ada apa dengan payudara perempuan

Memang sudah menjadi ‘penyakit’ penulis, berpikir terpencar-pencar dan melompat-lompat. Seperti semalam, ketika sedang lembur memelototi kerjaan, kok pikiran ini bisa melayang-layang hingga masalah payudara dan timbul berbagai pertanyaan.

Ya, berangkat dari keheranan, mengapa mayoritas pria di sekeliling saya begitu memuja payudara milik perempuan. Saya belum menemukan pria-pria di sekeliling saya yang anti payudara perempuan, entah dengan pembaca. Dan yang saya tekankan, payudara milik perempuan, hanya milik perempuan.

Lho, maksudnya ?? Lha iya, payudara tidak hanya milik perempuan. Saudara kita, kaum waria pun memiliki payudara. Dan mengenai payudara waria, entah mengapa, pria-pria di sekitar saya kok juga tidak begitu tertarik (maaf, tidak ada maksud apapun). Padahal, kadangkala, milik mereka lebih indah daripada milik saya. Saya benar-benar tidak mengerti. Bukankah payudara perempuan hanya jaringan lemak dan sedikit otot, serta kelenjar menyusui ?? Dari validitas tampang, apa bedanya payudara perempuan dengan payudara saudara kita, waria, atau ‘payudara’ para pria-pria yang kelebihan lemak di sekitar dada mereka ??

Begitu dahsyatnya sihir payudara, hingga mampu menyihir kaum pria untuk berbuat di luar akal sehat, misal melakukan pelecehan seksual. Hanya berbekal belahan payudara atau sedikit kulit payudara mengintip dari balik baju, sudah cukup mampu membuat kaum pria panas dingin dan tidak mampu berpikir jernih. Bahkan penutupnya saja alias bra, mampu membuat pria berfantasi liar dan terangsang, pavlov banget deh (hahaha, ini guyonan khas anak psikologi. Pavlov adalah ilmuwan berkebangsaan Rusia yang melakukan eksperimen psikologi, dengan anjing yang tiap kali diberi stimulus yang diasosiasikan dengan makanan maka liurnya langsung menetes tanpa disadari, tapi yang kita rujuk dalam guyonan ini adalah anjingnya :mrgreen: ).

Hah, begitu hebatkah sihir payudara perempuan ??

Sebagai orang psikologi, jika diminta menjelaskan ‘fenomena’ ini, kebanyakan berpegang kepada aliran psikoanalisa-nya Mbah Freud. Saya sendiri belum menemukan teori lain yang pas, jadi sekiranya ada yang mampu menambahkan penjelasan analisa psikologinya selain psikoanalisa lawas ini, dengan senang hati sekali, i need it !! ^_^

** saya penasaran bagaimana analisanya dari maszhab behaviorisme atau mazhab humanistik.

Logika saya mencoba merasionalisasikan apa yang bikin saya bingung ini, dengan merujuk kepada tahap awal perkembangan di lima tahun pertama (fase oral, anal, genital, dll). Setiap bayi manusia pasti mengalami fase-fase tersebut (menurut Mbah Freud dkk), apalagi masa oral, karena masa menyusui adalah wajib bagi bayi manapun, entah itu ASI atau botolan. Nah, masa-masa awal tersebut membentuk konsep yang sangat kuat akan figur yang mampu memberi rasa nyaman (lapar, haus = susu = payudara Ibu = pelukan Ibu = rasa nyaman, aman).

Pada masa ini pula terbentuk basic trust, sehingga tidak heran jika masa oral ini gagal dilewati dengan baik, ketika dewasa ia akan mengalami kecenderungan perasaan insecure.

Halah, cukup ngomong dengan jargon-jargon psikologi, mumet saya !!

Jadi, kembali ke masalah, hubungan antara masa menyusui atau masa oral tersebut dengan pemujaan terhadap payudara, sepertinya sudah bisa ditangkap, bukan ??

Payudara dalam alam bawah sadar pria, kemungkinan menyimbolkan akan rasa aman dan nyaman yang menyenangkan, menenangkan seperti masa bayi dulu dalam buaian Ibu.

** kalau begitu, bagaimana dengan perempuan ?? kok tidak merindukan hal yang sama ?? Hmmm…masa penis envy melulu ? 😕

Eh, benarkah demikian ??

Saya tidak tahu. Lha bukan saya yang merasakan.

Sudikah pembaca pria, dimanapun Anda berada, untuk berbagi rasa, mengapa Anda begitu mengagumi payudara perempuan ???

Ehmm….dibalik itu semua, saya pribadi mengucapkan banyak terimakasih atas kekaguman kalian. Maksudnya begini, karena menyadari bahwa payudara menjadi salah satu pusat kekaguman pria, maka kami perempuan menjadi sadar diri untuk merawatnya dan melindunginya.

Saya sangat bersyukur dengan milik saya saat ini, dan tidak ingin merubahnya. Bentuk syukur itu adalah dengan menjaga kesehatan dan berbagai bentuk perawatan. Ingat gurls, kanker payudara masih menjadi momok yang sangat menakutkan bagi kaum kita.

Jadi, selalu makan makanan sehat dan menjauhi gaya hidup yang rentan menimbulkan kanker. **hai kaum perokok, saya bisa menuntut kalian karena menjadikan saya passive smoker dan rentan akan kanker !!**

Oia, saya jadi punya pertanyaan kedua, ada apa dengan payudara yang berukuran ekstra dibanding dengan yang berukuran biasa, hai kaum pria ??

Konon, mempunyai payudara berukuran ekstra tidak senyaman yang dibayangkan. Selain rasa tidak nyaman karena menjadi pusat perhatan (risih, dodol !!!), juga kadang bermasalah dengan kesehatan, khususnya bagi mereka yang sangat ekstra. Yeah, very big boops konon rentan dengan gangguan tulang punggung.

Selain itu, mereka yang memilih melakukan operasi penambahan ukuran payudara, tidak selalu berakhir bahagia. Yang paling utama adalah, ternyata mereka kehilangan sensitivitas, sehingga tidak bisa begitu menikmati rangsangan di daerah tersebut seperti sediakala. Yah, memang sepertinya, operasi dilakukan untuk memuaskan bagi yang melihat, bukan untuk pemiliknya. Wow, on second thought, mereka adalah perempuan2 yang sangat budiman, mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi !! :p

Oh, astaga, mengapa saya melompat-lompat tidak teratur begini ??

Saya masih punya banyak hutang postingan sekuel !!! >_<

** itung-itung, posting tentang panty, PR dari bung Fertob, sekuel dari postingan sebelumnya tentang komunikasi assertive, juga sekuel dari pernikahan beda agama….astagaaaaaaaaa…..**

interpersonal conflict management

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari hubungannya dengan individu lain. Kecuali ia Robinson Crusoe yang yang terdampar di pulau terpencil yang tak tercatat di peta, maka sampai kapan pun kita akan selalu berhubungan dengan individu lain. Entah itu di kampus, di rumah, di warung, di kantor, di rumah ibadah, dll.

Sebagai individu yang selalu berhubungan dengan inividu lain, tak jarang hubungan antar individu tersebut menjadi sumber permasalahan atau konflik yang merembet hingga ke masalah lain, misal stress, depresi, kinerja memburuk, dll. Konflik antar individu adalah wajar dan merupakan proses yang musti dialami oleh setiap individu. Dari konflik-konflik tersebut, disadari / tidak, ia belajar untuk mengembangkan dirinya yang pada akhirnya bermuara ke pengembangan pribadi atau personal development.

Mereka yang cukup bijak untuk belajar mengelola konflik akan tumbuh menjadi pribadi yang dewasa (kata iklan, menjadi dewasa itu pilihan, menjadi tua itu pasti), mandiri, bijaksana, dll. Dalam istilah saya, ia akan menjadi pribadi yang matang, mapan, mempesona……akar dari inner beauty (bagi perempuan) atau inner handsome (bagi pria).

Nah, tantangannya adalah, bagaimana cara mengelola konflik interpersonal atau bahasa kerennya interpersonal conflict management ??

Kebetulan, salah seorang teman sedang mengalami masalah interpersonal yang cukup pelik dan mengganggu kenyamanannya, dan merembet kepada lingkungannya. Peristiwa ini menjadi bahan pelajaran yang sangat bagus bagi saya, karena saya menjadi belajar untuk lebih menghormati orang lain (termasuk rasa nyamannya dan hak-haknya), dan bagaimana mengelola respon ketika mengalami kekecewaan yang teramat sangat.

Singkat cerita, teman ini sedang merasa ketenangannya terusik dan bahkan merasa terancam oleh seseorang yang baru dikenalnya. Alasannya orang tersebut mengganggunya, karena ia kecewa oleh teman tersebut yang tidak bisa memberikan apa yang ia inginkan. Kecenderungannya ia bertekad, untuk win-loose atau loose-loose, diantara mereka berdua.

Meminjam teori analisis transaksional, interaksi antar personal akan terganggu jika transaksi yang terjadi antara A dan B, ternyata antara stimulus yang diberikan A tidak direspon B seperti yang diharapkan oleh si A. Posisi psikologis masing-masing di antara keduanya bisa jadi seperti berikut :

Cara memandang diri sendiri Cara memandang orang lain
I’m not ok You’re not ok
I’m not ok You’re ok
I’m ok You’re not ok
I’m ok You’re ok

Posisi psikologis ini ternyata mendasari gaya seseorang dalam menyelesaikan permasalahan, yaitu apakah ia akan mengambil penyelesaian masalah yang :

Loose – Loose (berdasar kepada posisi i’m not ok – you’re not ok)

Loose – Win (berdasar kepada posisi i’m not ok – you’re ok)

Win – Loose (berdasar kepada posisi i’m ok – you’re not ok)

Win – Win (berdasar kepada posisi i’m ok – you’re ok)

Jika saya bertanya kepada teman-teman, menurut Anda, gaya penyelesaian masalah manakah yang paling ideal ?? (jawaban bisa disimpan dalam hati saja kok, hehehe). Dan bagaimana perwujudannya ??

Dalam kehidupan sehari-hari, jika kita mencermati sekeliling kita, ada banyak yang mewakili empat kategori tersebut. Walaupun secara konsep, gaya penyelesaian (konflik interpersonal) win-win adalah yang paling ideal, tetapi tidak semua mampu menjalani.

Misal, karena kalah dalam bersaing dan tidak menjadi pemenang, maka ia bertekad bahwa tidak boleh ada seorang pun yang juga jadi pemenang (loose-loose). Atau karena merasa tidak enak (sungkan), misal kepada teman atau bos, maka ia diam saja ketika haknya diambil orang lain.

Gaya penyelesaian win-win, dalam istilah lain disebut sebagai kolaborasi.

Ciri-cirinya adalah, jika terjadi konflik antar individu, kegiatan lebih difokuskan mencari solusi atas konflik yang terjadi (diarahkan pada pemecahan masalah). Gaya ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kedua belah pihak.

Bandingkan dengan tiga gaya penyelesaian masalah lainnya. Apakah gaya tersebut mampu memenuhi kebutuhan kedua belah pihak ?? Tentu saja tidak, selalu ada kebutuhan entah siapa yang dikorbankan.

Mari kita berguru kepada musisi.

Dalam pertunjukan musik atau nge-jamm atau entah apalah, istilah yang selalu dipakai adalah kolaborasi. Misal, saya pernah menyaksikan di televisi, kolaborasi yang sangat menakjubkan antara Debu dan Slank, live. Emosi saya tersentuh dan hati saya tergetar mendengar dan menyaksikan komposisi yang luar biasa tersebut. Debu, yang kental dengan warna gambus dan lirik-lirik bernafaskan kesufian, berkolaborasi dengan Slank, yang lekat dengan image urakan dan lirik-lirik nakal. Masing-masing tetap menjadi dirinya dengan tidak membawa ego masing-masing, dan hasilnya luar biasa !!!

Atau jika kita menikmati sesi jam session musisi jazz di panggung. Saya sangat kagum, karena masing-masing mampu berkolaborasi tanpa membenturkan ego masing-masing untuk tampil paling menonjol. Mereka tanpa harus berbicara, mampu membawakan bagiannya masing-masing dan hasilnya lagi-lagi suatu komposisi baru yang luar biasa….

Karena itu saya meyakini, terlebih untuk pasangan kekasih atau suami istri, jika terus berkolaborasi, mampu melahirkan sesuatu yang baru yang membawa kebaikan bagi sekitarnya. Masing-masing pasangan mampu bertumbuh, melahirkan yang terbaik dari diri masing-masing.

Bedakan kolaborasi dan kompromi.

Kompromi, seperti halnya kolaborasi, merupakan usaha untuk memuaskan kedua belah pihak. Bedanya, kedua belah pihak mengorbankan beberapa kepentingan yang dipunyai agar terjadi titik temu. Gaya ini cenderung masih menyisakan permasalahan yang kemungkinan potensial untuk menimbulkan konflik lagi.

Ada beberapa respon alternatif dalam menghadapi konflik, yaitu :

  • forcing : assertive – uncooperative
  • avoiding : unassertive – uncooperative
  • accomodating : unassertive – cooperative
  • collaborative : assertive – cooperative
  • compromising : in the middle

Dari uraian di atas (sebenarnya saya sudah membuat diagram alternatif  respon, tetapi sayang sekali tidak bia muncul 😦  ), kita bisa mengidentifikasikan, kecenderungan seperti apa yang biasa kita ambil dalam menyelesaikan konflik. Atau kita bisa memperkirakan, respon apa yang diambil oleh orang lain ketika mengalami konflik dengan kita.

Seperti kasus teman saya tersebut, kemungkinan yang bersangkutan menggunakan gaya forcing / dominasi. Hal tersebut bisa dilihat dari caranya dalam menyelesaikan permasalahan, apakah menggunakan cara-cara :

* Menggunakan otoritas yang dipunyai

* Ancaman

* Manipulasi

* Tidak memperhatikan hak-hak orang lain

Usaha yang dilakukan adalah untuk memuaskan kebutuhan diri sendiri.

Pertanyaannya adalah, apakah yang harus kita lakukan menghadapi individu-individu sulit seperti itu ??

Tetap, kita harus memakai dan mengedepankan win-win solution, selalu berpikir win-win solution. Cara kedua, seperti yang ditunjukkan oleh diagram di atas, tidak bisa lepas dari komunikasi asertif.

Wah, apalagi itu, asertif ?? Makanan apa pula itu ??

Hmmm…..untuk yang satu ini, akan saya bahas di postingan tersendiri, karena panjang kali lebar samadengan luas, ok ??^^

telepon terakhir

” Oke, kanca muda, barusan tadi meluncur dari ruang dengar di kawasan Talok 24, sebuah single manis dari Diana Krall dengan The Look of Love. ”

 ” Yak, Dito, sebuah pengantar yang sempurna, yang semoga mampu menemani kanca muda sekalian di kamar masing-masing, di tengah malam menjelang dini hari yang duiiiiingin ini.”

 ” Aduh, tau gak Jo, kalo dengar lagu tadi, malem-malem gini, haduuuhhh rasanya gimanaaaa gitu. Palagi pas lagi kangen sama yang tersayang, PJJ pulak.”

 ” PJJ itu apa Dit ??”

 ” Pacaran jarak jauh, Jo, halah masak kamu ga pernah denger sih, Jo ??”

 ” Waduh, sory ya, Dit, gw selama ini belum pernah atuh, pacaran jarak jauh gitu. Yang deket aja kadang bikin nelangsa, palagi yang jauh-jauh. Ga kuat, Dit, kangennya, hehehe…”

 ” Yaela, Jo, justru disitu seninya, Jo. Rasa kangen yang membara, kadang sampe bikin dada sakiiit saking rindunya. Tapi Cuma bisa bersua lewat telpon ato chatting. Walaaaaa….”

 ” Wah !!! Rindu kok dipiara sampek sakit. Rindu itu ya gimana caranya biar bisa ketemu, hehehe. Aduh, Dit, malem-malem gini ngomongin kangen. Kamu nih ya, cari penyakit sama pendengar yang lagi PJJ. Mereka makin nelangsa tauuuu, hehehe.”

 ” Ya udah kalo gitu, Jo, sebagai penawar rindu, gimana kalo kita puterin lagu kedua di Sleepless in Jogjakarta, dari Tony Bennet dan KD Lang, Dream a Little Dream of Me. Semoga bisa menjadi obat buat yang kebayang pasangannya masing-masing. ”

 ” Oke, Dit, sebelum kita lanjut menerima telepon dari pendengar, untuk curhat apa yang udah mereka lalui selama sehari ini. ”

 ” Kanca muda, yang masih terjaga dan para penderita insomnia di seantero Jogja, siap-siap di 0890123456, untuk jadi penelpon pertama setelah Tony Bennet dan KD Lang. Siapin cerita kamu, apa saja, sedih, gembira, kangen, marah, dll. Tumpahin semuanya, dan kami beserta jutaan pasang telinga yang tak tertidur malam ini, akan menjadi sahabatmu….”

 

Stars shining bright above you

Night breezers seem to whisper ‘I Love U’

Birds singing in the sycamore tree

Dream a little dream of me

 

Say ‘Night night’ and kiss me

Just hold me tight and tell me you’ll miss me

While i’m alone and blue as can be

Dream a little dream of me

 

Stars fading but I linger on, dear

Still craving your kiss

I’m longing to linger  till down, dear

Just saying this

 

Sweet dreams till sunbeams find you

Sweet dreams that leaves all worries behind you

But in your dreams whatever they be

Dream a little dream of me……….

 

” Dream a little dream of me….” suara Jo turut bersenandung mengiringi duet Tony Bennet dan KD Lang, yang langsung diprotes oleh Dito.

 ” Jo, ini sudah malam, radio kita bisa disomasi pendengar, you know !! ” hardik Dito.

 Jo tertawa dan kedua penyiar yang bertugas malam itu semakin lincah bersahut-sahutan menemani pendengar di kamar masing-masing. Terdengar dering telepon masuk, dan tak berapa lama suara centil Jo terdengar menyapa penelpon pertama yang beruntung itu.

 ” Hallo, dengan Jo dan Dito di Sleepless in Jogjakarta, Mayapada FM, ini dengan siapa Sayang ?? ” suara Jo menari-nari.

 Tak terdengar balasan yang cukup jelas di seberang sana.

 ” Halo ?? Halo  Sayang ?? Dengan Dito dan Jo di Sleepless in Jogjakarta, Mayapada FM. Bisa agak keras, Sayang, disini tidak jelas, ” sekarang gantian suara bariton Dito yang empuk terdengar.

 Masih sepi. Malah lamat-lamat terdengar isakan. Jo dan Dito di box siaran mereka, yang sudah terbiasa dengan ulah pendengar yang aneh-aneh berusaha membujuk penelpon pertama ini. Dalam hati mereka mengeluh, mengapa penelpon pertama harus yang bermasalah, dan semoga mereka diberi kekuatan dan kesabaran menghadapi ulah yang macam-macam.

 ” Halo Sayang, kamu sudah mengudara di Sleepless in Jogjakarta, lho. Kamu didengar oleh jutaan pendengar di seluruh dunia nih, ” ucap Jo berusaha melucu.

 ” Iya, Sayang, give us your best voice, please, hehehe….”

 Masih diam tapi isakan itu semakin jelas terdengar.

 ” Sayang, kamu nangis ya ?? ” Jo sekarang merubah suaranya menjadi nada yang lebih bersimpati.

 “ Whats up, Dear, you’re on the air now. You can tell us, everything. ” Dito berusaha menarik kepercayaan dari penelpon misterius tersebut.

 ” Ya, hallo….” terdengar suara lemah di seberang sana.

 ” Dengan siapa ini, Sayang ?? ” tanya Jo penuh perhatian, ” Have you been a bad day ?? Tell us, Hunny.”

 ” Ini Auriel, ” ucap suara itu dengan isak yang tertahan.

 ” Oke, Auriel. Jika tangismu sudah reda, berbagilah kesedihanmu dengan kami dan jutaan pendengar Mayapada FM. Whats up, Dear ?? ” suara bariton Dito yang mampu membius cewe-cewe manapun, berusaha menarik kepercayaan yang lebih besar lagi dari Auriel, dan rupanya cukup berhasil.

 ” Aku….aku sedih sekali di sini….sepi….gelap….aku sendiri…” isak Auriel tertahan, ” aku bodoh sekali….”

 ” Bodoh bagaimana, Auriel ?? ” tanya Jo dan Dito hampir berbarengan.

 ” Aku pikir, kematian adalah jawabannya, ternyata aku salah….”

 ” Kematian ?? Maksudmu apa Auriel ?? ” tanya Jo. Dito tiba-tiba merasa ada yang tidak beres dan bulu kuduknya meremang tiba-tiba.

 ” Aku berpikir terlalu pendek. Hanya karena aku merasa dunia tidak adil bagiku, aku memutuskan untuk bunuh diri…. ”

 Hening. Jo dan Dito dicekam perasaan aneh.

 ” Ketika silet itu mengiris nadiku, rasa perih itu sungguh membiusku, Jo, Dito. Aku tak mampu menghentikannya. Perih yang aneh dan nikmat. Melihat darah mengucur dari pergelangan tangan membuatku ingin mengiris urat nadiku yang lain….”

 Jo dan Dito semakin membeku. Suara Auriel terasa semakin dekat, bukan lagi seperti di telepon tapi berhembus langsung di telinga mereka.

 ” Dan ketika nadiku mulai teriris dan darah mengalir semakin deras, aku dicekam perasaan kepuasan yang aneh. Sweet revenge, Jo, Dito. Yeah, sweet revenge….”

 ” Badanku semakin ringan, dan aku makin tidak merasakan apa-apa. Yang kutahu selanjutnya, aku berada di suatu ruang yang gelap gulita dan terpencil. “” Aku pikir aku bahagia dengan kesendirianku. Tidak lagi harus berada bersama mereka, para pecundang yang selalu membuatku merasa tak berdaya. Tidak lagi harus berada di muka bumi, yang telah tidak adil kepada gadis yang tidak mempunyai standar palsu yang berlaku di dunia. ”

 ” Tapi, kegelapan dan kesepian itu lama-lama semakin menyiksaku. Dan aku tersadar, rasa puas akan sweet revenge dan kebahagiaan yang di awal sempat kurasakan itu ternyata semu, Jo…Dito…”

 ” Aku tercekik oleh kegelapan dan kesepian, dan rasanya jauh lebih menyiksa. Gelap sekali disini, Jo, Dito. Aku sendirian…..tolong aku, Jo, Dito…. ”

 ” Aku telah berbuat kebodohan dan aku tidak bisa kembali lagi…”

 ” Thanks, Jo, Dito, kalian udah mendengar perihku dan kebodohanku. Ini telepon terakhirku. ”

 Cklek !!

 Tut-tut-tut-tut…….

 Dan box siaran itu masih hening.

parenting competencies

Parenting / pengasuhan tak ubahnya leadership. Bagi sebagian orang, mungkin parenting adalah proses yang alami, given. Begitu mereka dikaruniai anak, otomatis mereka menjadi orang tua dan otomatis pula mereka mempunyai wewenang menjalankan pengasuhan.

Mungkin seperti seseorang yang menjadi seorang kepala daerah, karena dia dijamin oleh legalitas dan undang-undang yang berlaku. Tetapi apakah hal tersebut menjamin dia adalah pemimpin yang baik ??

Begitu pula halnya dengan parenting. Disadari atau tidak, tanggung jawab menjadi orang tua sangat berat, dan jika nyerempet sedikit dengan agama, hal tersebut berkait dengan amanah yang diberikan. Mau diapakan amanah ini, mau dibentuk semau kita –proyeksi orang tuanya- atau dibentuk menjadi sebaik-baiknya manusia ??

Parenting yang hendak saya bicarakan kali ini, memang berlatar belakang leadership, sehingga bingkai untuk mengemasnya pun saya menggunakan jargon-jargon yang lazim digunakan dalam studi kepemimpinan. Mengapa ?? Karena, bagi saya menjadi orang tua sama halnya dengan menjadi pemimpin. Dan, ada begitu banyak studi dan riset mengenai kepemimpinan di psikologi dan manajemen, mengapa tidak kita pinjam saja, guna mencetak effective parenting.

Tolok ukur kesuksesan seorang pemimpin, ada banyak parameter. Jim Collins lewat riset yang cukup panjang, merangkumnya dalam buku Good to Great. Menurutnya ada lima level pemimpin dan pemimpin level 5 adalah pemimpin yang dinilai paling tinggi dan paling sukses, karena seorang pemimpin yang sukses adalah jika ia berhasil mencetak pemimpin baru. Jika pemimpin level 5 lengser meninggalkan organisasi / perusahaan, kondisi perusahaan/organisasi tidak lantas limbung bagai anak ayam kehilangan induk, tapi tetap survive dan lebih maju di bawah kepemimpinan baru yang berhasil dicetak pemimpin sebelumnya.

Dengan kata lain, ia tidak menyembunyikan berkat yang dimilikinya hanya demi dirinya sendiri dan membuat orang lain tergantung. Tetapi ia membagikan berkat tersebut dengan memberdayakan sekitarnya sehingga menjadi lebih mandiri dan berdaya.

Sama saja dengan orang tua. Orang tua yang sukses jika ia berhasil membentuk anak menjadi individu dengan karakter, kepribadian, dan kompetensi yang berkontribusi positif bagi lingkungannya. Alih-alih menjadi parasit masyarakat, si anak tumbuh menjadi agent of change yang memberikan perubahan positif bagi lingkungannya, ke arah yang lebih baik.

Nah, pertanyaannya, kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh orang tua untuk menjalankan effective parenting ??

Menurut Bennis dan Thomas dalam publikasinya Geeks dan Geezers : How Era, Values, adn Defining Moments Shape Leaders, ada beberapa kompetensi umum yang harus dimiliki oleh leader. Boleh dong, kita pinjam untuk menentukan kompetensi umum yang harus dimiliki oleh orang tua.

    • Adaptive Capacity

      Yeah, benar sekali, dalam situasi seperti sekarang ini hanya satu yang orang tua tidak bisa kendalikan yaitu perubahan itu sendiri. Jangan selalu membandingkan situasi jaman orang tua dengan situasi yang dialami oleh anak-anak.

      Tugas orang tua adalah bagaimana merespon setiap perubahan dan krisis yang mungkin terjadi dengan reaksi yang konstruksif, saling menguatkan, dan yang paling penting adalah menciptakan makna positif dari perubahan tersebut. Di sini orang tua harus kreatif, kalau tidak ia akan selalu ketinggalan dan diglembuki oleh anak-anaknya.

        • The Ability to engage others in shared meaning and character and distinctive voice

          Pemimpin yang kharismatik seperti Soekarno, Gandhi, Nelson Mandela, adalah pemimpin-pemimpin yang berbagi harapan, visi, dan nilai-nilai serta menularkannya kepada pengikutnya, serta sukses mengarahkan mereka untuk mencapai visi tersebut.

          Bagaimana dengan orang tua ?? Effective Parenting jika anak tumbuh menjadi anak yang berkarakter, dengan berpegang terhadap nilai-nilai positif sebagai prinsip hidupnya. Karena itu character building sangat penting dalam pengasuhan anak.

            • Integrity and strong values

              Poin ketiga ini sangat berperan dalam pembentukan karakter terhadap anak-anak. Orang tua yang tidak mempunyai integritas dan nilai-nilai seperti keadilan, cinta, kejujuran, dsb, bagaimana ia dapat memberi contoh kepada anak-anaknya ??

              Bisa saja orang tua secara lisan mengajarkan si anak untuk jujur dsb, tapi di luar ia bebas korupsi, menyuap, bahkan lebih parah berbohong terhadap anaknya. Jangan dikira hal tersebut bebas dari pengamatan anak, dan ketidakkonsistensian antara apa yang diajarkan orang tua dan perilaku orang tua adalah salah satu faktor yang menyumbang perilaku sulit pada anak.

              Salah satu teori pembelajaran, social learning theory, menguatkan bahwa anak belajar dari lingkungannya dan terutama dari orang tuanya sebagai lingkungan terdekatnya.

              Selain itu, saya paling tidak setuju dengan metode ‘menakut-takuti’ atau dengan kata lain “leading with fear” terhadap anak-anak.

              Saya tidak bisa membayangkan jika sedari dini, anak-anak dicekoki berbagai hal yang membuatnya takut dalam rangka membuat si anak patuh dan menurut terhadap orang tua.

              Salah satu studi yang populer di psikologi, yaitu bahwa rasa takut itu merupakan hasil dari belajar. Eksperimennya adalah sebagai berikut, yaitu bayi Albert diberi boneka kelinci (yang sebenarnya netral). Tetapi oleh eksperimenter, boneka itu diasosiasikan dengan sesuatu yang membuat bayi Albert kaget. Walhasil, setiap ia melihat boneka kelinci, bayi Albert selalu menangis ketakutan.

              Banyak studi di kepemimpinan yang mengungkapkan, perbedaan antara leading with love dan leading with fear, terhadap produktivitas pegawai dan efektivitas organisasi. Intinya adalah, pemimpin yang memimpin dengan cinta, berpengaruh sangat signifikan terhadap bawahannya. Followers lebih merespon positif terhadap cinta daripada rasa takut yag tercipta.

              Implikasinya terhadap effective parenting, saya tidak bisa membayangkan, apa yang dipelajari oleh anak-anak jika sedari dini mereka diajari untuk takut, takut, dan takut. Sedari dini mereka dicekoki dengan ancaman, hukuman, dosa, bahkan Tuhan pun dibawa-bawa dengan ditampilkan sebagai sosok yang menakutkan. Kadang itupun tidak cukup, jadi membawa serta sosok seperti eyang, tante, guru, polisi, anjing, ular, tanah basah, hujan, rumput, dsb sebagai sosok yang menakutkan, mengancam keberadaan dan kenyamanan si anak di lingkungannya.

              Tidak heran jika kelak ia tumbuh menjadi pribadi yang peragu, sulit mengambil keputusan, inisiatif rendah, dan ekstrimnya ia tumbuh menjadi pribadi yang paranoia. Bagaimana ia akan mengeksplor potensi terpendam dalam dirinya, jika ia pribadi yang peragu, selalu khawatir, dan tidak percaya diri ??

              Maka jangan heran, jika anak-anak Indonesia kelak juga semakin jauh dari alam. Mereka takut dengan hujan, bermain di tanah, takut dengan ular, anjing, kucing, dan lain-lain. Jika sudah demikian, bagaimana mereka akan menghargai alam, hutan, sungai jernih, proses alam, dan semesta ?? Mereka akan melihat semua itu sebagai inang pembawa kuman, berbagai penyakit, dan berbagai persepsi negatif lainnya, alih-alih sebagai sahabat manusia yang harus diakrabi dan disayangi.

              Akibat nyatanya sudah dirasakan sekarang. Bahkan di desa. Ketika tikus sawah mengganas, konon hal tersebut juga disumbang oleh perilaku manusia yang membunuhi ular sawah. Ular sawah dianggap sebagai ancaman, karena itu harus dibunuh dan dimusnahkan. Akibatnya ?? Lihat saja sekarang. Tikus mengganas tanpa ada predatornya yang alami di alam.

              Berbeda jika leading with love. Dalam dunia kepemimpinan, leading with love diterjemahkan menjadi love-based motivation, yaitu motivation based on feeling valued in the job. Dengan kata lain, dari versi bawahan, ia mengatakan kepada pemimpin yang memimpin dengan cinta :

              if the job and the leader make me feel valued as a person and provide sense of meaning and contribution to the community at large (fullfilling higher needs of heart, mind, and body) then i will give you all I have to offer.

              Mendidik dengan cinta berbeda dengan memberi rasa takut. Ia memahami potensi dan keunikan tiap anak, tidak memproyeksikan diri kepada si anak. Ia akan membebaskan si anak, menumbuhkannya sesuai bakat dan keunikannya. Karena cinta itu membebaskan.

              Selamat menjadi orang tua, karena menjadi orang tua yang berhasil itu tidak mudah.

              yang jauh lebih penting dari g-string

              *G-string dkk disingkirkan dulu, yang ini jauh lebih penting, ok ??*

              Guys, tau dong, Steven Seagal ??

              Gw ga demen bapak itu, maupun film-filmnya. Tapi beberapa hari yang lalu, ga sengaja gw nonton salah satu filmnya yang lagi tayang di tipi, yang sebenarnya re-run. Ada sesuatu tentag dia -di film tersebut. Jadi film tersebut, mengisahkan tentang kepahlawanan Steven Seagal yang membela suatu penduduk, dari ancaman lingkungan yang akan dirusak oleh pengusaha kaya raya dan jahat.

              Gw ga suka Steven Seagal, tp gw suka cara dia dalam mengganyang pengusaha perusak lingkungan tersebut. Babat habis tiada bersisa !!!

              Gw sedari kecil selalu membayangkan pengusaha ‘jahat’ adalah seperti di film-film itu. Maksutnya, semena-mena merusak lingkungan demi koceknya sendiri. Biarpun tajir, disegani masyarakat, dan dalam pergaulan sosial adalah orang terpandang, tapi di belakang, oknum ini adalah bandit busuk tak bermoral yang menghalalkan segala cara demi memuaskan hawa nafsu akan duit-duit-duit-dan-duit!!

              Dia tak segan merusak hutan, memusnahkan jutaan hektar rimba perawan, meracuni sungai jernih indah sumber mata air lingkungan, bahkan merusak stabilitas nasional :p *kayak GBHN aja*

              Setelah gw gede, gw punya panggilan sayang utk oknum pengusaha macam ini : TERORIS LINGKUNGAN.

              Beberapa hari yang lalu juga, gw denger di stasiun radionya anak ini, bahwa spesies orang utan di Kalteng makin terancam punah. Glekh !!!! Hati gw sempet hancur…..

              Gw sempet pesimis dan berpikir, adakah manusia Indonesia yang tengah terhimpit berbagai krisis ini, memikirkan nasib orangutan dan kerusakan hutan yang makin miris ?? jangan-jangan, semua mikir, apaan sih ngaruhnya buat kita kalo orang utan punah ??? So what gt loh, kata anak2 jaman sekarang.

              Trus juga, beberapa hari yang lalu, di running text Metro, tercetus bahwa gajah sumatra di Jambi juga terancam punah. Belum lagi spesies lain di daerah lain. Ingat, harimau Jawa sudah punah.

              *hiks….nangis bener gw…..emosiiiiiiii….palagi kl liat ada yg miara ato jual hewan2 langka itu*

              *tahukah kamu, utk mendapatkan bayi orang utan itu, para pemburu biadan pabu saciladh itu membunuh induknya dg  cara-cara kejam karena sang induk mati-matian mempertahankan anaknya???????*

              Haduh, semoga kekhawatiran dan sikap pesimis saya salah besar.

              Ayo, Seagal, ganyang terus itu, teroris2 lingkungan !!!

              Babat habis mereka !!!

              *mimpi kalo jd orang terkaya di Indonesia : beli hutan dan pulau2, trus gw bikin kawasan konservasi dan hutan lindung*

              miss bra

              Yep, ini girl talk. Jadi, guys, please, jangan interupsi, protes, apalagi berpikiran aneh-aneh, ok ???

              Postingan ini diilhami ketika sedang berada di kamar pas toko khusus underwear di Amplaz. Selama ini, jikalau sedang berbelanja underwear, rasanya sulit sekali untuk bisa mencoba, ngepas, alias fitting, seperti kalau belanja jeans, kemeja, dll. Hayo, ngaku deh, siapa yang kalo belanja underwear -bra- selalu dicoba dulu ??? hehehe…..

              Kebanyakan dari rumpian dan pengamatan, hanya sekedar menghafalkan nomer masing-masing dan memilih corak yang disuka, kemudian bayar. Padahal, dari pengalaman pribadi, ternyata berbeda merk, berbeda juga ukurannya. Maksudnya, ketika mencoba bra seamless yang ultra cleavage, ternyata cup A sudah cukup memenuhi. Tetapi untuk jenis bra yang non cleavage, half cup, ternyata butuh ukuran lebih kecil dan cup yang berbeda.

              Selain itu, ngomong-ngomong underwear, namanya saja UNDER WEAR, sengaja ga ditampilkan. Mentang-mentang ga keliatan, ternyata banyak rekan seperjuangan yang jadinya menyepelekan dan mengabaikan faktor satu ini. Sedih banget deh. Belum sadar, jika underwear adalah investasi penting dalam berpenampilan.

              Bayangkan, apa yang terpikir oleh benak orang lain, jika melihat ada perempuan cantik, memakai jeans low rise, dan menyembul cd-nya ?? Oke, masih mending jika cd-nya cute dan pantes dipamerin (ada bakat exhibisionis), tapi jika cd yang nongol, kolornya aja udah molor, dekil, bolong-bolong ??? Arrgggghhh !!!

              Atau, memakai bawahan putih tetapi cd kelihatan jelas berwarna merah jambu ??? Omaigat….

              Tak kalah mengenaskan, memakai fitted t-shirt tetapi memakai bra yang ala kadarnya dari kain, bukan yang jenis seamless…..oh no, oh no….fashion disaster…..

              Sering saya melihat bencana fashion seperti ini. Sebagai sesama perempuan, saya pengin sharing, walau kapasitas saya bukan fashion stylist expert atau fashionista. Cuma awam yang peduli penampilan saja^^V (piss….).

              Jadi, kembali di ruang ganti tersebut, saya merasa sangat nyaman belanja disitu. Selain privasi sangat terjaga (tidak perlu malu-malu dan sok cuek pilih-pilih underwear sementara beberapa meter dari saya, ada om-om berdiri dengan tatapan mata ingin tahu dan entah imajinasi seperti apa), saya pun bisa dengan nyaman mencoba terlebih dahulu untuk mengepas apakah sudah cukup nyaman untuk dipakai.

               

              Tips # 1 : NYAMAN DI BADAN, NYAMAN DI KULIT

               

              Saya ga memandang merk dan harga untuk membeli underwear. Sejauh itu nyaman dan modelnya cantik, saya akan beli. Pertimbangan saya adalah, jenis bahan, apakah cukup nyaman untuk menyerap keringat. It’s a must !!! Tidak bisa ditawar lagi. Coba raba dibalik cupnya, apakah kainnya cukup lembut, lentur, halus, sehingga nyaman untuk kulit atau kasar, panas, kedap air, dan rentan bikin gatal. Jika syarat itu sudah terpenuhi, maka silakan tinggal pilih modelnya.

               

              Tips # 2 : SIZE DOES MATTER

               

              Ukuran ternyata sangat penting untuk menentukan kenyamanan dan enak dalam dipandang. Di kamar pas toko tersebut, terpajang tips apakah bra yang kita pilih sudah benar dalam bentuk gambar-gambar. Saya jadi ngeh dan langsung mengkoreksi. Ternyata selama ini saya pun tak luput dari kesalahan.

              Coba perhatikan gambar berikut : (maaf, digambar sendiri, mengandalkan daya ingat. Maklum, bukan artis mouse and keyboars, tp model oldskool yang mengandalkan pensil dan bolpin serta kertas, heheh)

               

              • Gambar 1 : jika ukuran bra (lingkar dada) kebesaran, maka efeknya, cup bra akan suka ngangkat sendiri, seperti di gambar. Dia (cup) sulit untuk bertahan di posisinya, menyangga payudara, malah lari-lari terus, hehehe. Mana enak, lagi aktif bergerak, bra lari-lari melulu, ga menyangga yang semestinya disangga. Gak nyaman banget kan ??

              Jika cup yang kebesaran, akan menciptakan ‘ruang kosong’ yang juga tak terlalu nyaman.

              • Gambar 2 : jika ukuran bra kekecilan. Efeknya, selain terlalu ketat sehingga kulit pundak, dada, dan punggung jadi merah-merah juga akibatnya payudara jadi ‘menyembul’ keluar. Memang memberikan kesan ‘aduhai’ tapi cara ini sangat tidak nyaman untuk pundak dan kulit punggung dan dada. Selain itu, untuk mereka yang berlemak ekstra, akan menciptakan siluet tonjolan lemak yang kurang sedap dipandang. Apalagi jika memakai bahan yang fitted atau stretch. Anda akan terlihat meng-ekspose tonjolan lemak alih-alih ingin menciptakan ilusi langsing.
              • Gambar 3 : efek yang ditimbulkan jika tali bra terlalu kecil, yaitu bagian belakang bra akan terangkat ke atas. Kadang juga terjadi pada bra yang ukurannya (lingkar dada, bukan cup) kebesaran.
              • Gambar 4 : sebaliknya, jika ukuran tali terlau longgar. Maka tali suka tidak menempel di tempatnya, sehingga tidak berfungsi sebagai penahan. Akan sangat memalukan jika memakai atasan sleeveless.
              • Gambar 5 & 6 : bra yang tepat. Akan menempel dengan pas, menyangga dan menutupi payudara dengan sempurna dan nyaman, bahkan memperindah bentuknya. Selain itu juga nyaman di kulit. Bagian belakang juga pas di punggung, sehingga tidak menimbulkan rasa nyeri.

               

              Menurut majalah Fit edisi khusus, ada 5 cara lain untuk mengetahui apakah ukuran bra sudah sesuai ;

              1. angkat tangan, jika semua tetap di tempat berarti sudah pas. Tapi jika bra terangkat melewati payudara, berarti belum sesuai.
              2. tarik napas dalam-dalam. Apakah ada perasaan tak nyaman, sesak misalnya ??
              3. apakah anda terus-menerus memperbaiki tali bra anda ??
              4. setelah menggunakan beberapa jam, apakah tali bra terasa menyakitkan ??
              5. apakah tempat dimana tali bra melewati tulang belakang terasa sakit dan memar ?

              Setelah memilih the right size, mungkin ada beberapa yang masih mempunyai keluhan. Seperti, bagaimana jika cup payudara saya memang kecil, sehingga cup A pun terasa lowong ??

              Relaks, girl, we have the answers, diambil dari majalah Fit edisi khusus ini^^

              • Untuk yang bercup mungil, coba bra bergaya balcony atau cleavage, dengan atau tanpa busa tambahan, dan dengan kawat penyangga. Bra jenis ini dapat menutupi ‘lowongan’ bahkan dapat mengangkat payudara sehingga membentuk lekukan yang seksi.
              • Atau coba pakai yang model half cup, untuk memberi kesan penuh. Hindari memakai cup yang full seperti lazim dikenakan oleh ibu-ibu menyusui.
              • Untuk yang ber cup extra (big boobs), pilih bra dengan tali bahu dan tali dada yang lebar karena lebih mampu menangkat payudara. Juga pilih bra dengan penyangga kawat serta model yang minimalis untuk ilusi lebih kecil.
              • Pilih cup besar dan penuh untuk ‘menyimpan’ payudara dan membuat penampilan lebih baik.

              Oke girls, kita belum selesai. Masih ada satu lagi tugas kita sehingga penampilan kita sempurna luar dalam^^.

               

              TIPS # 3 : PICK THE RIGHT TYPE

               

              Yeah, seperti ketika memilih Mr.Right, pilih yang pas sesuai dengan tiap kesempatan^^ (wuah, gaya gw udah seperti Cosmo aja).

              Maksudnya, ketika hendak mengenakan bra, cermati dulu, hari ini pakai baju seperti apa ?? Karena bra untuk fitted t-shirt dan kemeja tipis melayang dan tidak pas badan, sangat berbeda.

              Memang paling aman memakai jenis seamless alias tidak ada sambungan jahitan dan model minimalis. Karena model ini paling fleksibel untuk dikenakan untuk berbagai jenis outfit.Tapi jika Anda mengenakan kemeja yang tidak pas badan, bolehlah pakai bra yang sedikit centil, dengan renda-renda dan bahan bordir/lace.

              Hindari memakai bra dari jenis kain (cupnya berbahan kain, sehingga tidak membentuk bulat sempurna), jika anda memakai atasan ketat !!! Its a fashion sin !!! Dosa besar dan sangat tercela. Cukuplah Anda simpan saja itu, bra-bra kumal (tapi nyaman) untuk pemakaian di rumah, di balik daster lawas Anda. Atau kenakan bra dari bahan 100% lace/bordir dibalik evening gown Anda…..biarkan renda-renda nan genit itu mengintip nakal dari balik gaun Anda….

                  ini model full cup…..bahan bordir…

               

                ini hal cup…perhatikan, cupnya hanya separo…cocok untuk Anda yang mungil….rendanya pun cantik, bukan ??^^

               

                      ini halterneck….cocok utk gaun backless ato tangtop model halterneck  sebelah kiri itu strapless bra…wajib untuk kemben…kalo dipasang talinya, bisa dimodif jadi menyilang begitu….cantik bukan ??

               

                ini yang modelnya full lace….perhatikan, tidak ada cup yang membentuk mangkuk….hanya cocok bagi mereka yang proporsinya indah….terlarang untuk dipakai dibalik t-shirt….

              Pemilihan warna juga sangat berpengaruh. Sejujurnya saya sendiri kurang paham aturan mainnya untuk hal ini. Ada seorang desainer yang sangat mengharamkan pemakaian bra yang warnanya kontras di balik pakaian. Misal bra berwarna merah darah atau hitam dibalik kemeja putih Anda. Tetapi ada juga yang dengan sengaja mengenakan berbeda warna untuk memberikan kesan seksi dan nakal sekaligus. Saran saya mungkin, NEVER TOO MUCH.

              Misal warna hitam, dibalik kemeja putih, bisa diterima akal sehat dibanding hijau pupus.

              Well, ini masih ada sambungannya. Kan tidak lengkap membicarakan Miss Bra ini tanpa soulmate-nya, Miss Panty. Yeah, perempuan manapun tidak akan ketinggalan memakai yang satu itu, kecuali yang memang sangat ‘nakal’ (tidak dihitung perempuan di daerah pedalaman lho, ya).

              Besok kita akan ngobrol tentang thong, g-string, bikini line, dll.

              Oke, see you gurls, and be sexy !!!

              ****Oya, mungkin postingan ini juga bisa membantu ^^

              **** oh ya situs ini juga wajib dikunjungi, buat kaum perempuan. Guide to right bra, by Victoria’s Secret, the famous brand in underwear industry itu loooo^^