalis. Jangan tanggung-tanggung, sekalian saja si kecil jadi si penggerak kapitalis, macam Bill Gates itu. Beri dia tontonan Metro. Hehehehe…….

antara Platoon dan korupsi

Malam ini, sembari makan malam dan men-klik remote TV secara random, tak sengaja remote berhenti di Global TV yang tengah menayangkan Platoon.Aku terpaku di satu adegan, dimana Tom Berenger sedang menginterogasi penduduk desa dan mencari Vietcong. Singkat cerita, Berenger menembak mati salah satu penduduk desa, membuat shock tidak saja penduduk desa tapi juga prajuritnya. Berenger hendak membunuhi seluruh penduduk desa ketika Willem Dafoe menghentikan aksinya. Adegan tersebut diakhiri dengan pembakaran desa, penduduk mengungsi, beberapa oknum tentara memperkosa perempuan-perempuan, dan Charlie Sheen yang berupaya menghentikan perkosaan tersebut. Rekannya bertanya, untuk apa dia harus berhenti memperkosanya (perempuan tersebut), toh sudah tak berguna. Sheen menjawab, ” Karena dia manusia !!! You’re fu****g animal !!! ”

** OOT : dan soundtracknya !! Oh, God, i just love it!! Soundtrack Platoon dapat dipastikan akan abadi dan evergreen, seperti soundtrack Superman dan Star Wars.

Adegan tersebut membuatku merenung. Pada film tersebut, diilustrasikan sebuah pasukan yang terbelah menjadi dua kubu, the good and the bad.

The bad one, menjadi kubu yang ‘jahat’ karena melihat apa yang dilakukannya (membunuh, memperkosa) adalah biasa. Toh, korbannya adalah pihak musuh. Kuncinya adalah b i a s a, karena orang lain juga melakukannya. Memperkosa musuh itu tidak apa-apa, toh pimpinan melakukannya, orang lain juga, dia kan musuh, ini perang bung, dan lain sebagainya (pembenaran). Sementara, the good one, masih bertahan dengan prinsip atau idealismenya.

Memang, dalam Platoon, adalah situasi ekstrim, situasi perang. Tetapi jangan sangka hal tersebut tidak terjadi di kehidupan sehari-hari.

Sore tadi, sempat berbincang dengan teman dan bergosip ria^^. Kami ‘mendiskusikan’ teman kami yang telah mendirikan biro pelayanan psikologi di Jawa Timur sana dan berhasil mendapatkan proyek assesment untuk PNS instansi tertentu. Menjadi sebuah diskusi yang mengasyikkan ketika mengetahui suami salah seorang teman ‘protes’ sewaktu mengetahui proses pendapatan tender tersebut. Katakanlah teman kami berhasil mendapatkan proyek 50 juta dengan instansi tersebut (di atas kertas), tapi yang sebenarnya didapatkan sebesar 47 juta dan 3 juta diperuntukkan bagi institusi tersebut.

Nah, suami teman saya ini protes dan menurutnya itu adalah korupsi.

Lain lagi dengan pendapat teman saya yang bekerja di pemerintahan daerah. Ia mengatakan hal tersebut adalah biasa. Teman saya yang lain mengamini, dan katanya, hal tersebut tergantung dari cara pandang kita. Kalau kita melihat 3 juta tersebut sebagai tanda terimakasih, karena telah dipermudah dan dibantu, maka itu bukan lagi korupsi.

Kebetulan, masih teman kami juga, mendapatkan proyek yang nilainya cukup fantastis bagi mahasiswa kere seperti kami. Proyek tersebut sebenarnya adalah proyek dosen dengan institusi tertentu. Dari sekian juta yang diberikan kepada teman saya, ternyata masih ada sisa sekian juta yang lantas dikembalikan (dengan polosnya) kepada sang dosen. Eh, dosen tersebut malah marah-marah. Oleh teman saya yang pegawai pemerintah, ditertawakan, “Bukan begitu caranya, Bung. ”

Dan benar saja, di proyek berikutnya, dana yang mengalir agak berkurang dibanding proyek sebelumnya.

Hal tersebut ternyata sudah jamak di lingkungan pemerintahan. Istilahnya adalah bagi-bagi bledug (debu) alias sisa anggaran, karena jika sisa anggaran tersebut tidak dikembalikan, maka kucuran dana untuk anggaran berikutnya akan dikurangi. Walau waktu itu teman kami disoraki ‘whuuu’ dan diledek macam-macam, tapi yang bersangkutan tidak bisa berbuat apa-apa. Alasannya, hal tersebut sudah jamak dilakukan.

Dari kisah di atas, saya jadi merenung lagi. Ketika ketidakpantasan dipandang sebagai suatu yang lumrah, biasa,umum dilakukan, maka norma pun berubah. Saya teringat dengan kuliah Psikologi Abnormal beberapa tahun lalu. Waktu itu ditanya, definisi abnormal. Ternyata, ketika definisinya adalah sesuatu yang tidak wajar, tidak umum, dan tidak biasa, maka ketika menjadi umum dan biasa, abnormal pun menjadi wajar.

Pertanyaannya, adakah manusia-manusia yang berani menentang arus ??? anti kemapanan ??? mendobrak apa yang dianggap masyarakat biasa, toh semua orang melakukannya ???