Ciuman Pocahontas

pocakiss

Beberapa hari yang lalu, keponakan saya dibelikan mamanya cd Pocahontas-nya Disney. Kebetulan Lila, 4,5 tahun, memang menyukai nonton film-film kartun daripada kembarannya Hasya yang ndak terlalu betah kalau harus duduk diam nonton (kecuali nonton balapan GP ato Formula).

Waktu itu siang-siang, pas di rumah. Lila minta distelin oleh mamanya, pengen nonton. Bertiga sama eyangnya, mereka nonton bareng. Mereka tampak menikmati jalannya cerita. Walaupun pakai bahasa Inggris, Lila juga sepertinya juga bisa menikmati. Hingga tiba-tiba saya mendengar mamanya Lila dan eyangnya heboh sendiri. Saya melongok, ada apa. Rupanya, di layar televisi terpampang adegan ciuman antara Pocahontas dan Kapten John Smith. Lumayan lama lagi.

Mama dan eyangnya sibuk mencoba mengalihkan perhatian Lila dari layar televisi. Lupa saya, persisnya mereka ngapain aja. Tidak lantas mematikan televisi atau menutupi layar televisi sih. Tapi tetep saja, bagi saya itu terlihat jelas mereka mencoba mengalihkan perhatian Lila. Saya diam-diam ngikik melihat adegan tersebut.

Dua hari kemudian, ndak sengaja saya teringat dan mem-plurk-kan. Hasil share thread tersebut rupanya sangat menarik. Diskusi yang terjadi menimbulkan beberapa insight bagi saya.

Untuk itu perkenankan saya membaginya kepada rumpiers semua, siapa tahu bermanfat. 😀

**NB. Nama-nama saya samarkan, habis saya belum minta ijin sama yang bersangkutan siiih (worship)

*** Kalau ada yang bingung dengan respon beberapa teman yang ‘aneh’, harap maklum. Ada teman yang gemar sekali pakai majas satir kalau merespon. 😀

Saya : ponakan (4,5thn) kmrn dibeliin cd pocahontas & nonton brg eyang+mamanya.tyt ada adegan ciuman,mama &eyangnya panik & salah tingkah (lmao)

Responses:


Saya : pas adegan ciuman, eyang &mamanya sibuk mengalihkan perhatian lila biar ndak nonton tipi (rofl) (rofl)

A : Tapi Pocahontas kan pilm anak-anak yang bagus dan cukup bermoral. Kenapa harus bertindak berlebihan seperti itu.

Saya : krn adegan ciuman itu kali (tongue) sebelumnya baik2 aja kok

A : dengan berbuat berlebihan gitu alih-alih menjelaskan kan ya ciumannya makin berkesan to?

B : astagfirullah, sedari kecil sudah diindoktrinasi oleh budaya barat yang sarat pergaulan bebas 😮

C : padahal si anak paling juga cuman tanya: Itu ciuman kenapa? Itu artinya mereka saling sayang, kayak ibu sama kamu *cium* Selesai kan?

Saya : @A & @C *berpikiran utk menunjukkan tret ini kpd mama dan eyangnya* (tongue)

A : benar sekali @C! Bukannya sok bebas atau apa, tapi nggak usah sok-sokan menabukan ciuman.

A : liat anak SMP ciuman di jalan tepar tepar lu.

Saya : @B ganyaaaang (angry) eh ganyang siapa ya (thinking) (rofl)

D : kenapa ortu lebih membiarkan anak2 nonton pertengkaran daripada adegan ciuman yg sebenernya simbol rasa sayang *bukan bokep kan ya*

B : ^ budaya kita lebih menoleransi ekspresi agresi ketimbang ekspresi cinta? 😛

C : @B (worship)

Saya : @A palagi kl liat kelakuan anaknya yg ini *tunjuk diri sendiri* (lmao) (lmao) @D (thinking)

Saya : @B wah betul juga tuh.liat sinetron dan kartun yg gebug2an dibiarin aja jeh (thinking)

Jadi, kira-kira apa ya, yang bisa dilakukan jika berada pada situasi mirip-mirip seperti ini? 😛

38 pemikiran pada “Ciuman Pocahontas

  1. Ciumannya Pocahontas itu kan lama dan dalem. Pasionate.

    “Mmm” *ditapuk*

    Begitulah mbak, anak-anak kita dibesarkan untuk menjadi orang yang keras. Yang menyelesaikan masalah secara cepat dan efisien dengan kekerasan. Bukan dibentuk menjadi orang yang lembut. Yang menyelesaikan masalah tanpa menyisakan masalah.

  2. budaya kita lebih menoleransi ekspresi agresi ketimbang ekspresi cinta?

    Saya suka konjektur yang ini. Apa kita selama ini sudah terlalu sering didoktrin dan ditekan untuk tidak terang-terangan mengekspresikan cinta, hingga -mungkin- kompensasinya ke sana?

  3. Kenapa juga harus berpikiran yang ngga-ngga. Fungsi orang tua pada saat anak-anak di depan tv adalah untuk mengatur yakni untuk mematikan atau tidak. Seringkali kita mendengar komentar, “Itu doktrin dari budaya barat”. Apa betul? Lalu bagaimana dengan selingkuhan, tawuran, korupsi, dst?

    Sebenarnya semakin kita dewasa (orang tuanya terutama) perlu untuk bisa mengambil keputusan untuk mematikan tv dan diharapkan dapat bertindak dari “kemalasan”.

  4. (*Karena masalahnya ‘menyangkut moral generasi penerus’, saya ndak berani ikutan. Hihi. Moral saya sedikit sih. Ntar kalo dibagi-bagi publik, abis dong. Hehe. Ada yang kelebihan dan mau bagi moralnya ke saya?*)

    Ngomong-ngomong, saya kaget luar biasa ada seorang sahabat yang selalu bicara cinta kasih, perdamaian, kerukunan dan yang baik-baik dah pokoknya… Suatu hari dengan bangganya memamerkan anaknya yang baru saja lepas dari balita main game perang FPS (First Person Shooter) yang berdarah-darah di notebook canggihnya.

    Untung aja notebooknya nggak bedarah

    (*kalo bedarah, saya kirimin tampon*)

  5. Itu mungkin karena mama dan eyangnya hidup di jaman modern, jadi shock lihat ekspresi cinta abad 16… :mrgreen:
    *ngawur*

    Serius dikit, apakah mama dan eyangnya kuatir kalo Lila bakal meniru adegan tersebut? 😕
    Mestinya mudah saja dijelaskan kalo Lila baru boleh melakukannya kalo sudah seumur Pocahontas (sekitar 14 tahun saat bertemu John Smith). IMO :-“

  6. wow…. itu adalah kata pertama yang saya tulis..
    terlintas dari isi film tersebut (saya belum melihat filmnya) tetapi alangkah baiknya jika anak anak di bawah 10 tahun paling tidak belum dikenalkan tentang adegan ciuman, walaupun itu hanyalah sebuah film kartun,
    saya yakin. nanti suatu saat seorang anak perlu di berikan informasi yang tepat, tetapi untuk anak usia 5 tahun aku pikir masih belum tepat

  7. Mau orang dewasa mau anak kecil bahaa efeknya..
    Untuk anak kecil belum waktunya untuk adegan2 seperti itu
    Untuk anak kecil belum waktunya
    untuk yang gede, takut pingin 😆

  8. kok gak ada yang membahas sejarah pocahontas sendiri yah? di US sendiri film ini dikritik karena pembabaran tentang pocahontas tidak tepat. dia tidak happily ever after dengan Kapten inggris itu. Malah sering mendapatkan KDRT dari suaminya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s