cintaku…..

nanya dong, apa yang pembaca lihat dari gambar berikut ???

pizza ?? keju mozarella ?? pepperoni ?? sosis ?? paprika ??? pan pizza ??

BUKAN….eh ya betul ding tapi tidak 100% betul.

Bagi saya, yang nampak disitu adalah cinta.

Ya, itu bagi saya lebih dari sekedar senampan pizza, tapi ada cinta di sana.

*flashback…………*

Senin, 28 Juli 2008

*setelah minggunya mengalami hari yang berat*

19.03 sms masuk.

” we brought you a pan of pizza. u better hurry up to get home before yr brothers eat it, hehehe. and enjoy it urself as a present from us. we hope u”ll get well soon and be happy 😉 “

Sontak mataku berkaca-kaca.

Terimakasih untuk persahabatan yang indah. Aku sayang kalian. 10 tahun persahabatan kita, dinamikanya, dan u’re still best friend for me.

Doakan aku dan orang-orang yang aku sayangi.

Sekali lagi, itu bukan sekedar pizza atau kaset. Ada cinta di balik itu.

I love you too…………

ngganjel……

Pagi tadi, menu sarapan utama yang wajib dan harus selalu ada, yaitu baca koran. Ada satu berita lokal yang membuat saya merasa janggal.

Jadi ceritanya, di Jogja berdiri gedung Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Regional Jawa milik Kementrian Negara Lingkungan Hidup RI di Ring Road barat no 100 Nusupan, Nogotirto, Gamping yang peresmiannya hari Sabtu 26 Juli akan dihadiri oleh Menneg LH Rahmat Witoelar. Berita di sini nih.

Gedung tersebut di foto tampak megah dan berdisain minimalis, seperti trend perkantoran masa sekarang. Biaya yang dihabiskan untuk membangun gedung semegah itu sebesar 5,3 milliar dari APBN. Yang membedakan dengan bangunan sejenis, katanya, gedung tersebut berwawasan ekologis, misal, memanfaatkan energi matahari. Awalnya saya membayangkan gedung dengan disain bukaan dan jendela yang besar, sehingga matahari leluasa masuk, sehingga tidak perlu boros listrik untuk menyalakan lampu (toh, kegiatan perkantoran lazimnya dari jam 7-17 kan ??). Seperti halnya dengan bukaan dan ventilasi seperti rumah-rumah indisch (rumah dengan disain kolonial Belanda), dimana udara akan berputar dengan maksimal, sehingga tidak memperlukan AC, dan sinar mentari bercengkerama dengan leluasa. Ide yang sama yang diterapkan Ayu Utami untuk rumah pribadinya, menjadi rumah minim AC dan hemat listrik.

Menurut redaksi Serial Rumah, rumah hemat energi adalah dengan memanfaatkan sumber energi selain listrik seperti angin dan matahari. Tujuannya adalah mendapatkan pengudaraan dan pencahayaan alami. Dengan memaksimalkan disain yang ramah lingkungan, maka suhu dalam rumah dapat dikendalikan, tidak lagi panas sumuk gerah sehingga perlu AC, tapi cukup dengan memanfaatkan pengudaraan alami.

Selain itu, dengan memanfaatka sumber pencahayaan alami dengan tepat, maka akan didapat pencahayaan yang optimal, minim listrik, dan ruang tetap sejuk.

Ternyata yang dimaksud dengan memanfaatkan energi matahari adalah dengan membangun semacam instalasi pembangkit listrik tenaga matahari. Hanya dengan 13 juta rupiah, mampu mengubah energi matahari menjadi energi listrik sebesar 500-1000 watt. Wow, lumayan sekali ya ?? Dan saya pikir, 13 juta relatif terjangkau lah.

Selain itu juga dibangun sumur-sumur resapan di halaman dan lingkungan sekitar gedung. Juga pengolahan sampah, seperti pemilahan sampah, instalasi pembuatan pupuk organik, etc.

Tapi, ada yang menggelitik benak saya. Tigabelas juta untuk membangun instalasi konversi tenaga di perkantoran, oke. Lalu X = (5,3 milliar dikurangi 13 juta) milliar itu, habis untuk apa saja ya ?? Instalasi pembuatan pupuk ? Sepeda-sepeda untuk memfasilitasi staff kantor yang rumahnya dekat dengan kantor sehingga tidak perlu memakai motor / mobil ?? Sumur resapan ??

Saya bukan arsitek apalagi tukang ingsyinyur. Tapi untuk membangun perkantoran yang berwawasan lingkungan itu, ternyata tetep mahal juga ya ?? Hmmm…saya ga tahu sih, harga tanah di sekitar gedung tersebut semeternya berapa. Hmmm…jadi, bisa nggak ya, membangun perkantoran yang ramah lingkungan tapi juga ramah biaya, jadi bisa menghemat anggaran (duit rakyat, duit yang lain-lain juga…) ??

*mimpi punya rumah mungil yang ramah lingkungan, bernuansa natural, dengan kolam koi, full rimbun tanaman dari bambu kuning, sawo kecik, sampai kemuning, udara bebas keluar masuk rumah, ga usah pake AC, terang benderang padhang jingglang tanpa lampu, plus berbagai binatang seperti kelinci, kucing, anjing, burung, heheheehe….*

Miss Panty

Hukum alam adalah keseimbangan. Ada gelap, ada terang. Ada matahari, ada bulan. Yin dan Yang. Suami istri. Saling melengkapi. Begitu juga miss bra dan pasangan sejatinya, miss panty. Perempuan manapun, jika ingin tampil sempurna, tak akan lupa dengan miss Panty ini. Miss Bra bisa saja beristirahat sejenak alias tidak mendampingi miss Panty, tapi miss Panty hampir selalu ada di setiap kesempatan.

Seberapa pentingkah miss Panty untuk mendongkrak penampilan perempuan, sehingga mempesona setiap mata ?? Jawabnya, SANGAT PENTING, wahai Saudari-saudariku !!

Sayangnya, belum semua Saudariku menyadari betapa pentingnya untuk memperhatikan miss Panty ini, mentang-mentang ia tersembunyi.

Seperti contoh yang saya kemukakan di postingan sebelumnya, sekarang adalah eranya exhibisionis !! Show yourself !! Tapi alangkah memalukannya, jika dalam rangka exhibisionis itu, ternyata tidak ditunjang oleh dalaman yang mendukung !!

Berikut adalah peran penting miss Panty dalam mendukung penampilan kita :

  • Miss Panty dapat membentuk figur tubuh yang kurang sempurna menjadi lebih sempurna.
  • Miss Panty dapat menyembunyikan kelemahan tubuh kita dan menonjolkan kelebihannya.
  • Miss Panty membuat kita jauh lebih nyaman dan membuat kita bergerak bebas, dengan pemilihan miss Panty yang tepat tentu saja.

Ada beberapa jenis panty yang masing-masing sesuai untuk berbagai kesempatan. Jika ingin sempurna all out, luar dalam, selalu perhatikan baju apa yang kamu pakai hari ini, pakaian seperti apa, dan kenakan miss Panty yang sesuai.

Misal, pakaian model hipster atau low waist. Pakaian jenis ini, tentu saja paling cocok dengan miss Panty yang juga berpotongan low waist atau mini. Mini disini maksutnya adalah tidak melebihi tulang pinggul. Sehingga jika kita memamerkan pakaian low waist kita, si Panty tidak akan menongolkan diri dengan kentara. Its an original sin !!

If you want to show it off, all out !! Pilih renda-renda yang cantik dan terkesan feminin. Buang jauh-jauh semua kolor yang molor dan bergaya ibu-ibu di pasar itu. Its a very original sin !!! And disgusting, hehehe… :mrgreen:

Jika kita mengenakan celana ketat, skinny jeans, atau pencil skirt yang ketat membungkus panggul, pilih miss Panty yang dapat membentuk figur tubuh kita (bagi yang belum dikaruniai figur yang sempurna). Misal, miss Panty yang low waist (jika bawahan kita low waist) tapi yang membungkus bokong kita dengan sempurna. Jangan sampai, meninggalkan garis melintang miss Panty dari pakaian luar yang kita kenakan. Atau sekalian saja, kenakan g-string atau thong. Its cute and beautiful, show your figur. Dijamin tidak akan meninggalkan garis melintang di pakaian manapun, membuat bokong tampil apa adanya (jika masih kurang pede, pilih celana dari bahan yang mampu mengangkat dan mendukung tubuh Anda, misal jeans/denim yang bermutu baik).

Jika Anda mempunyai masalah dengan perut dan bokong yang mengendur, kenakan saja miss Panty model korset. Seketika masalah siluet tidak menjadi masalah. Tentu saja Anda tidak bisa mengenakan bawahan low waist, karena miss Panty model ini umumnya bergaris pinggang tinggi hingga ke pusar. Tapi tidak masalah kan, Anda masih bisa mengenakan dress terusan yang feminin atau pantalon yang elegan. Anda masih terlihat sempurna dan mempesona, tanpa harus membuat kelemahan Anda terlihat.

Mengenai pemilihan bahan, tentu saja pilih bahan yang paling nyaman. Untuk beberapa acara spesial, its fine, misal dengan silk, satin, lace/renda, transparan…Yang penting, apapun jika membuatmu merasa istimewa dan spesial, use it !!^^

Perhatikan juga dengan karet elastis. Pilih yang awet, tidak membuat gatal (kadang-kadang, beberapa material tidak cocok untuk kulit tertentu dan mengakibatkan reaksi gatal-gatal), dan tidak meninggalkan bekas karet yang tentu saja tidak indah. Karena itu, saran utama saya, mulai sekarang tinggalkan jauh-jauh model miss Panty yang old skool atau ibu-ibu banget itu. Mulailah bergenit-genit dan jatuh cinta dengan diri sendiri, puja tubuhmu dan manjakan dirimu dengan miss Panty yang indah-indah itu.

Hmmm….jika semua sempurna, last but not least adalah perawatan. Jangan sampai, hanya bisa membeli dan memakai tapi tidak bisa merawatnya. Karena miss Panty dan miss Bra sama-sama berjenis sensitif dan rapuh, tentu saja kita harus memperlakukannya dengan lembut. Cuci dengan lembut, jika dengan mesin cuci, lebih baik dengan mesin cuci front loading, akan jauh lebih awet.

Ok, thats it, gals. Be sexy and be pretty^^

Love yourself coz you deserve it !!

Berikut adalah contoh macam-macam panties. Dikutip dari katalog La Senza^^

Perhatikan, setiap outfit, mempunyai pasangan panty yang sesuai. Apalagi jika itu adalah gaun malam yang istimewa, jangan rusak penampilan dengan dalaman yang ala kadarnya.

Untuk pembaca yang bingung perbedaan antara thong dan g-string, bisa dicek disini. Ternyata serba-serbi dalaman pun tak kalah menariknya loh^^.

jennifer garnier dengan boythong yang nyaman dan sporty untuk penampilan kasual.

kelly rowland, dengan boyleg untuk melengkapi diva glam-nya.

cameron diaz, dengan panty bergaya brazilian yang cantik.

g-string pun oke juga buat jeans….

and she’s PERFECTO !!!

wanted !!! pemimpin dengan kualifikasi sebagai berikut :

  • Pemimpin yang mempunyai visi lingkungan !!!

Dia harus punya visi dan misi yang jauh ke depan, menjangkau hingga ke generasi cucu, cicit, buyut, dst. Tidak hanya memperhitungkan keuntungan jangka pendek, tapi juga jangka panjang. No more story about pengalihan fungsi hutan lindung dengan alasan pembangunan, bullshit taik kebo semata. Masih mending taik kebo, karena berguna bisa jadi pupuk kandang.

Saya benar-benar tidak habis pikir, tidak bisa memahami jalan pikir mereka. Karena itu saya sangat ingin mengetahui dan sangat ingin mendengar apa yang ada dalam kepala mereka, jika berbicara mengenai lingkungan. Apa yang ada dalam benak mereka, apa rencana mereka, apa visi misi mereka, dengan hutan-hutan perawan Indonesia, sungai-sungai besar nan jernih, lautan luas beserta seisinya, kekayaan fauna, keragaman flora…..

Apa yang ada dalam pikiran mereka, mengetahui beragam bencana lingkungan, tanah yang makin kehilangan kesuburannya, sungai yang tercemar, mata air yang makin menyusut, air bersih yang makin langka, satwa yang makin menjadi komoditas, hutan yang menghilang, keseimbangan alam yang terganggu….

Menurut mereka, apakah global warming itu ?? Semacam trend, gaya hidup, kata-kata sakti supaya terlihat trendi dan hip dan sok melek lingkungan ??

Apa yang menjadi persepsi mereka dengan sampah ?? Apa rencana mereka dengan sampah ?? Apakah mereka sadar dengan sampah ?? Jangan-jangan mereka selama ini tidak sadar sudah menghasilkan sampah sekian banyak, malah bisa jadi kelak menjadi sampah masyarakat….

  • Pemimpin dengan integritas dan etika !!!

Pemimpin musti sportiv, mengakui keunggulan dan kelebihan lawan. Mau juga mengakui dan berbesar hati dengan kelemahannya. Mau mendengarkan pihak lain. Berintegritas dan beretika. Mau tahu contoh kongkrit perilaku pemimpin dengan etika ?? Suruh pemimpin itu untuk nonton rame-rame Kingdom of Heaven, dan belajar dari para pemimpin yang berperang. Siapa yang mereka contoh, Sultan Salaudin atau Guy  de Lusignan.

Cukup sampai tahun 2008 saja, kisah-kisah para pemimpin yang bertarung berebut kekuasaan dengan menghalalkan segala cara dan menjadikan rakyat serta kemiskinan untuk jadi bahan beriklan. Cukup sampai tahun 2008, kisah mereka-mereka yang kalah bertarung lalu saling menjatuhkan hingga mereka yang tidak terlibat menjadi korban.

Menurut Anda, baik yang sedang beriklan maupun yang sedang menduduki jabatan, apakah Anda sudah sesuai dengan kriteria yang kami inginkan ???

beware !!! sexualization everywhere !!

Beberapa hari  yang lalu, ketika sedang asyik browsing, saya menemukan artikel menarik di situs HIMPSInya Amerika atau American Psychological Assocoation di www.apa.org

Artikel tersebut menyoroti tentang sexualization of girls (kesulitan menemukan istilah Indonesianya), yang didefinisikan sebagai berikut :

when a person’s value comes only from her/his sexual appeal or behavior, to the exclusion of other characteristics, and when a person is sexually objectified, e.g., made into a thing for another’s sexual use.

Saya jadi teringat postingan saya beberapa waktu lalu, yang menyuarakan kecemasan saya melihat fenomena semakin banyaknya gadis-gadis remaja yang nyemplung ke dunia entertainment, dan menonjolkan sex appeal mereka. Bahkan saya baru tahu, kalau Chelsea Olivia ternyata masih berusia 15 tahun !! (Lagi-lagi, usia segitu saya baru ngapain ya ??)

Dari penelitian yang dilakukan oleh anggota APA, terungkap bahwa sexualization of girls di berbagai bentuk media ternyata berpengaruh buruk bagi perkembangan kesehatannya, jasmani dan psikologis.

Terungkap, ada tiga aspek kesehatan yang terpengaruh, yaitu :

Cognitive and Emotional Consequences: Sexualization and objectification undermine a person’s confidence in and comfort with her own body, leading to emotional and self-image problems, such as shame and anxiety.

Terjemahan bebas : sexualization of girls berpengaruh terhadap pembentukan rasa percaya diri, self esteem, dan citra diri yang sehat seseorang (gadis/perempuan). Ybs merasa tidak nyaman dengan tubuhnya sediri, bermasalah dengan citra diri dan keadaan emosinya, misal rasa cemas dan malu. Dengan kata lain, ybs merasa ga pede dengan tubuhnya sendiri.

Mental and Physical Health: Research links sexualization with three of the most common mental health problems diagnosed in girls and women—eating disorders, low self-esteem, and depression or depressed mood.

Terjemahan bebas : penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara sexualization dan masalah / gangguan kesehatan mental pada gadis dan perempuan dewasa, yaitu gangguan makan, self esteem yang rendah, dan depresi.

Sexual Development: Research suggests that the sexualization of girls has negative consequences on girls’ ability to develop a healthy sexual self-image.

Terjemahan bebas : penelitian menyatakan, sexualization berdampak negatif terhadap kemampuan seseorang untuk mengembangkan sexual self-image yang sehat.

Penelitian tersebut memang dilakukan di Amerika, di Indonesia sendiri belum ada yang melakukan penelitian serupa. Fenomena di Amerika sendiri sudah membuktikannya jauh sebelum penelitian ini dipublikasikan. Saya sendiri hanya melihatnya di media, jadi sekali lagi ini asumsi saya yang diperkuat beberapa artikel yang pernah saya baca.

Misal, Anda sudah pernah menyaksikan secara utuh video klip-video klip dari penyanyi hip-hop atau rapper macam 50 Cent dkk ?? Saudara-saudara, saya terkesima menyaksikan salah satu video klip 50 Cent. ‘Sexy’ sekali, dalam arti full dengan model-model perempuan bertubuh sempurna, berbusana minim, bertelanjang dada serta mempertunjukkan gerakan-gerakan yang mengarah ke kegiatan seksual secara eksplisit. Padahal itu video klip dan lagu-lagunya masuk jajaran hit single, tapi vidklipnya sendiri cenderung soft porn.

Di salah satu episode Oprah Show yang pernah saya lihat, terungkap bahwa ternyata pada saat proses pembuatan vidklip untuk musik hip-hop, terjadi semacam pelecehan terhadap model perempuan. Kalau tidak salah ingat, si Model dalam testimoninya menyebutkan kata-kata seperti pelacuran yang dilegalkan selama proses syutingnya.

Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan musisi hip hop di Indonesia, tapi saya menyoroti fenomena vidklip rapper-rapper Amrik yang kebanyakan sangat menonjolkan seksualitas perempuan.

Contoh lain, vidklipnya Pussy Cat Dolls yang Don’t Cha. Liriknya seksi, vidklipnya apalagi !! Saya pernah melihat berita di TV, ternyata sebagian orang tua di Amrik resah dan protes dengan pembuatan figur anggota Pussy Cat Dolls sebagai boneka barbie, karena menurut mereka, anggota Pussy Cat Dolls bukan figur yang mendidik bagi anak-anak. Mereka tidak ingin anak-anak gadis mereka meniru tingkah PCD di vidklip yang berbusana minim, mempertunjukkan sexual body language yang cukup vulgar, dsb. Dan mereka sangat tidak menyukai dengan lirik lagunya yang menurut mereka berpengaruh buruk terhadap anak-anak mereka.

Tidak heran, jika Pink pernah menyindir fenomena ini dalam vidklip singlenya (sayang, saya lupa judulnya, kalau tidak salah Stupid Girl). Di vidklipnya tersebut diperlihatkan seorang gadis kecil yang meniru tingkah polah gadis-gadis MTV (menyebut mereka yang menjadi model vidklip dan berakting vulgar).

Itu baru dari industri musik, belum industri fesyen. Masih ingat atau ada yang tahu dengan fenomena Kate Moss ?? Dia berpose sangat seksi untuk pemotretan iklan Calvin Klein dan mengundang kontroversi, selain itu juga karena Kate Moss pada saat itu dipandang masih di bawah umur / sangat belia (pemotretatn pertamanya pada umur 14 tahun, sekitar tahun 90an).

IMO, syndrom Body Dysmophic Disorder atawa Body Image Disorder yang salah satunya  berdampak ke eating disorder seperti anorexia dan bullimia, merupakan fenomena terbuka di Amerika. Maksudnya fenomena terbuka, lebih mudah menjumpai di Amerika dibandingkan di Indonesia. Saya jarang menemukan kasus anorexia dan bullimia di Indonesia. Atau mungkin belum ada  penelitiannya saja.

Tapi seiring dengan majunya industri hiburan di Indonesia, saya khawatir, syndrom ini semakin mudah ditemui di Indonesia. Gejalanya sudah terlihat, seperti semakin ‘centil’nya remaja perempuan Indonesia sekarang dibanding generasi sebelumnya. Rame-rame ikutan kompetisi yang dapat menaikkan popularitas dsb seperti selebriti-selebriti muda, dengan mengandalkan penampilan.

Apalagi didukung oleh iklan-iklan produk kecantikan yang semakin mengancam ‘rasa aman dan nyaman’ self-image seorang perempuan. Semakin agresif saja self image kita, perempuan, diserang dan didoktrin bahwa kecantikan ideal adalah blablabla.

Jangan-jangan, maraknya aksi telanjang di depan kamera hape pun, terinspirasi oleh sexualization of girls di Indonesia yang makin deras belakangan ini.

Para psikolog APA merekomendasikan bagi orang tua, pihak sekolah, dan para ahli untuk lebih waspada terhadap sexualization of girls ini. Sudah seharusnya dan mendesak, untuk memberi pelatihan melek media (media literacy) dan edukasi seks bagi semua pihak, utamanya bagi remaja. Tujuannya adalah memberi pesan bagaimana healthy sexual development itu, sehingga para remaja itu tidak mengadopsi secara salah apa yang terpampang di media.

Itu di Amerika, bagaimana di Indonesia ?? Apa yang bisa kita lakukan ??

Budaya Apresiatif : Bahasamu, Harimaumu

PENDAHULUAN

Saat ini, program magister yang sedang saya jalani mengharuskan saya untuk menyusun tesis sebagai syarat meraih gelar Magister Psikolog.

Proses yang tidak mudah, apalagi saya termasuk watak / tipe empat, Si Romantis, yang cenderung ingin tampil beda. Pencarian untuk topik tesis yang berbeda ini membawa saya berkenalan dengan metode baru, Appreciative Inquiry (hehehe, ini curcol, huhuhuhu :mrgreen: ).

APPRECIATIVE INQUIRY

Metode/pendekatan Appreciative Inquiry bisa dikatakan belum banyak dikenal di Indonesia sebagai suatu pendekatan untuk Organizational Development / Organizational Behavior. Ya, metode AI pada awalnya merupakan metode intervensi yang dirancang untuk OD/OB. Pada perkembangan selanjutnya, ternyata metode AI ini bisa digunakan untuk berbagai situasi, misal untuk intervensi dalam keluarga, pendidikan, hingga sosial (community development, contohnya).

Sebenarnya, apa sih, Appreciative Inquiry itu ??

Appreciative Inquiry (AI) secara singkat bisa diartikan Seni Bertanya. Dasar dari AI, in my opinion, memang terletak pada pertanyaan yang provokatif. Tapi tidak sekedar bertanya lho, ada seninya, sehingga pertanyaan tersebut merangsang lahirnya jawaban-jawaban yang membuat kita menyadari potensi-potensi terpendam dan ujung-ujungnya menghasilkan perubahan yang indah, metamorfosa laiknya ulat menjadi kupu-kupu.

Pertanyaan-pertanyaan provokatif tersebut didasari oleh paradigma menghargai atau dalam bahasa awamnya berpikir positif . Dengan kata lain, paradigma apresiatif mendasari kita dalam memandang segala sesuatunya, sehingga pertanyaan yang kita ajukan pun berbeda, dan menghasilkan jawaban yang berbeda pula (positif).

Untuk lebih memahami beda AI, kita bisa membandingkan dengan pendekatan yang umum dipakai, yaitu Problem Solving.

Problem Solving

  • Identify
  • problem/weakness
  • Analyze causes
  • Brainstorm solutions
  • Develop action plans

Appreciative Approach

  • Identify: What’s working now that we want to expand?
  • Imagine: What might be even better?
  • Innovate: How can we move in that direction?
  • Implement: What steps should we take?

*sumber : Accentuate the Positive with Appreciative Coaching by Sara L. Orem*

5

PERTANYAAN SEPERTI APA ?

Pertanyaan yang muncul dari pendekatan yang berbeda tersebut, bisa kita lihat dan rasakan, seperti apa :

Problem solving >> DEFICIT BASED

• What’s wrong with me?

• What’s wrong with them?

• Why can’t I get better at this?

• Why does this always happen to me?

• Why bother?

• How can I avoid this?

Appreciative Approach >> ASSET-BASED

• When have I been successful in the past?

• What are my strengths and talents?

• What do I imagine could happen in this situation?

• What actions can I begin experimenting with (to assure that my imagined

state IS my future state)?

*sumber : Accentuate the Positive with Appreciative Coaching by Sara L. Orem*

Lebih jelas lagi, kita bisa menyimak dari contoh kasus dari Avon Mexico yang sukses menerapkan pendekatan AI ini untuk intervensi organisasi, dan tahun 1997 sukses mendapat penghargaan sebagai perusahaan terbaik dalam memperlakukan karyawan perempuan di Mexico.

Topik adalah sexual harassment atau perlakuan karyawan pria terhadap karyawan perempuan ;

Women feel devalued in this company.They complain about male coworkers’ attitudes towards them, and about limits on the jobs available to them.

Pada pendekatan Problem Solving, akan memakai langkah-langkah sebagaimana berikut :

  • What can we do about male chauvinist attitudes?
  • When are women being harassed and who is doing it?
  • What kind of sexual harassment policies should we have?
  • Why aren’t women able to move up into senior management?
  • What are the barriers and how can we remove them?

Sedangkan pendekatan AI adalah sebagai berikut :

  • What are some examples of the very best work experiences men and women have had working together in this company?
  • What circumstances made these possible?
  • How can we recreate these conditions so that men and women have more “best” experiences working together?

See ?? Can you feel and see the difference ??

Seperti yang diucapkan oleh Tom White, President of GTE Telops,

WE CAN’T IGNORE PROBLEMS—WE JUST NEED TO APPROACH THEM FROM THE OTHER SIDE.

KESIMPULAN

Semakin saya belajar pendekatan AI, semakin saya merefleksikan tentang diri saya. Apa yang sedikit saya dapat dari pendekatan AI adalah, betapa kurangnya saya menerapkan dan membiasakan paradigma apresiatif dalam memandang segala sesuatunya.

Dari paradigma positif tersebut, seperti getaran yang bervibrasi, akan menghasilkan getaran positif dalam bertutur dan berkata. Kata-kata yang terucap dari mulut akan menghasilkan getaran energi yang lebih besar lagi, dalam bentuk perilaku. Getaran tersebut bervibrasi lagi lebih besar, memantul kepada lingkungan sekitarnya, termasuk kepada orang-orang di sekitar.

Saya mendapatkan benang merah dengan ‘aliran’ Psikologi Transpersonal, the Nu Age of Psychology. Kalau Anda akrab dengan Neuro-Linguistic Program, Psikologi Transpersonal, atau pernah membaca / menyaksikan The Secret, Pieces of Mind, dsb, benang merah tersebut adalah getaran energi positif menghasilkan getaran energi positif.

Dalam kehidupan sehari-hari, paling mudah kita cermati adalah cara kita berkata-kata. Seberapa banyak kita mengeluarkan kata-kata yang mengandung getaran energi positif dibanding kata-kata yang mengandung getaran energi negatif ??

Seberapa sering kita menggunakan kata-kata ‘tidak’, ‘jangan’, ‘mustahil’, dibanding kata-kata ‘mampu’, ‘bisa’ ??

Tak berlebihan kiranya jika dikatakan, Bahasamu Harimaumu (saya mendapatkan kata-kata ini dari mana ya, saya lupa. Maafkan untuk pencetus idiom kata ini, saya tidak mencantumkan sumbernya).

Sara L. Orem memiliki istilahnya sendiri yaitu

WORDS MAKE WORLDS.

Seperti, apa yang Anda rasakan jika membaca koran lampu merah, yang menyajikan suatu informasi dengan bahasa yang vulgar dan provokatif ??

Atau membaca suatu informasi yang sama, tapi disampaikan dengan bahasa yang positif. Emosi apa yang muncul, bahkan dalam getaran yang paling halus ??

Seperti itulah, tularan getaran energi.

Dan, saya sangat menyayangkan sekaligus mencemaskan, jika mencermati yang terjadi di sekitar saya. Mengapa kita lebih tertarik dengan informasi yang ‘berenergi negatif’ dibanding informasi yang ‘berenergi positif’ ??

Apakah ini sudah menjadi naluri dasar manusia atau bagaimana ??

Contohnya, seperti dalam hasil penyusunan peningkatan stasiun televisi favorit atau program televisi favorit berdasarkan rating, ternyata masih didominasi stasiun televisi yang menayangkan sinetron-sinetron tidak mendidik. Apakah ini berarti masyarakat lebih menyukai tayangan-tayangan yang tidak mendidik ?? Apakah masyarakat tidak menyukai program-program yang berisi kesuksesan, kisah inspiratif, berita-berita positif ??

Dunia blogsphere pun setali tiga uang. Mengapa postingan-postingan yang berbau kemarahan, provokasi negatif, dll (tidak usahlah saya jlentrehkan ) malah meraih popularitas sementara ada begitu banyak postingan yang mencerahkan, inspiratif, menularkan energi positif.

Oke, sepertinya saya tidak menerapkan apa yang saya pelajari barusan.

Seharusnya, saya melihat fenomena di atas dari sudut pandang yang berbeda. Coba, dari Anda, apa yang dapat Anda tawarkan, suatu sudut pandang yang baru, yang apresiatif ?? Respon yang bernada menghujat dan sebagainya yang berenergi negatif, nilainya nol !! ^_^

Watch your words, appreciate !! ^_^

Your words, your worlds.

rejeki yang barokah pt. two

Hari Rabu , tgl 9 Juli kemarin, kebetulan giliran saya untuk anter Bo-Nyok ke pengajian rutin tiap Rabu Wage. Lokasinya nun jauh di Bantul sana, di pelosok desa, tepatnya di Godegan, Srandakan. Awalnya, saya sempat agak malas-malasan untuk hadir, lagipula, bisa-bisa saya hangus terbakar !! :mrgreen:  Hihihi, hus !!

Ternyata dugaan saya salah. Isi pengajian cukup menarik, meskipun disampaikan dalam bahasa Jawa. Kebetulan yang hadir, selain santri-santri pondok Godegan, juga warga sekitar pondok. Dan surprisingly, kebanyakan dari warga malah ibu-ibu. Semangat mereka patut diacungi jempol. Malam, dingin, ngantuk, tapi tetap semangat mengikuti alunan dzikir dan menyimak tausyiah ustad dari Pondok Pesantren Pandan Aran. Sementara, kaum bapak yang duduk lesehan di dalam masjid, malah terkantuk-kantuk.

Materi tausyiyah malam itu mengulas tentang rizki. Sang Ustadz yang masih terbilang muda, menyampaikan isi ceramah dengan bahasa yang menyejukkan,jauh dari provokasi apalagi menjelek-jelekkan golongan lain. Isi materi yang tergolong berat, disampaikan dengan bahasa yang jenaka dan full cerita, membuat jamaah yang warga desa, mencerna dengan mudah.

Saya sendiri mulai tergelitik untuk menyimak, ketika jamaah ditanya, antara kaum mukmin dan kaum kafir, mana yang lebih dikabulkan doanya oleh Gusti Allah. Kebanyakan menjawab kaum mukmin. Kemudian Sang Ustadz mengilustrasikan kisah yang banyak terjadi di sekitar kita.

Alkisah, ada orang mukmin dan orang kafir yang sama-sama berdoa. Lain waktu, ternyata si orang kafir ini rejekinya lebih melimpah. Tandanya, pick up-nya berganti menjadi pick up double cabin mitsubishi strada. Colt-nya ganti menjadi toyota alphard. Rumah tipe 36 miliknya ganti posisi di perumahan elite, dimana harga satu unit minimal 1,5 milyar. Minimal yang terlihat oleh mata demikian. Sebaliknya, orang mukmin kok rejekinya tetep saja. Rumah, masih ngontrak, tipe 36. Mobil ?? Walah, masih kredit motor.

Malaikat pun bertanya-tanya, mengapa Gusti Allah lebih mengabulkan doa dari si kafir daripada si mukmin.

Gusti Allah menjawab, “ Orang kafir itu, kalau permohonannya tidak segera dikabulkan, mereka bakalan ngeluh, komplain, nggrundel, ngomel2, bahkan menggugat Aku. Sedangkan hambaKu yang mukmin, jika doanya belum terwujud, dia lebih sabar dalam menerimanya, tidak berkeluh kesah, dsb.”

Illustrasi yang cukup mengena untuk ditangkap intisarinya !!

Jadi kalau kita nggrundel, selalu mengeluh, tidak sabaran, berarti kita termasuk orang ka…. –teruskan sendiri :mrgreen:

Lebih jauh, Sang Ustadz menjelaskan, bahwa rejeki yang barokah itu tidak selalu berwujud materi. Sering kita saksikan, bahkan siapa tahu, itu mengenai kita sendiri. Mereka yang dikaruniai materi yang berlimpah, uang mengalir seperti dirinya adalah magnet uang, sampai bingung bagaiamana membelanjakan. Di sisi lain, berbagai persoalan tak habis menderanya. Pasangan yang selingkuh, anak yang tidak bisa dibanggakan malah jadi parasit masyarakat, penyakit yang menggerogoti dirinya…..

Dulu ingin kaya karena ingin bisa beli makan apa saja yang dia inginkan, tapi setelah kaya raya, dia hanya bisa makan sayur-sayuran, itu pun terbatas, karena penyakit asam urat dan kolesterol mengharuskannya diit. Kalau tidak disiplin, alamat terserang stroke, yang akan mengurangi kualitas hidupnya (lumpuh, bibir perot, tidak bisa berkata-kata da beraktivitas normal).

Nauduzubillah…..

Saya jadi merenung, mengapa ya, kalau orang berdoa itu, kebanyakan adalah ‘tuntutan’ supaya materinya berlimpah. Misal, lelaku seperti di Kemusuk, Parangkusumo, atau berbagai tapa brata laku prihatin, pada umumnya karena ingin pendapatan materi meningkat.

Perenungan yang kedua, mengapa standar yang berlaku secara tak resmi adalah apa yang terlihat oleh mata. Maksutnya, materi kasat mata, you know, seperti mobil, motor, duit bejibun, kartu kredit, hape, rumah magrong-magrong, perhiasan, baju-baju bermerk, sepatu desainer kelas dunia, cerutu Kuba, wine Perancis tahun 50an, salon dimana sekalinya potong rambut ratusan rebu hingga jutaan (padahal Cuma dipotong sekian menit), kopi starbucks, donat Jco, dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan yang tak kasat mata ??

Kelemahan manusia, terpedaya oleh panca indera. Indera kita ini sungguh memenjara.

Postingan ini saya tutup dengan kisah nyata. Kebetulan saya mengenal beberapa orang yang istimewa, ia dikaruniai semacam kelebihan. Dengan kelebihannya, berduyun-duyun orang datang, dari pedagang kaki lima hingga pejabat, untuk meminta nasihatnya. Apalagi yang berkaitan dengan rejeki. Misal, bertanya, lebih menguntungkan mana bagi dirinya, buka toko di daerah selatan atau utara. Atau, supaya lolos dalam pilkada kali ini, apa yang harus ia lakukan. Semuanya ia layani, tanpa pilih-pilih.

Yang paling bikin saya heran, orang-orang seperti itu, yang betul-betul memang punya kelebihan (ga sekedar ngecap di tipi), secara materi sangat sederhana. Ia tetap bekerja sebagaimana kita-kita, entah sebagai petani, sebagai guru. Kalau ia mau, ia bisa saja meraup rezeki dari 7 arah mata angin, karena ia mampu melihatnya. Tapi, tidak ia lakukan. Saya bertanya-tanya, apa yang membuatnya seperti menyia-nyiakan bakatnya tersebut untuk dirinya dan keluarganya ???

Ada yang bisa bantu saya memberi jawaban ??

interpersonal conflict management pt.two

-lirik lagu Seventeen : selalu mengalah….-

jelaskan padaku isi hatimu
seberapa besar kau yakin padaku
untuk tetap bisa bertahan denganku
menjaga cinta ini

pertengkaran yang terjadi
seperti semua salahku

reff:
mengapa selalu aku yang mengalah
tak pernah kah kau berpikir
sedikit tentang hatiku

mengapa ku yang harus selalu mengalah
pantaskah hatiku
masih bisa bersamamu


Ada yang mengalami kisah mirip-mirip dengan penggalan lirik lagu dari grup band Seventeen di atas ??

 

Gimana sih, rasanya, ketika kita memendam masalah dengan orang lain, dan orang lain tersebut bersikap dominan terhadap kita ?? Kita seperti di pihak yang harus menelan bulat-bulat rasa kesal, kecewa, marah, dsb, karena kita merasa lebih inferior dibanding dirinya. Pada kasus yang ekstrim, dominasi itu bahkan ditunjukkan oleh aksi kekerasan, misal pukulan, tamparan, bahkan kekerasan verbal seperti mengatai kita kata-kata yang tak pantas.

 

Apa yang pembaca rasakan, ketika kita konflik dengan orang lain dan akibatnya ada rasa tidak enak yang mengganjal di hati, tetapi kita tidak kuasa untuk melepaskan ganjalan tersebut ??

Waaah, rasanya…seperti nelen kulit durian utuh bulet-bulet, betul apa betul ?? Hehehe….

 

Misal, begini. Kamu dan pacar kamu baru saja jadian. Malam itu malam minggu. Udah janjian nih, untuk nonton bareng. Ketika kalian pergi bareng, kamu agak kecewa melihat perilakunya, karena Si Dia terang-terangan mengagumi cewek lain walau ada kamu di sebelahnya. Dan cara Si Dia menunjukkan kekaguman itu, cukup norak. Misal, menatap dengan mata melotot dan mulut setengah terbuka, kemudian berkomentar betapa seksinya cewek itu, betapa besar dadanya, dsb. Padahal ada kamu di sebelahnya.

 

Wuah, kesel dong, diperlakukan seperti itu. Rasanya seperti nggak dianggep aja. Tapi apa yang kamu lakukan ??

Kamu hanya tersenyum kecut dan menelan bulat-bulat rasa gondok itu, tak sepatah kata pun keluar menyinggung kejadian tersebut. Gondok, mangkel, sebal, tapi kamu pendam saja.

 

Atau, kamu langsung meradang, dan berteriak-teriak memaki-maki perilakunya yang menurutmu keterlaluan. Akibatnya, kalian jadi tontonan gratis satu mall.

Bisa juga, kamu diam saja tapi balas dendam, dengan berlaku persis sama, malah kegatelan. Misal, main mata dengan cowo keren, pasang bahasa tubuh yang menggoda dan terang-terangan di depan mata pacar kamu. Diam sih, ga keluar kata-kata keberatan, tapi perilakumu menyatakan sebaliknya.

 

Contoh kedua, misal kamu dan temenmu. Kalian sobatan akrab. Walau begitu, ada beberapa kebiasaan temenmu yang bikin kamu kesal. Seperti, pinjam duit, banyak pula, tapi lewat dari waktu yang dijanjikan, dia diem aja. Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu, atau belagak lupa kalau dia pernah pinjam. Dan kamu tahu persis, dia bukan orang fakir. Kebiasaan buruknya yang lain misal, tanpa ijin sama sekali membuka-buka file pribadimu, meminjam tanpa ijin barang-barangmu, malah yang paling keterlaluan, dia flirting dengan pacarmu !! Ketika ditanyain, dia berkilah, dia biasa aja ga ada maksud godain.

Nah lo, apa yang kamu lakukan ?? Dia sahabat baikmu lho. Bagaimana caramu menyatakan keberatan itu ?? Diam saja tapi dongkol setengah mati, atas nama persahabatan dan ogah ribut ?? Atau langsung memutuskan tali persahabatan ??

 

Contoh ketiga, misal kamu lagi bete antre di kasir supermarket. Antrian panjang yang biasa terlihat di bulan Ramadhan, apalagi menjelang berbuka. Tapi kamu lega, karena antrian di depanmu tinggal beberapa orang lagi. Tiba-tiba, nyelonong gadis cantik mempesona di depanmu, enak banget lansung potong antrian, ikutan antri di depanmu. Ketika kamu tanya, alasannya, dia Cuma belanja beberapa barang saja.

Langsung meledak marah atau diam saja walaupun dongkol, dan oke, karena dia cantik. Coba kalo jelek, wuah, jangan-jangan reaksimu beda lagi. :p

 

Lagi-lagi, tak bisa dielakkan, dalam bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain, ga bisa lepas dari yang namanya konflik. Dalam postingan sebelumnya, sempat disinggung tentang diagram alternatif respon terhadap konflik. Selain itu juga sempat disinggung mengenai posisi psikologis yang mendasari pemilihan alternatif respon terhadap konflik tersebut.

 

ANALISIS TRANSAKSIONAL

 

Posisi psikologis merupakan istilah yang lazim dalam metode Analisis Transaksional yang dikembangkan oleh Eric Berne. Latar belakangnya adalah Eric Berne memandang bahwa komunikasi yang terjadi antara dua orang, galibnya adalah sama dengan proses transaksi.

 

Ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain, yang terjadi adalah si A bermaksud menyampaikan keinginannya dan kebutuhannya, serta mencoba mempengaruhi orang lain (si B) supaya si B mau mendengarkan, memperhatikan, memahami, dan mau berbuat seperti yang diinginkan si A. sebaliknya, si B dalam berkomunikasi dengan si A juga bersikap sama dengan si A.

Karena tiap individu mempunyai harapan dan keinginan yang seringkali berbeda, untuk mempertemukannya biasanya terjadi semacam proses tawar menawar. Kondisi seperti inilah yang disebut Eric Berne sebagai transaksi. Proses transaksi ini tak semua bisa berjalan mulus, seringkali malah saling melukai dan menyakiti, seperti contoh konflik dalam uraian di atas atau postingan sebelumnya.

 

Analisis Transaksional (AT), menurut Eric Berne merupakan metode untuk menganalisis atau menemukan pola mana saja yang berperan dalam sulit atau mudahnya proses transaksi/komunikasi. AT ditawarkan oleh Eric mengikuti teori psikoanalisis Sigmund Freud dan penemuan kerja otak dari Broca dan W. Penfield antara aktivitas otak dan perilaku manusia.

 

Menurut Penfield, otak manusia sejak bayi sudah mampu merekam berjuta-juta pengalaman tentang perasaan, pandangan, sikap, perilaku, dll. Pengalaman yang tertanam sejak bayi hingga dewasa ini untuk selanjutnya disebut sebagai egostate.

Berne mengelompokkan rekaman pengalaman tersebut menjadi kelompok pesan-pesan norma Orang Tua (egostate Orang Tua) dan kelompok reaksi perasaan Anak (egostate Anak). Kedua egostate tersebut dalam keseharian berebut untuk tampil dalam proses komunikasi. Sulit untuk melepaskan diri sepenuhnya dari kedua egostate tersebut, apalagi egostate tersebut sebenarnya adalah rekaman perbendaharaan mengenai berbagai cara yang individu lakukan dalam menghadapi / menyelesaikan masalah, entah itu berhasil atau tidak.

Berne menawarkan alternatif cara untuk menyadari egostate tersebut dan mengontrol dan mengendalikannya sepenuhnya. Egostate tersebut adalah egostate Dewasa. Individu yang sehat adalah mereka yang mampu menggunakan egostate-nya sesuai dengan situasi dan kondisi, yaitu ketika egostate Dewasa dalam posisi dominan sehingga mampu memilih egostate mana yang sesuai dengan situasi tertentu.

 

Misal, ketika lagi bermanja-manja dengan pacar, boleh lah kita memakai egostate Anak, tapi kalau terus-menerus memakai egostate Anak, pacar bisa kabur karena merasa tidak pacaran dengan kita tapi seperti sedang menjadi baby sitter anak kecil.

Atau misal, ketika dalam suatu meeting penting, rapat komite khusus untuk menentukan sikap terhadap suatu kebijakan. Eh, karena opini kita ditolak, kita ngotot untuk memaksakan opini yang kita anggap benar tersebut dan kita jadi berang, marah-marah, bahkan naik ke meja dan meninju pimpinan rapat, hehehe.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, ketiga egostate sering bertentangan satu dengan yang lain. Umumnya, cara yang paling ideal adalah memakai egostate Dewasa, yang mampu menerima dan menyalurkan keinginan Anak dan Orang Tua secara proporsional. Karena itu, menurut psikolog dan terapis Dr. Salim A Sungkar menyatakan :

 

USE YOUR ADULT, PLEASE

 

Bukan, be adult. Mengapa ?? Karena sering kita saksikan, mereka yang berusia lebih dari 20 tahun, yang di Indonesia termasuk kategori dewasa (ingat pengkategorian film, hehehe), ternyata usia mentalnya belum dewasa. Dr. Salim A Sungkar menyatakan, mental tak akan menjadi dewasa hingga egostate Dewasa menjadi dominan dibanding egostate Anak dan Orang Tua.

 

Selain itu, selama proses interaksi dengan orang lain yang terus terjadi dari masa bayi, membuat individu merekam semacam kesimpulan tentang diri sendiri dan orang lain, yang menjadi dasar keputusan sikap hidupnya. Secara singkat bisa dirangkum dalam empat macam kemungkinan, yang juga disebut sebagai Posisi Psikologis, yaitu :

 

  • Saya Tidak Oke – Kamu Oke
  • Saya Tidak Oke – Kamu Tidak Oke
  • Saya Oke – Kamu Tidak Oke
  • Saya Oke – Kamu Oke

 

Dalam berkomunikasi antara tiga egostate tersebut, ada tiga kemungkinan transaksi yang terjadi, yaitu :

 

  • Transaksi komplementer : jika kedua belah pihak mampu memberikan respon yang saling diharapkan.

Misal, A : sedang dimana, Sayang ?

         B : masih di kantor nih, Mah, rapat. –> egostate yang sama

Atau, X : mengapa semester ini penjualanmu menurun ?

         Z : maaf, Pak, saya kesulitan dengan ketatnya persaingan pasar. –> egostate yang berbeda

 

  • Transaksi silang : jika kedua belah pihak tidak memberikan respon yang masing-masing harapkan.

Misal, C : Kok kamu ga pernah posting lagi, sih, Sayang ?

         D : Eh, suka-suka gw dong, mo posting kek, mo enggak kek, bodo !!

 

Transaksi ini yang paling rentan konflik, seperti yang sudah diungkap di postingan sebelumnya.  Ketika pihak lawan memberikan respon silang atau jawaban yang tak diharapkan, maka sebenarnya terbuka peluang bagi pihak pertama untuk memberi jawaban silang juga atau memberi jawaban yang komplementer untuk memperbaiki keadaan tidak enak.

Bagi pihak pertama yang cepat menyadari (transaksi) apa yang terjadi dan memiliki kemampuan untuk memahami (fleksibel, empati, easy going), maka dia mampu untuk memberikan jawaban yang komplementer.

 

Misal, bagaimana dengan situasi berikut :

C : Kok kamu ga pernah posting lagi, sih, Sayang ?

D : Eh, suka-suka gw dong, mo posting kek, mo enggak kek, bodo !!

C : Eh, ditanya baik-baik kok nyolot sih, mau kamu apa, heh ?? Nantang ??

 

Atau situasi seperti ini :

C : Kok kamu ga pernah posting lagi, sih, Sayang ?

D : Eh, suka-suka gw dong, mo posting kek, mo enggak kek, bodo !!

C : Sayang, aku kaget nih, denger jawaban kamu. Ada apa, Sayang ?? Lagi bad mood ??

 

Hmmm…what do you think ???

 

  • Transaksi terselubung : maksudnya adalah, apabila ada maksud yang tidak tersirat dibalik ungkapan.

Misal, ketika hendak menyindir seseorang, kita sering memakai transaski seperti ini. Ketika flirting pun, tanpa sadar, kita memakai transaksi seperti ini juga.

 

Contoh yang romantis, yaitu antara pasangan yang baru menikah, ketika suasana sedang hangat-hangatnya bulan madu. Ketika sang suami mendapati istrinya yang sama sekali tidak bisa memasak, mencoba memasak untuk makan malam bersama, ia akan tersenyum dan memuji usaha istrinya dan mengajak untuk makan malam di luar.

 

Oke, sampai disini dulu kuliah Interpersonal Conflict Management, hehehe.

Dengan Analisis Transaksional, seyogyanya (karena penulis adalah orang Yogya, mungkin kalau orang Surabaya akan menulis sesurabayanya :mrgreen: ) kita mampu mengenali egostate yang kita pakai dalam berkomunikasi dan mengenali jenis transaksi apa yang kita gunakan.

Harapannya adalah, mampu meminimalisir atau meredam konflik yang timbul karena gesekan-gesekan yang tak selaras dari hubungan antar individu.

Penulis sih, bersemboyan, tidak ada masalah yang tidak bisa dibicarakan, atau dengan kata lain, SEMUA BISA DIBICARAKAN, GITU AJA KOK REPOT :mrgreen: .

the roots of evil

Semalam habis nonton Hotel Rwanda, sebuah film lawas yang kebetulan saya belum sempat menyaksikannya.

Hati saya tersentuh dan tersentak. Betapa kebencian mampu menggerakkan manusia hingga ke jurang terendah kemanusiaan.

Tak habis pikir saya. Kulit sama hitam, rambut sama keriting, tetapi karena perbedaan suku antara suku Tutsi dan suku Hutu, tega saling membunuh bahkan melakukan pembersihan etnis. Betapa manusia itu mampu, melakukan kekejaman yang sungguh tak masuk akal, terhadap sesamanya.

Saya lelah, dan tidak berminat untuk menganalisa dari mana kekejaman itu datang.

Tapi saya penasaran, mengapa Sang Pelaku bisa melakukan hal seperti itu. Bahkan saya, tak sanggup melihat proses pembantaian ikan setelah dipancing untuk digoreng sebagai menu makan siang. Atau proses pembunuhan kepiting untuk dimasak menjadi kepiting saus tiram (padahal, saya sangat menggemarinya) (Lho, OOT, maaf).

Saya ingin duduk bersama pelaku, berhadapan, dan berdialog, ngobrol, ingin tahu mengapa dia sampai hati melakukan hal tersebut. Mengapa dia begitu benci dengan adanya perbedaan. Mengapa kebencian itu dapat timbul sedemikian rupa. Apakah dia takut ?? Apakah yang dia rasakan sebenarnya ??

Saya tak habis pikir pula dengan saudara-saudaraku, di Indonesia yang berlaku serupa. Saya jadi membayangkan, andai situasi seperti di Rwanda terjadi di tanah Jawa. Antara Jawa Jogja, Jawa Solo, Sunda, Madura….ouch, naudzubillah….

Kita semua saudara kan ??

Kita semua dari nenek moyang yang sama kan ?? Terserah deh, mau berpegang pada teologi atau teorinya mbah Darwin, tapi intinya, kita sama-sama saudara kan ??