One Big Step

image

Yup, i am finally engaged.

Wahahaha juarang-jarang, suangaaaat jaraaaang aku posting blog isinya sangat personal seperti yang aku tulis berikut.

Iya, ini tentang pertunangan saya. Satu langkah besar sebelum langkah berikutnya. Rasanya seperti mimpi. Antara, “oh, ternyata rasanya seperti ini to, biasa aja” dan “omaigaaat, aku jadi tunangan orang dan itu artinya…” campur baur.

Banyak teman-teman lama yang ga percaya dengan status baru ini. Sialaaaaan, aku bukannya anti dengan komitmen ya, tapi takut. Bukan takut kehilangan kebebasan, tapi takut dengan sisi gelapku ketika dihadapkan dengan komitmen. Takut akan menyakiti orang lain.

Sampai detik ini aku masih percaya, hidup single dan melajang itu lebih enak daripada hidup berdua. Aku bertanya-tanya, yang ngebet mengakhiri status single itu udah pada sadar ga sih, konsekwensinya? Hidup dengan dua kepala itu butuh kebesaran hati dan menurunkan ego lho, karena akan banyak kompromi ketika win-win solution sulit ditemukan. Musti banyak tenggang rasa dan toleransi, banyak memahami dan mendengarkan daripada meminta. Musti bisa menerima ga cuma kelebihan tapi juga kekurangan. Serously, living single is much more easier!

Lalu kenapa kamu mau mengakhiri status single-mu, Met?

Well, aku sendiri ga tahu. :))) Aku dijebak! :)))))

Aku selalu bilang: i was lost and (when) he found me.

Ketika “kopdar” berdua untuk pertama kalinya, ga ada ekspektasi apa-apa. Selain hanya menepati janji yang dibuat dibawah “paksaan”. Kopdar kedua, malah dibuat mbrambangi hampir nangis, hahahaha, kampret. Selanjutnya mengalir aja, tanpa harapan apapun hingga saat yang orang bilang ‘jadian’.

Ketika dia melontarkan maksud seriusnya, aku langsung mengangguk. Entah, apa juga yang ada di pikiran, kok aku langsung mengiyakan. Rasionalisasiku adalah teori blink-nya Malcolm Galdwell. Yeah, i’m thinking with my feeling.

Thank you untuk sedari awal mengingatkanku bahwa perjalanan kedepan tak selalu berisi senang-senang. Thank you untuk sedari mula menyadarkanku bahwa perjalanan kedepan tak selalu mulus. Thank you untuk sedari pertama, membuka diri apa adanya, showing who you really are.

Eh postingan belum kelar, kok belum-belum udah ucapan makasih aja.

Yap, perjalanan yang baru beberapa bulan tapi seperti di-akselerasi. Bukan tentang keputusan besarnya, tapi berbagai peristiwa, proses yang buatku makin membukakan mata. Belajar tentang penerimaan, tak hanya menerima dia tapi juga orang tua. Dan tentu aja hal-hal yang udah aku sebutkan diatas.

Iya, proses teknis lamaran memang menguras pikiran dan tenaga. Wara-wiri jakarta-jogja, terpaksa mengabaikan beberapa momen-momen kopdar dan networking, plus mengencangkan ikat pinggang. Belum lagi konflik dan drama dengan orang tua. Ketika ego saling bertemu, dilema antara memenuhi impian sejak lama atau mengorbankan impian demi orang tua. Belum lagi LDR dan peristiwa~dinamika antar pasangan.

You know what, bahkan dua jam sebelum acara, sempat yang tegangan tinggi dengan bapak. Tapi pas acara lamarannya, bapak ternyata meneteskan air mata hingga tiga kali…  Tukar cincin alias tunangan yang harusnya ga ada, jadi ada. Ga usahlah dijelaskan kenapanya, tapi sumpah itu lucu banget, kocak, memorable pisan. Semua konflik langsung berasa luruh saat itu, everybody happy. Bahagia.

Doaku, semoga kedepan aku bisa makin matang dan dewasa. Proses (belajar) belum berakhir, sangat mungkin berjalan seumur hidup. Lamaran, tunangan, dan acara-acara seremonial/adat sejenis, cuma teknis. Yang lebih penting adalah dinamika dibelakangnya, proses pendewasaan dan kematangan.
You, my anam cara.

The anam cara friendship awakens the fullness and mystery of your life. You are joined in an ancient and eternal union with humanity that cuts across all barriers of time, convention, philosophy, and definition. When you are blessed with an anam cara, the Irish believe, you have arrived at that most sacred place: home. ~ wikipedia.

Jadi kembali ke pertanyaan awal, apa yang membuatmu mau mengakhiri status single-mu, Met?

I believe because it’s him.

Seems like a long long way to go
But we’ve gotta hang tough
Wait a while give yourself a smile
And you’ll realize that
At the end of the day
It’s gonna work out ~ I’ll Still Be Loving You, Fourplay

So if you want it to get stronger
You’d better not let go
You gotta hold on longer
If you want your love to grow
Be brave when the journey is rough
It’s not easy when you’re in love
Don’t be ashamed when the going gets tough
It’s not easy, don’t give up
If you want it to get stronger
You’d better not let go
You gotta hold on longer
If you want your love to grow ~ Hang On To Your Love, Sade

64 pemikiran pada “One Big Step

  1. Good luck ya meth.
    Semoga berbahagia selama-lamanya.
    Konflik itu tidak bisa dihindarkan, bahkan perlu, dalam sebuah relasi. Tapi itu semua tak boleh mengurangi kebahagiaan. *duh, sok banget sih aku ya*

  2. Selamaaaaattt!!! Aku pun dulu termasuk org yg nggak percaya pertunangan-pernikahan bisa jadi moment tear jerker sampai akhirnya mengalami sendiri dan ‘kena batunya’. hahaha…

  3. seperti yg sy mentionkan ke mbak…

    “kepercayaan dilahirkan bukan dipaksakan”

    seperti si “dia” melahirkan kepercayaan ke mbak sampai akhirnya mbak mempercayainya …

    selamat mbak…

Tinggalkan Balasan ke restlessangel Batalkan balasan