Kenalin, Anak Adopsiku, Miko Si Bayi Orang Utan

image

image

Awalnya karena baca celotehan Chika di milis yang menulis ulang tweet dari seseorang (aduh lupa namanya). Tweet tersebut mengajak untuk mengadopsi bayi orangutan. Sontak heran dan bertanya-tanya, “Hah, memang bisa orangutan diadopsi?”. Bayangannya, membawa bayi orangutan ke rumah untuk diasuh. Yang bener aja, mosok memelihara binatang liar, langka pula.

Yup, orangutan menurut International Union for Conversation of Nature, masuk dalam klasifikasi “Critically Endangered”. Populasinya menurun drastis dari 12ribu ekor pada tahun 1994 menjadi 6500 ekor tahun 2008 menurut wiki. Pembunuh terbesarnya adalah manusia, baik langsung maupun tidak langsung. Kalau langsung, jika manusia jahat ketemu induk orangutan dengan anaknya, maka induknya akan dibunuh untuk merebut anaknya. Lalu bayi-bayi orangutan tersebut dijual tanpa memperhatikan kondisinya selama dalam krangkengan. Padahal dari yang saya tahu, induk orangutan akan melakukan apa saja untuk melindungi anaknya.

Membunuh yang tidak langsung adalah proses deforestasi habitat mereka, hutan tropis. Biasanya untuk perkebunan kelapa sawit. Kalau sadar hal ini rasanya pengen boikot ga pake produk-produk hasil perkebunan kelapa sawit. Mustinya ada daftar perusahaan perkebunan kelapa sawit yang bertindak sebagai teroris lingkungan dan produk-produk sampingannya.
Deforestasi ini selain mengurangi habitat dan pakan orangutan, juga berdampak konflik manusia-orangutan khususnya di perkebunan & pemukiman. Dan lagi-lagi orangutan dibunuh karena dinilai sebagai hama.

Duh saya nulis ini sambil mata mbrambangi, nangis. Miris, pedih, sedih. Karena itu ketika dapat info adopsi tersebut, langsung cari tahu di orangutan.or.id
Ternyata adopsi yang dimaksud adalah semacam donasi untuk membantu operasional perawatan orangutan di konservasi. Semacam anak asuh. Ada beberapa paket yang bisa dipilih sesuai kemampuan. Nanti kita sbg orang tua asuh, mendapat laporan berkala.

Saya sendiri waktu tanya-tanya via email, ada sekitar 7 bayi orangutan yang masih berusia bulanan. Semua dengan masing-masing kisah sedihnya, direnggut dari induk, ditemukan dalam kondisi menyedihkan. Saya mengadopsi Miko, yang menurut staff Borneo Orangutan Survival Foundation, masih belum punya ortu asuh. Yay, Miko, i believe he choosed me.

Saya, karena resources yang terbatas, memilih paket perunggu. Donasi 350ribu/tiga bulan. Saya pikir, apalah, saya bisa sekali belanja segitu. Budget ngopi-ngopi hura-hura jajan-jajan sebulan juga bisa segitu. Kali ini ngirit, stop belanja, makan di rumah daripada nongkrong-nongkrong, untuk Miko anak adopsiku.

Semoga aku mendapat kesempatan untuk memeluk (eh lebay sih memeluk orangutan) melihat Miko dewasa di habitat aslinya di Kalimantan sana.
*hapus air mata*

12 pemikiran pada “Kenalin, Anak Adopsiku, Miko Si Bayi Orang Utan

  1. Wow. Salut sama mbak Memed.. 😀
    Dulu waktu di kalteng sering ikut pelepasan orangutan ke habitat aslinya. Sering dapet berita pembunuhan orangutan, tapi sering juga dapet berita warga yang balikin orangutan ke BKSDA setempat..
    Hmm… kapan2 aku mau posting ini juga aaaahhh…
    Thanks for inspiring me.. halaaahh

  2. Hatimu mulia, tapi lebih dari itu, tindakanmu juga mulia, Mbak!
    Aku punya hati yang juga mulia tapi sayang belum terimplementasi dalam tindakan penyelamatan orang utan ini.

    Semoga apa yang kau perjuangkan meski kamu bilang ‘resource terbatas’ menjadi sesuatu yang berharga untuk bumi dan isinya termasuk Miko dan teman2nya…

  3. Kita secara tidak langsung juga berperan dalam kerusakan habitat mereka, meski tidak bisa menunjukkan langsung siklusnya, ya, sebagian besar budaya konsumerisme kita turut ambil bagian dalam kerusakan hutan.

    Kembali ke Miko, kenapa namanya Miko ya? :).

  4. hiks…ikut terharu :’)
    jadi inget, dulu, dulu banget (lupa pas kpn) ortu jg pernah (sempet) melihara bekantan.. entah gimana asal muasalnya, seingat sy karena itu dikasih siapa gitu.. (lupa, maklum masih kecil, hee)… dan intinya itu ga berlangsung lama, cuma sekitar berapa bulan, akhirnya bapak sy ngasih bekantan trsbt ke pemko (sepertinya) untuk dikembalikan ke habitat asalnya (mungkin).

    yang sy tau, bekantan jg hewan langka. kok bisa2nya ya asal diambil orang trus dikasih ke sembarang orang juga 😦

    yah… setidaknya dulu pernah bertemu langsung dengan kembaran sy… *eh, maksudnya kembaran idungnya, hihihi 😉

    salut buat mb meth! salam buat miko yaa…
    *kirain dipelihara dirumah mb meth, kalo gt kan bisa lngsng ta dtg-in mikonya, hehe

  5. Salut buat Medina Wulandari yg peduli dg kelestarian orangutan semoga bisa bertemu dg anak angkatnya nanti dan mendapatkan pahala dan kasih sayang dari yg maha kuasa,amin.

  6. di Kalimantan…jauh sekali. Klo saya ngadopsi juga, pengennya sih tiap bulan bisa ketemu gitu sama anak adopsi-nya. Diajak jalan- jalan 🙂
    Miko ya namanya? knp namanya miko, mbak mem?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s