beware !!! sexualization everywhere !!

Beberapa hari  yang lalu, ketika sedang asyik browsing, saya menemukan artikel menarik di situs HIMPSInya Amerika atau American Psychological Assocoation di www.apa.org

Artikel tersebut menyoroti tentang sexualization of girls (kesulitan menemukan istilah Indonesianya), yang didefinisikan sebagai berikut :

when a person’s value comes only from her/his sexual appeal or behavior, to the exclusion of other characteristics, and when a person is sexually objectified, e.g., made into a thing for another’s sexual use.

Saya jadi teringat postingan saya beberapa waktu lalu, yang menyuarakan kecemasan saya melihat fenomena semakin banyaknya gadis-gadis remaja yang nyemplung ke dunia entertainment, dan menonjolkan sex appeal mereka. Bahkan saya baru tahu, kalau Chelsea Olivia ternyata masih berusia 15 tahun !! (Lagi-lagi, usia segitu saya baru ngapain ya ??)

Dari penelitian yang dilakukan oleh anggota APA, terungkap bahwa sexualization of girls di berbagai bentuk media ternyata berpengaruh buruk bagi perkembangan kesehatannya, jasmani dan psikologis.

Terungkap, ada tiga aspek kesehatan yang terpengaruh, yaitu :

Cognitive and Emotional Consequences: Sexualization and objectification undermine a person’s confidence in and comfort with her own body, leading to emotional and self-image problems, such as shame and anxiety.

Terjemahan bebas : sexualization of girls berpengaruh terhadap pembentukan rasa percaya diri, self esteem, dan citra diri yang sehat seseorang (gadis/perempuan). Ybs merasa tidak nyaman dengan tubuhnya sediri, bermasalah dengan citra diri dan keadaan emosinya, misal rasa cemas dan malu. Dengan kata lain, ybs merasa ga pede dengan tubuhnya sendiri.

Mental and Physical Health: Research links sexualization with three of the most common mental health problems diagnosed in girls and women—eating disorders, low self-esteem, and depression or depressed mood.

Terjemahan bebas : penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara sexualization dan masalah / gangguan kesehatan mental pada gadis dan perempuan dewasa, yaitu gangguan makan, self esteem yang rendah, dan depresi.

Sexual Development: Research suggests that the sexualization of girls has negative consequences on girls’ ability to develop a healthy sexual self-image.

Terjemahan bebas : penelitian menyatakan, sexualization berdampak negatif terhadap kemampuan seseorang untuk mengembangkan sexual self-image yang sehat.

Penelitian tersebut memang dilakukan di Amerika, di Indonesia sendiri belum ada yang melakukan penelitian serupa. Fenomena di Amerika sendiri sudah membuktikannya jauh sebelum penelitian ini dipublikasikan. Saya sendiri hanya melihatnya di media, jadi sekali lagi ini asumsi saya yang diperkuat beberapa artikel yang pernah saya baca.

Misal, Anda sudah pernah menyaksikan secara utuh video klip-video klip dari penyanyi hip-hop atau rapper macam 50 Cent dkk ?? Saudara-saudara, saya terkesima menyaksikan salah satu video klip 50 Cent. ‘Sexy’ sekali, dalam arti full dengan model-model perempuan bertubuh sempurna, berbusana minim, bertelanjang dada serta mempertunjukkan gerakan-gerakan yang mengarah ke kegiatan seksual secara eksplisit. Padahal itu video klip dan lagu-lagunya masuk jajaran hit single, tapi vidklipnya sendiri cenderung soft porn.

Di salah satu episode Oprah Show yang pernah saya lihat, terungkap bahwa ternyata pada saat proses pembuatan vidklip untuk musik hip-hop, terjadi semacam pelecehan terhadap model perempuan. Kalau tidak salah ingat, si Model dalam testimoninya menyebutkan kata-kata seperti pelacuran yang dilegalkan selama proses syutingnya.

Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan musisi hip hop di Indonesia, tapi saya menyoroti fenomena vidklip rapper-rapper Amrik yang kebanyakan sangat menonjolkan seksualitas perempuan.

Contoh lain, vidklipnya Pussy Cat Dolls yang Don’t Cha. Liriknya seksi, vidklipnya apalagi !! Saya pernah melihat berita di TV, ternyata sebagian orang tua di Amrik resah dan protes dengan pembuatan figur anggota Pussy Cat Dolls sebagai boneka barbie, karena menurut mereka, anggota Pussy Cat Dolls bukan figur yang mendidik bagi anak-anak. Mereka tidak ingin anak-anak gadis mereka meniru tingkah PCD di vidklip yang berbusana minim, mempertunjukkan sexual body language yang cukup vulgar, dsb. Dan mereka sangat tidak menyukai dengan lirik lagunya yang menurut mereka berpengaruh buruk terhadap anak-anak mereka.

Tidak heran, jika Pink pernah menyindir fenomena ini dalam vidklip singlenya (sayang, saya lupa judulnya, kalau tidak salah Stupid Girl). Di vidklipnya tersebut diperlihatkan seorang gadis kecil yang meniru tingkah polah gadis-gadis MTV (menyebut mereka yang menjadi model vidklip dan berakting vulgar).

Itu baru dari industri musik, belum industri fesyen. Masih ingat atau ada yang tahu dengan fenomena Kate Moss ?? Dia berpose sangat seksi untuk pemotretan iklan Calvin Klein dan mengundang kontroversi, selain itu juga karena Kate Moss pada saat itu dipandang masih di bawah umur / sangat belia (pemotretatn pertamanya pada umur 14 tahun, sekitar tahun 90an).

IMO, syndrom Body Dysmophic Disorder atawa Body Image Disorder yang salah satunya  berdampak ke eating disorder seperti anorexia dan bullimia, merupakan fenomena terbuka di Amerika. Maksudnya fenomena terbuka, lebih mudah menjumpai di Amerika dibandingkan di Indonesia. Saya jarang menemukan kasus anorexia dan bullimia di Indonesia. Atau mungkin belum ada  penelitiannya saja.

Tapi seiring dengan majunya industri hiburan di Indonesia, saya khawatir, syndrom ini semakin mudah ditemui di Indonesia. Gejalanya sudah terlihat, seperti semakin ‘centil’nya remaja perempuan Indonesia sekarang dibanding generasi sebelumnya. Rame-rame ikutan kompetisi yang dapat menaikkan popularitas dsb seperti selebriti-selebriti muda, dengan mengandalkan penampilan.

Apalagi didukung oleh iklan-iklan produk kecantikan yang semakin mengancam ‘rasa aman dan nyaman’ self-image seorang perempuan. Semakin agresif saja self image kita, perempuan, diserang dan didoktrin bahwa kecantikan ideal adalah blablabla.

Jangan-jangan, maraknya aksi telanjang di depan kamera hape pun, terinspirasi oleh sexualization of girls di Indonesia yang makin deras belakangan ini.

Para psikolog APA merekomendasikan bagi orang tua, pihak sekolah, dan para ahli untuk lebih waspada terhadap sexualization of girls ini. Sudah seharusnya dan mendesak, untuk memberi pelatihan melek media (media literacy) dan edukasi seks bagi semua pihak, utamanya bagi remaja. Tujuannya adalah memberi pesan bagaimana healthy sexual development itu, sehingga para remaja itu tidak mengadopsi secara salah apa yang terpampang di media.

Itu di Amerika, bagaimana di Indonesia ?? Apa yang bisa kita lakukan ??

40 pemikiran pada “beware !!! sexualization everywhere !!

  1. Image sex appeal seperti itu tidak cuma dipahami oleh cewe sendiri…
    Para cowo juga menelan itu semua, Mbak..

    maksud kamu, cowo juga menderita hal yang sama ato para cowo menelan image sex appeal yang dikondisikan oleh media ke dalam persepsinya ??
    kalo yg terakhir, lha emang itu salah satu tekanan yang dialami oleh gadis-gadis muda dan perempuan, sehingga perempuan tsb mengalami tiga gangguan kesehatan jasmani psikologis, spt yg gw bilang di atas.

    *kowe kok seperti penganut Feminis Sosialis gini yo mbak ..

    halah, opo maneh kuwiiii…aku ga paham. yg jelas aku penganut restlessangelisme, hihihi :mrgreen:

  2. ahhh itukan di amerika…
    Indonesia khususnya orang java itu mempunyai kepribadian dan perkembangan berfikir sekaligus pendewasaan yg unik, termasuk suskualitas itu sendiri yg tidak ditemukan pada spesies manusia di belahan bumi lain.

    lho, piye to, mase ki, aku kok malah bingung, sptnya ga nyambung.
    jd sexualization yang saya tulis disini itu adalah (BACA DEFINISiNYA DI ATAS, yaaaaa^^). tak tulis maning deh….

    when a person’s value comes only from her/his sexual appeal or behavior, to the exclusion of other characteristics, and when a person is sexually objectified, e.g., made into a thing for another’s sexual use.

    jadi bukan ttg seksualitas, tp ttg gimana media udah mengeksploitasi seksualitas dan memaknai seseorang hanya berdasar sex appealnya, menjadikannya objek seksual, dsb. begituuuuu, denmas

    Tapi kalau yg cuman nunut lahir di indo aja dan hidup di negeri orang mah prosentase uniknya ga sebanyak pribumi asli.

    ga percaya?
    coba aja minta orang2 APA tuk meneliti di Indonesia, tak jamin terkagum2..

    lha kl seksualitas yg dimaksud masnya ini, aku ga paham. tp memang dlm psikologi ada yg namanya psikologi lintas budaya an indigenous psikologi. malah darmanto jatman, masternya psikologi dari Undip, itu adalah pakarnya psikologi Jawa.

    –salam–

    salam juga mas, nuwun udah mampir….

  3. intinya, anda kawatir kan?
    jawabnya, wes ndak usah kawatir 😀

    ya khawatir dong, liat aja, cewe2 indonesia udah mulai ga pede dengan kulitnya yang ga putih. trus gimana caranya supaya penampilannya mirip dengan bunga citra lestari, dll *aku ndak hapal seleb mud skrg je*
    semoga sih, sampek situ aja, ga seekstrim gadis2 di belahan bumi lain yang terobsesi utk operasi plastik demi menapatkan tubuh yang diidealkan, oprasi pembesaran payudara, hingga menderita anorexia demi seceking bunga citra lestari

    Itu di Amerika, bagaimana di Indonesia ?? Apa yang bisa kita lakukan ??

    ya ga usah melakukan apa2, Indonesia emang sudah “disetting” begini, jalan untuk lepas dari itu semua sudah ada, jadi ga usah kawatir hehe

    **biar tambah mbulet :-p**

    waaahhh…jd anda tenang2 aja, liat sodara2 cewe anda, pacar anda setengah mampus ga pede dengan kulit yang hitam, rambut kriwil, body ga seseksi Jupe, dada ga semontok *siapa ya, seleb indo skrg yang berdada montok*, dan tidak seindo cinta laura ?? trus mereka diit mati2an demi mendapat body kutilang (kurus tinggi langsing), jd korban kosmetika, korban penyuntikan silikon yang ga bertanggung jawab, dan juga mengalami self esteem rendah, menghargai diri mereka rendah, krn menyadari bhw tubuh dan penampilan fisik mereka ga seperti para seleb di tipi itu ??
    solusinya sebenarnya ada lagi selain yg ditawarkan di atas, yaitu sebanyak mungkin mengangkat citra ideal gadis dari segi prestasi dll yang bersifat prinsip yang abadi, spt cinta, kemanusiaan, dll

  4. Maksud ku pengertian ke – dua…
    tapi itu kan vice versa,.. ga bisa juga salahkan para lelaki sehingga kaum wanita terbebani…

    sepertinya terbebani ketika perempuan merasa ada tuntutan dr masyarakat utk tampil spt citra yang diidealkan di media. jd inget vidklip jadulnya siapa tuh, yg nyanyi Waterfalls, trio cewek keling. disitu digambarkan, seorg cewe merasa susah hati, krn pacarnya membanding2kan dirinya dg cewe2 yg berdada besar. akhirnya ia memutuskan utk operasi payudara spy berdada besar. tp sesuatu hal menyadarkan dirinya, dan ia memutus hubungan dg cowo itu.

    Kalau untuk pengertian pertama, “cowo juga menderita hal yang sama..”
    yaaaaa..tanyakan saja kepada cowo2 metroseksual itu,.. seperti Pepeng Misalnya .. “kaburrrr…..”

    hah ???!! pepeng metrosexual ??? bisa pingsan tuh, ferry salim :mrgreen:

  5. solusinya sebenarnya ada lagi selain yg ditawarkan di atas, yaitu sebanyak mungkin mengangkat citra ideal gadis dari segi prestasi dll yang bersifat prinsip yang abadi, spt cinta, kemanusiaan, dll

    lha itu udah tau…. so saya nggak perlu donk khawatir? hehehe

    lha yang saya khawatirkan kan mrk yg ga tau, bukan anda, hehehe juga :p
    tp masalhnya, seperti komen mbak asri, mayoritas yg tampil di media dan diakses masyarakat adl yang berbentuk sexualization of girls ini, bro…

  6. media mungkin melihat bahwa [benar] seksualitas [saja] mampu memiliki nilai jual, belum bumbu2 lainnya..tinggal kontrol sosial aja nantinya..
    toh para pelakunya [artisnya] akan menyatakan itu konsekuensi pekerjaan..selama masi ada “permintaan” [yg minat] .. 😀
    ortu memang yg plg terasa ketar-ketir mengatasi putra-putrinya nanti..

    ah perempuan, kalian [sebenarnya sadar] memang [akan selalu menjadi/dijadikan] objek yg ‘menarik’ ..

    dan setelah ada penelitian yang membuktikan bahwa ada hubungan antara sexualization dan kesehatan jasmani & mental, apa yang bisa kita lakukan ??

  7. chintha lawra icthu malah masi 14 taon lho, meth. bayangin…14 taon. Gw yakin waktu umur 14 taon elo masi maen gundu dan gw asik ngejar layangan putus…hehehe. “urat centil”-nya belom tumbuh. Mungkin karena media cetak dan elektronik belom begitu deras seperti sekarang ya…

    14 taun gw masih super duper galak sama cowo bo…boro2 centil, maunya gampar lelaki mulu, hehehehe. mungkin juga sih, tipi masih berapa biji, kue iklan masih lebar. skrg, tipi bujubuneg, belum lg media2 lainnya, kue iklan makin dibagi-bagi bikin kreatornya bener2 meres otak, plus tuntutan produsen utk medapatkan untung sebanyak-banyaknya. *halah tumben lo serius, von*

  8. setuju dengan pencitraan “cewek ideal” yang sesungguhnya,iklan dove yang sempet ditampilin di oprah bisa jadi contoh yang cukup baik.. media, dalam hal ini industri periklanan juga andil besar dalam pembentukan sexualization of girls seperti yang sudah disebutkan di atas, tapi pasti argumen dari para penggiat iklan adalah : “emang iklan punya kewajiban untuk mendidik (dlm ‘ngobrolin iklan yuuk”nya mas budiman hakim..)”

    wah menarik tuh, quote dr para pelaku iklan. masak sih, mereka berpikiran spt itu ?? kl di mata saya, iklan emang harus mendidik, krn ia media dr produsen ke konsumen, media konsumen utk mengerti mengapa mereka membeli sesuatu. iklan salah satu yg membuat konsumen membuat keputusan utk membeli. lha kl ga mendidik, njuk piye…. *summon mas iman*

  9. edan…, remaja memang obyek kapitalisme paling empuk.

    eh iya, bener juga tuh. skrg, iklan2 nyasar remaja !! bahkan rokok !! tau dong iklan star mild, yg ‘ekspresinya mannnnaaaaa’, gw baca di mana gt, sengaja pake cast cowo funkeh itu, krn mereka emang mo menyasar umur yg lbh muda (bandingkan dg iklan jarum, gudang garam, dimana cast iklannya adl cowo2 mapan. dulu iklan2 rokok, cast-nya cowo2 berusia matang, bahkan bapak2. tp skrg, makin muda aja. *lho, OOT nih*

  10. sebagai laki2 sejati, saya menikmati saja. ya toh. daripada saya malah nuntut mereka karena membuat perasaan tidak tenang? 😀

    dan apa yg anda lakukan, jika melihat perempuan berbondong2 pergi ke dokter bedah utk operasi plastik, operasi payudara, mengalami low self esteem yang bikin mereka menghargai diri mereka rendah, dsb *lihat, dampak sexualization thd kesehatan jasmani & psikologis* ??

  11. masalahnya, anak-anak sekarang banyak yang mendewakan televisi… 🙄

    dg diajarkan melek media dan sex education serta gmn caranya mereka utk menghargai diri mereka sendiri dg pantas, ga akan jd masalah sih…

  12. untung km lahir ditahun yg belum ada hal2 ginian med….kl misalnya km lahir sekarang, ndak tau gedenya kaya gimana :))

    kejar ekow dengan membawa palu godam 500 ton !!!

  13. nggak salah kalau manusia mewarisi sifat dan insting binatang..
    * chelsea olivia ? wah jam terbangnya sudah tinggi

    ya yalah, mas, kita kan sodaraan ma mereka :mrgreen: kita juga masih ada otak reptil, dsb. *tiba2 inget mata kuliah filsafat*
    eh, chelsea ?? jam terbang apaan mas ?? emang dia pilot yah ?? :mrgreen:

  14. Sexualization memang sudah ada di mana-mana mbak… Hampir semua iklan produk yang dengan sasaran segment pasar perempuan di Indonesia, mulai dari iklan susu diet, sabun mandi sampai pelembab muka sangat jelas mempersuasi perempuan untuk punya citra cantik, langsing (atau kurus ya?), putih, kulit bersinar, berbau seksi (perhatikan iklan parfum Casablanca… grrr…), yang seringkali ujung-ujungnya adalah untuk membuat figur perempuan itu menarik di mata laki-laki. Seolah-olah, harga diri perempuan itu tergantung dari gimana laki-laki memandang dia.

    no more words, agree wit you!!

    Anak ibu kosku yang masih berumur 13 tahun saja sudah diminta berdiet oleh ibunya, yang sering bilang, “Kamu sudah hitam, gendut pula. Nanti siapa yang mau?”
    Tragis kan? Padahal dia ngga gendut loh…
    Si ibu lupa bahwa anak perempuan, selain masih tumbuh tinggi sampai usia 18, juga butuh asupan gizi yang cukup karena dia masih di masa-masa awal menstruasi. Kalau di umur 13 tahun dia mulai diet mati-matian, gimana kalau dia ngga bisa tambah tinggi? gimana kalau sel-sel telurnya ngga bisa berkembang dengan baik? gimana kalau dia anemia?

    kasihan ibunya dan anaknya. si ibu udah ngajarin ga bener kpd si anak, dia ngajari si anak utk menghargai diri sendiri hanya berdasar dr apa yg nampak oleh mata…. *sigh* bilangin si ibu dong, utk berhati-hati dengan kata2nya. kelak dia akan berhutang dg anaknya, kl ada apa2 dg anaknya, bisa jd apa yg si ibu itu katakan sdari kecil turut berperan.

    Celakanya lagi, kontes yang ada di tivi semuanya mensyaratkan penampilan fisik yang “sempurna”. Kompetisinya berkisar dari lomba nyanyi, penari, akting, model… yang membuat anak-anak menumbuhkan persepsi bahwa mereka akan dihargai kalau mereka good looking, pintar menghibur, terkenal, dll.. yang semuanya lebih banyak bicara kualitas fisik, appeal sebagai perempuan atau laki-laki yang menarik secara fisik, daripada appeal sebagai orang yang cerdas.
    Di mana ruang di media yang bisa memberi inspirasi buat ABG kita, untuk ingin menjadi orang pintar, menjadi peneliti atau pekerja kemanusiaan, misalnya?
    *Merasa beruntung, jadi anak-anak di jamannya Si Unyil, Jendela Rumah Kita dan ACI.. * whehee.. tua ya…:D

    ah saya masih 21 tahun dan menikmati masa unyil juga… :mrgreen: itulah, kita kekurangan contoh seperti itu. yg bisa kita lakukan, ya seperti psikolog itu rekomenkan, ajari si anak shg mrk bs membentengi diri mrk sendiri. betul apa betul mbak ??? thx udah mampir^^

  15. ah, postingan berbau kuliah meneh..

    we want sex! we want sex! eh, maksude postingan bertema sex, yg sangat khas dari dirimu…

    *minjem catetannya Leksa*

    tak kandhakke budhe looo…tyt kamu masih segini liar *lirik dita*
    ga usah jauh2 pinjem leksa, sini tak kopiin soft copynya

  16. waduh mba’,yang namanya iklan itu kenal juga istilah “supit sana supit sini”..jadi iklan yang kita tonton itu udah melalui editan yang panjang dan bertele -tele,diliat urgensinya,efekstifitas pesan , durasinya,bla..bla..bla..jadi boro-boro mau ndidik, lha wong untuk urusan jualan aja mereka merasa masih kurang…jadi inget jargon salah satu agensi iklan jogja:”jangan mau jadi orang iklan!”
    salam..

    itulah kalo semua hanya melulu berpusat pd mengejar keuntungan materi semata. tp saya percaya, msh ada mereka2 orang iklan yang punya idealisme dan prinsip. dan,…..iklan yang mendidik ga musti lewat tipi aja kan ?? mahal, salah satu kendalanya. seharusnya biro adver itu juga punya semacam agenda CSR alias corporate social responsibility, dimana mereka harus meng-edukasi konsumen, how to smart buying, how to be a smart consumer, entah below the line ato abovel the line. *dan saya masih tertarik jd orang iklan :mrgreen: *
    thanks banget udah mampir dan urun rembug disini…^^

  17. *panik coz punya anak ce*

    duh.. Buat sy ini yg hrus dijadikan perhatian ortu saat ini. Bgm didikan agar anak tetap merasa spesial dgn apa yg dimilikinya. Tdk perlu menonjol2kan ‘itu’ hanya supaya bisa terlihat gaul. Dan menjadi pribadi yg pede.
    Makanya sy jarang membiarkan anak meskipun msh kecil udah berpakaian kayak abege2 genit. (Kan byk tu model baju anak kayak punya orang dewasa) Supaya tidak kecentilan aja dan malah dijadikan OBYEK.
    X(

    wow…whatta great mom u are….
    betul itu sista. saya juga bisa merasakan, gimana beratnya tgg jawab sbg ortu jaman sekarang, makin byk tantangan yg dihadapi anak2 kita, dan gimana kita memberi bekal yang tepat shg dia tumbuh sehat jasmani rohani. tul itu, seharusnya ortu sudah selayaknya memberi perhatian yg cukup serius akan dampak media yang ga bertanggung jawab atas hal ini.

  18. Mau komentar apa ya? Saya tetap ora mudheng :-??

    *sorongin corong mic : bagaimana pendapat mas yahya melihat iklan2 otomotif, bahkan gadget yang menampilkan model cewe berpose seksi tapi benernya ga ada hubungannya ??* :mrgreen:

  19. BEWARE!!!! ada yang ngaku umur 21. Termasuk tindakan pidana korupsi umur lho, meth. Bisa senasib ma Urip ntar lo ditangkep ma KPK 🙂

    KPK ?? Komisi Pemeriksaan Kebenaran (Umur) ??? 😆

  20. tapi apa salah kalau sex appeal ditonjolkan..udah kodrat wanita to buat mempercantik diri.tapi yo masie dalam bates wajar..lha ngasie batesnya ituh yang susah..mungkin butuh bantuan mas jago peta dalam menentukan batas

    mnrt gw pribadi sih, ga ada salahnya dg menonjolkan sex appeal. gw termasuk yg suka mempraktekannya, hihihi. tp sesuai dengan definisi yg udah disusun oleh psikolog2 di atas, sexualization berbeda artinya dg menonjolkan sex appeal appropriately. semlm gw baca lagi, versi ful text-nya, 72 halaman. penonjolan sex appeal yang dikategorikan sexualization, misal, explisit image dimana seorang model berusia 20an didandani girly ala gadis kecil tp dengan pose sexual. ato gadis kecil memakai baju dewasa. ato artis yang ingin menonjolkan perubahan citra dari artis cilik ke artis dewasa, dan di citra barunya itu, dia menonjolkan seksualitasnya (contoh plg gambalng, britney spears dan christina aguilera), bukan bakatnya ato skillsnya
    disadari ato tidak (kl gw mah, sadarnya stlh baca artikel ttg ini), penggambaran citra dan penayangan image yg demikian, tyt sgt mempengaruhi persepsi kaum perempuan. rame2 remaja ingin tampil seksi hanya untuk menarik perhatian. seolah2 tanpa perhatian (dr pria khusunya),mereka tdk berharga. begitchuuuu… tunggu saya ulas lebih lengkap di halaman opini koran nasional, hueheheeh….

  21. kyaaaa… emang jaman sekarang perempuan2 seperti kita sudah harus mulai menanamkan kepada anak2 kita bahwa cantik bukan seperti yang digambarkan oleh kaum kapitalis itu, tapi cantik is all about what is in their heart, and what is in their mind and what comes out from that (their attitude)…dsb.

    setuju !!! SETUJU !!!! mari kita bikin pergerakan anti iklan yang membodohkan !!! kita serukan perempuan indonesia untuk cerdas terhadap visualisasi media !!! *terbakar*

    kalo gak gitu, mereka akan selalu krisis kepercayaan pada tubuh mereka sendiri, lalu mencari2 perhatian bagaimana caranya agar tubuh mereka dilirik dan diperhatikan orang2…

    ahhh… sulit memang, tapi harus dimulai dari diri kita sendiri, dari lngkungan kecil kita… atau dari blog misalnya…

    ya betul sist, mulai dr diri kita dulu. aku juga baru nyadar, dan sebisa mungkin bangkit mjd konsumen yg lbh cerdas.

    Cantik itu tergantung mind set kita… bener gak mbak, hehehehehe…

    bener banget, sista……and we are pretty for what we are !!!! mnrt aku sih, semua cewe itu cantik kok. suwer. cuma mereka suka ga tahu gmn cara menonjolkan kecantikannya itu. jd gemes sendiri dan pingin ngedandanin mereka *obsesi lain :mjd make up artist :mrgreen: *

    nice post!!!!

    u’re very welcome^^. u’re my inspiration too. and come back soon, okay !!?

  22. “Pingin mendandani mereka”??? didandani dengan apa? atasan kotak2 dan bawahan kembang2? ato sarung pantai, sandal gunung, T-shirt? ato jeans dengan ikat pinggang rantai ? wekekekeke memeth bangeeeeeeeeeeeetssss 😉

    woooooooiy, najis benerrrr….jgn buka aib orang dungs :mrgreen:
    tiap orang kan punya ms lalu yang kelam….sudahlah, itu masa lalu, yg penting ms sekarang…. 😉
    ah itu emang masa2 merdeka gw, von, ga peduli apa kata orang, yg penting wear what i like, hehehe….

  23. Ah, saya pernah membahas temuan ini satu setengah tahun yang lalu…

    Kalo saya mau jadi misoginis, saya akan menyalahkan tabiat perempuan sendiri yang suka belanja. Akhirnya kan situ sendiri yang jadi sasaran iklan2 hiperrealistis itu 😀

    nah ini, saya juga ga tau, mengapa perempuan selalu jd sasaran yg empuk buat kaum kapitalis. pengalaman saya wiraswasta, juga lbh menguntungkan jualan produk2 cewe drpd produk cowo, muternya lbh cepet. ini emang karakter atau bagaimana ??? dr sisi perilaku konsumen gimana ya ??? *belum nemu literaturnya*
    kemaren, sambil makan siang berdua, saya pas lagi buka2 majalah vanity fair. jreeeengg, tiba2 perhatian saya tesedot oleh iklan emporio armani yg ngiklanin produk celana dalamnya. dua halaman full, foto, lelaki jantan, macho, ganteng, sekseh, hot, dsb, nampang dg pose menggoda. sejenak saya tertegun. dan kmd membatin, “oh, ini sexualization bukan ya….” dan malu sendiri, krn lelaki di depan saya memandangi saya terus dengan pandangan curiga. :mrgreen:

  24. We are a group of volunteers and starting a new scheme in our community.
    Your web site offered us with valuable info to work on.
    You’ve done an impressive job and our whole community will be thankful to you.

  25. Heya outstanding website! Does running a blog such as this take a great
    deal of work? I have no understanding of programming but I had been hoping to start my own blog soon.

    Anyways, if you have any suggestions or tips for new blog owners please share.
    I know this is off topic but I simply wanted to ask. Thank you!

  26. Have you ever thought about adding a little bit more than just
    your articles? I mean, what you say is valuable and all.

    But think of if you added some great photos or videos to give your posts more,
    “pop”! Your content is excellent but with pics and videos, this website could undeniably be one of the most beneficial in
    its niche. Terrific blog!

  27. I’ve been exploring for a little bit for any high quality articles or blog posts in this kind of area . Exploring in Yahoo I ultimately stumbled upon this web site. Reading this information So i’m happy to exhibit that I’ve an incredibly good uncanny feeling I discovered exactly what I needed. I such a lot without a doubt will make certain to don?t overlook this site and provides it a glance on a relentless basis.

  28. Hi there very nice website!! Man .. Excellent .
    . Superb .. I’ll bookmark your website and take the feeds also? I’m satisfied to search out a lot of helpful information right
    here in the submit, we need develop more techniques on this regard, thank you for
    sharing. . . . . .

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s