Impian Para Miss Universe

Lagi-lagi postingan yang terinspirasi karena memperhatikan timeline twitter. Karang yo selo (semi hoax kalo ini sih) jadilah menarik untuk memperhatikan dinamika pendapat orang di twitter. Kali ini yang terbaru adalah tentang bencana alam di Soreang, Bandung, yang kebetulan berbarengan dengan kencangnya opini tentang Gaza.

Saya ndak mengikuti berita konflik Gaza. Yang membuat saya tertarik memperhatikan adalah, banyaknya sindiran yang ditujukan untuk aktivis Gaza, supaya mereka lebih baik membantu yang dekat dulu (Soreang) daripada jauh-jauh ke Gaza. Situasi tersebut, sindir-sindiran seperti itu, terus terang mengingatkan dengan apa yang saya dan teman-teman aktivis penyayang binatang. Seriiing gitu, kalau ada himbauan dan ajakan untuk lebih peduli terhadap satwa, adaaa aja yang sinis dan komen, “ngapain merhatiin binatang, tuh yang manusia juga banyak yang butuh bantuan.” Kasarannya gitu lah.

Jujur, capek dan cukup emosi menghadapi komentar-komentar seperti itu. Mengajak untuk A, disindir kok engga B aja, daaan seterusnya. Hingga akhirnya sadar. Ada banyak sekali masalah di dunia ini, bahkan di sekitar kita. Semua seperti menuntut perhatian untuk diselesaikan, minimal kepedulian kita. Tapi dengan segala keterbatasan, apalagi kita bukan superman, bahkan banyak yang menjalani peran ganda (ya orang tua, ya karyawan, ya pacar, ya anak, ya pelajar, dsb), naif banget kalau kita tampil mengambil alih dengan semua persoalan yang ada. Bisa-bisa jadi gila, atau keluarga ga keurus, dipecat jadi karyawan, dan sebagainya.

Sampailah saya pada satu kesimpulan. Masalah di dunia ini banyak. Ya udah lah, masing-masing pilih peran dan kepeduliannya sendiri-sendiri yang sesuai dengan hati nurani, jalankan. Ga usah lihat-lihat pihak lain dan cari-cari celah untuk menyalahkan atau cari kelemahan untuk dikomentari. Toh, sama-sama tujuannya adalah berbuat baik, menolong sekitar, ujung-ujungnya sebenarnya khan untuk membuat tempat yang kita tinggali menjadi lebih baik. Udahlah, masing-masing ambil porsi dan jobdesnya sendiri-sendiri, ga usah ngurusi yang lain. Yang sayang binatang, sudah sewajarnya kemudian lebih banyak terlibat aktivitas yang berkaitan dengan binatang. Nah, yang lain kalau melihat ada yang belum tertangani padahal menurutunya itu urgent, ya udah langsung cekat-ceket cak-cek tanpa bicara, terjun ke permasalahannya. Semua bekerja gitu lho.

So, kembali ke sindir-sindiran Gaza, menurut saya, ya udah lah ya, biarin aja. Kalau mereka emang maunya nolongin yang di sana, monggo. Terimakasih. Yuk, yang sini bantuin hal-hal yang belum tercover. Wes, meneng-meneng ae, rasah kakehan komentar. Niscaya, impian para Miss Universe lebih cepat terwujud: a better world and peace.

12 pemikiran pada “Impian Para Miss Universe

  1. judulnya menarik, isinya juga sama. aku suka pesan moral dalam tulisan ini mbak.
    talk less do more. kalau bisa membantu di banyak tempat bagus, kalau ga bisa sesuai kemampuan. yang penting saling membantuny dalam hal positif.

  2. jadi inget di kaskus juga gitu… banyak yg nyinyirin klo ada yg menghimbau soal Palestina. Waktu itu pas2an gempa di Papua klo ga salah. Dengan komentar yg kurang lebih begitulah, mending tolongin Papua dulu. Tapi begitu ditanya apa mereka sudah melakukan sesuatu untuk korban Papua. Eh pada ngabur blas :p Jadi yach ga perlu ditanggepin yg nyinyir2 itu, most of them do it simply for the shake of nyinyir….. :p

  3. Betul. Masing-masing orang kan punya masalahnya sendiri-sendiri. Kemampuan orang untuk membantu sesamanya juga beda-beda, cuma kita sendiri yang tau kan.
    Jadi kalo ada yang nyinyir, mungkin mereka gak ada kerjaan, atau mereka kurang punya ‘masalah’, jadi nyari masalah sendiri *mbulet*

  4. tinggal skala prioritas tiap orang sih.. dan itu sungguh sangat subyektif. tiap orang punya tugasnya di muka bumi. ketika semua orang menjalankan perannya, maka dia sudah turut berkontribusi. yang susah itu yang cuma bisa nyinyirin tanpa dia memberikan kontribusi apapun. njuk buat apa kamu idup?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s