Beberapa minggu lagi puasa menjelang. Bulan suci yang dinanti-nantikan oleh ummat muslim sedunia. Di Indonesia sendiri, bulan puasa sudah bercampur dengan tradisi sehingga penyambutannya bisa dipastikan meriah.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya malah gelisah menjelang puasa ini. Rasanya saya kehilangan esensi bulan puasa. Lihat saja, televisi nasional sekarang sudah mengiklankan berbagai tayangan menyambut ramadhan dengan CINTA FITRI dan MANOHARA. Ples sinetron-sintreon lain yang bernuansa ‘religius’.
Satu lagi kegelisahan saya yang lain. Mungkin kegelisahan seorang calon ibu yang mencoba menyelami perasaan ibu-ibu sebagai menteri keuangan alias bendahara rumah tangga. Kecemasan harga-harga sembako dan bahan pangan akan kembali melonjak seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal, adalah kebahagiaan seorang ibu jika telah menyajikan yang terbaik bagi keluarganya.
Tidak mengerti saya, mengapa setiap menjelang bulan puasa dan bulan puasa itu sendiri, harga sembako dan bahan pangan lain melonjak. Justru logikanya, puasa adalah masa ketika kita mengurangi konsumsi (makanan), tetapi rupanya pada masa itu justru permintaan (konsumsi) meningkat.
Ketika bulan puasa menjadi kehilangan esensinya, maka bagi saya, segala tradisi itu menjadi hipokrit. Dan kegelisahan ini biasanya makin menjadi mendekati lebaran.
Ah, entahlah…
Harga-harga yang membubung naik, memaknai puasa dan lebaran dengan konsumsi berlebihan, tayangan di televisi yang hipokrit dan semakin komersil, kelakuan elit pemerintahan a.k.a pemimpin yang tidak pantas dijadikan suri tauladan, kelakuan grass root yang juga bikin mengurut dada…
Selalu teringat kata-kata Gandhi.
We must be the change we want to see in the world.
Yah. Stop complaining. Change. *halah, ini bukan postingan bayaran lho*
:))
kok suka kata hipokrit? hehe
eniwe, emang kadang aneh ya, padahal dibilangnya suruh menyambut ramadhan dengan gegap gempita dan penuh suka cita….lha ini kok malah resah dan gelisah, persis kayak saya cuma untungnya saya ngga punya tipi…ketoke saya kurang beriman 😀 bagaimana denganmu, mbak med?
untung ga punya tipi, ahahhahahhaha….lucu ini, lucu 😆
kalo kurang beriman tandanya adl ndak punya tipi, lha saya beriman bgt dong 😛
rasanya…kau pasti kalah dalam beriman dibanding aku..med!!
setiap puasa aku pasti tidak pernah batal!!! (ya…gimana mau batal, wong puasa aja kagak! hahaha…I love you full…)
Iya nih… klo bulan puasa ibu² sibuk nyiapin makanan yg aneh², yang otomatis akan nambah anggaran, padahal puasa itu juga untuk merasakan laparnya orang² miskin… Tapi kenyataannya siang berlapar-lapar, malam tetap makan enak, sedangkan orang miskin… mau siang mau malam tetap aja lapar.
Ibadah yang harusnya diperbanyak juga terhalang sama sinetron, karena ceritanya lagi seru akhirnya tarawih ditinggalkan…
itulah…
terimakasih sudah menyatakannya, mas 😀
couldn’t be more agree mbak 😀
ameen!!
Weleh, sudah mau puasa lagi ternyata..
Happy f(e)asting, mbak..
cepet ya mas nazieb 😀
happy to you too…
Iya, kenapa ya kalo mao hari2 besar sembako, tarip angkutan luar kota, dll, malah pada naek?
Btw, emang kenapa Cinta Fitri? Kan bagus.
😆 😆 😆
okiiiiiii…ampun deh, neng 😛
Kita maknai saja bulan Ramadan secara personal, hal-hal duniawi hanya akan merusaknya
personal….betul itu 🙂
Tayangannya sih pake label “ramadhan” tapi ya tetep ajam tayangnya pas jam tarawih. Apa itu kamsudnyaaaa? 🙄
kan pas jam prime-time…duit booo…duiiittt
ya sudah. nda usah ikut puasa saja. kan “change” toh? sebagai suatu bentuk perubahan. *hasyah, perubahan atau pemberontakan?*
*digetok mba med*
nggak usah puasa juga nggak ada yg melarang kok, kim 😆
kan masih bisa pura2 ga puasa 😛
harusnya yg naik cuma harga kelapa ya, karena banyak masak buat santen 😀
kolak, gulai, kare, jenang-jenangan…
haduuuhhh…kenapa sih, makanan-manakan enak justru keluar pas puasa? 😛
I couldn’t agree more….. it’s kinda of something annually predictable..
yes…fickry….you have your own thaiiiimeee


*ngabur sebelum fickry nyanyi*
lha iki, fenomena unik di nusantara = duit berputar lebih kencang ketika ramadhan, apalagi nanti menjelang lebaran. hotel2 malah bikin paket pengungsian… haha 😀
harapanku, semoga pengeluaran yg lebih banyak di bulan ramadhan itu karena umat islam lebih banyak bersedekah pd kaum dhuafa. aamiin 🙂
amiin (worship)
mudah2an begitu…bukan krn konsumtif dan pamer jaya ya 😛
siap” nahan segala godaan yach….
mudah” an d bulan puasa pada bisa insyaf jadi berita gk banyak berita yg aneh” lagi…
dan ada tradisi unik mengikuti puasa ramadhan ini, mudik menjelang hari raya.. (termasuk pelaku mudik), entah kenapa.. 🙂
oh ya mau puasa ya..
para artis mulai bebenah kerudung yang tersimpan setahun di pojokan lemari.
* Jeng Susilawati pun libur sebulan dulu
iya ya…puasa kok malah pengeluaran jadi buanyaak….kepinginannya jadi nambah…haduh haduh…
siap-siap mengencangkan ikat pinggang ah…
Penuhi kebutuhan bulan Ramadhan anda dengan berbelanja berbagai perlengkapan muslim, madu, herbal, dll di tempat kami… http://pedagangmuslim.com
mungkin suasana belanja memang ditakdirkan untuk selalu hadir sebagai ujian kekuatan kita untuk menahan nafsu, khususnya nafsu belanja 😀
nambah yo mbak, kalo puasa orang-orang biasanya bukannya prihatin biar dapet makna puasanya, malah jor-joran!