one night with mike

Rabu 19 November semalam, telah terjadi affair yang sangat menggairahkan antara blogger-blogger Jogja dan blogger luar negeri. Affair tersebut dalam rangka road trip lanjutan dari Bali, sebagai rangkaian dari Pesta Blogger 2008 yang puncaknya diadakan di Jakarta.

Bertempat di Gajah Wong, restoran fine dining, affair tersebut berlangsung intim dan personal diiringi makan malam yang lezat, suasana yang cozy di joglo, temaram lampu, sungguh sangat romantis. Obrolan berlangsung lancar, mengalir, di meja masing-masing.

Kebetulan, saya semeja dengan blogger dari Filipina, Mike Aquino. Berbekal bahasa inggris yang berlepotan, Mike tetap melayani obrolan dengan ramah. Untungnya, ada rekan-rekan seperti Didut yang mampu menjadi teman ngobrol yang menyenangkan untuk Mike. Saya mah kebagian pendengar saja dan kadang-kadang mengiyakan, “he’eh, yes…yes..eh no ding, no.” :mrgreen:

Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan meja-meja yang lain, tapi saya menikmati mendengarkan obrolan antara Mike dan Didut, yang membicarakan dari kuliner hingga masalah agama. Terdapat beberapa catatan menggelitik bagi saya, seputar obrolan yang berlangsung hangat dan intim tersebut.

saya, mike, didut

Mike sempat berkomentar, bahwa dia cukup heran dengan banyaknya perokok ang dia jumpai sepanjang dia di Indonesia. Dia membandingkan dengan di negerinya sendiri, bahwa, ya memang cukup banyak yang merokok, tapi juga banyak tempat untuk non smoker (dengan kata lain bisa diartikan, merokok di tempat umum di Filipina merupakan hal yang jarang). Di sini (Indonesia), perokok bisa bebas merokok di tempat umum, bahkan di ruang ber-AC.

Saya jadi teringat, sewaktu beberapa tahun yang lalu, mengantar tamu dari Turki, dan dia sangat heran dengan kebiasaan pengendara motor yang membonceng anaknya, tanpa pengamanan memadai, bahkan helm pun tidak. Saya dan Didut, waktu itu, cuma tertawa dan malah ngobrolin betapa lemahnya penegakan peraturan tentang rokok di Indonesia.

Pembicaraan pun sempat membahas tentang agama. Kebetulan di Filipina, Katolik adalah agama mayoritas. Ternyata, menurut Mike, institusi keagamaan di Filipina (dalam hal ini gereja) telah bercampur dengan politik sehingga pada akhirnya, menjadi alat politik. Hal tersebut menurut saya, kok ndak beda jauh dengan apa yang terjadi di Indonesia. Kata orang (saya lupa, siapa yang omong ini) POWER TENDS TO CORRUPT, AND ABSOLUTE POWER CORRUPTS ABSOLUTELY. Hal tersebut berpengaruh buruk sebenarnya, karena membuat beberapa kalangan pemeluk agama menjadi hilang kepercayaan.

Mike sendiri adalah penikmat travelling. Selama ini dia banyak bepergian ke Asia Tenggara, dan menurutnya, satu hal yang menarik dengan bepergian ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara adalah, kau bisa menemukan betapa banyak perbedaan-perbedaan sekaligus persamaan-persamaan di antara kebudayaan-kebudayaan yang berbeda tersebut. Contoh, mengenai kuliner. Ternyata, di Filipina sendiri, mereka juga mengenal lumpia. Mereka juga makan nasi sebagai makanan pokok mereka. Bahan dasar bumbu masakan di Filipina juga tak berbeda jauh dengan di Indonesia (khususnya Jawa, karena semalam kita banyak membincang masakan Jawa).

Semalam, Mike terkesan dengan menu ‘kering tempe’, yang jadi pelengkap nasi kuning. Dia telah mengenal tempe, hanya menurutnya olahan tempe yang satu ini agak lebih spicy. Tapi yang jadi favorit Mike rupanya adalah nasi uduk alias coconut rice, satu hal yag menurut Mike adalah resep yang luar biasa, dia tidak pernah berpikiran sebelumnya untuk mencampur kelapa (santan) dengan nasi.

Semalam dengan Mike, adalah semalam yang luar biasa. Dia belum tahu dan belum pernah melihat salak. Seharusnya, road trip hari ini, selain Borobudur, juga ke kawasan agroindustri salak pondoh, sekaligus mengunjungi desa-desa wisata yang banyak di sana. Tapi entahlah, waktunya sangat singkat dan semua telah diatur tersendiri. Semoga, mudah-mudahan, ada waktu lain untuk berkunjung ke Jogja dan blusukan ke tempat-tempat uniknya. Semoga juga, mudah-mudahan, saya berkesempatan mengunjungi Filipina dan negara-negara lain di Asia Selatan.

mike

Muchas Gracias, Mike, terimakasih juga untuk Didut.

Terimakasih untuk semua panitia Pesta Blogger, Chika, Dimas, Herman, dan lain-lain yang belum saya sebut satu persatu, juga teman-teman dari Cah Andong ples komunitas dunia maya lainnya (yang saya tahu semalam,baru komunitas multiply, belum sempat kenalan dengan yang lain).

foto-keluarga

*Foto semua oleh Bang Gage, Yang jadi tukang potonya semalam*

27 pemikiran pada “one night with mike

  1. salah med! yang bener yellow rice :p

    meong : semalem dia nyebut coconut rice kok….mungkin yg dia ambil dan suka, yg nasi uduk tuh. kan ada dua nasi, nasi kuning ma nasi uduk

  2. mbak memeeeettth!!! akhirnya ketemu juga huhuhu… saya menikmati acara kemarin. sempet was-was takut gak berjalan lancar. yang penting makan-makannya enak! *halah*

    saya sempet ngobrol sama anthony. doi rada pendiem, tapi saya lihat utet lancar ngomong sama beliau… 😆

    pokoknya seru!! ^o^

  3. Ping balik: Roadtrip Blogger Singgah di Jogja » CAHANDONG.ORG

  4. hello! Thanks for writing about the Jogjakarta get-together. I’m glad to have been some fun to talk to (I hope!). I read this through a Google-translated version, which loses a lot in the translation.

    It was great meeting you!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s