Review Muze: Bermusik Tanpa Ribet dan Asyik

Beberapa hari lalu saya mendapat kesempatan mencoba produk yang bikin ngiler para penggemar musik. Produk tersebut adalah MUZE Mini Bluetooth Speaker dan MUZE Bluetooth Headphone.
Kesan pertama pas unboxing, wah desainnya cakep! Paling suka desain MUZE Mini Bluetooth Speaker karena simpel, mungil, handy. Asli cakep banget, bisa ditaruh di mana aja tanpa mengganggu interior yang udah ada. Malah bisa sekalian jadi pajangan dekorasi untuk mempercantik interior, hehehe. Kalau menurut webnya ada bermacam-macam warna lho, jadi tampilannya bisa ngepop abis. Selain itu secara ukuran cukup mungil (10,5 x 6,5 x 5,5 cm) sehingga saking handy-nya bahkan bisa masuk tas kamu. Bodynya dari metal, bukan plastik, lebih elegan. Oya kalau ada anak-anak atau balita di rumah, lebih baik tempatkan MUZE Mini Bluetooth Speaker jauh dari jangkauan anak-anak ya, biar ga dijatuhin or dibanting mereka. 😅😅

Kesan untuk MUZE  Bluetooth Headphone juga cakep banget dengan warna putih. Desainnya retro vintage gitu. Pas iseng dipakein ke telinga Anya, eh dia malah menganggap itu fun dan sempet ga mau dicopot. 😅😅😅 Wah berarti cukup nyaman untuk di telinga dong ya, secara biasanya aku  kurang begitu suka make headphone karena  biasanya berat dan ga nyaman di telinga. Ternyata bener, setelah kucoba sendiri cukup nyaman di telinga dan gak berat. Selain itu juga langsung meredam segala noise di sekelilingku. 😁😁😁

Pertama yang harus dilakukan sebelum menjajal kedua produk ini adalah dicharge terlebih dulu. Lho ternyata produk beginian butuh power toh, malah baru ngeh. Dalam boxnya, kedua produk ini sudah dilengkapi dengan kabel power dan kabel untuk disambungkan dengan piranti gadget kita. Untuk kabel power ga ada “kepala colokan” (apa sih istilahnya?), jadi musti nyopot “kepala colokan” dari kabel charger hape biar bisa ngecharge. Proses charge perdana cuma butuh waktu sekitar sejam dua jam kurang, ditandai dengan warna merah (masih ngecharge) dan hijau (batre sudah full). Oh ya, untuk MUZE Mini Bluetooth Speaker, musti dipasang dulu batrenya ya, sebelum dicharge. MUZE Bluetooth Headphone batrenya sudah di dalamnya dan aku ga berani ngutak-ngatik macem mana batrenya, apakah nanti ada kemungkinan rusak dan butuh diganti (batre). Setelah batre full, saatnya menjajal seberapa canggih (halah) ini produk.

image

Terus terang kuping saya bukan penikmat audio kelas canggih, apalagi penggemar audiophile. Pertama mendengar suara yang keluar dari MUZE Mini Bluetooth Speaker, saya cukup puas. Jernih. Waktu itu dengerin file MP3 hasil donlot di hape. Pertama dengerin juga pake kabel audio yang dicolokin ke hape dan MUZE Mini Bluetooth Speaker (masih belum ngeh fitur Bluetooth-nya, hahaha, masih kebawa tradisi old skool yang segalanya kudu dicolokin kabel). Suaranya cukup memuaskan indera pendengaran.

Beberapa hari kemudian saya iseng pengen menjajal MUZE Mini Bluetooth Speaker untuk di mobil. Secara head unit audio mobil sedang error dan nyetir mobil tanpa musik itu ga asik banget, sodara. Ternyata boleh juga nih MUZE Mini Bluetooth Speaker dijadiin pengganti audio mobil. Kan ada Bluetooth, jadi tinggal aktifkan Bluetooth hape, connect dan langsung bisa mainkan playlist yang ada di hape. Tetapi MUZE Mini Bluetooth Speaker ini cuma bisa connect ke satu hape dalam satu waktu. Pas hape lain mo connect, hapeku kudu disconnect dulu dari MUZE Mini Bluetooth Speaker, baru bisa main lagi. Lumayan banget lah ya, bisa dibawa kemana-mana. Jadi bayangin dulu jaman kuliah, bawa laptop ribet banget kalau mau bawa speaker mini. Ada MUZE Mini Bluetooth Speaker lebih asyik dan praktik, karena ringan dan wireless bisa dibawa kemana aja dan buat dengerin apa aja, dari musik sampe nonton pilem di laptop tanpa ribet bawa-bawa kabel. Orang dibawa ke mobil aja bisa gitu loh, wkwkwk. 😂😂😂

image

Oia sebagai catatan, MUZE Mini Bluetooth Speaker ini juga bisa memperdengarkan musik langsung dari MicroSD card, karena udah ada slotnya. Cuma pas dicobain MicroSD card 8gb, kok scanning keseluruhan file lama banget ya. Sampe ganti MicroSD yang lain, tapi masih sama. Sampai sejam scanning kok belum play file musik di dalamnya. Apa MicroSDnya error ya? Huft banget deh.

Oke, terus gimana dengan produk MUZE yang lain? MUZE Bluetooth Headphone menyajikan suara yang cukup elegan. Selain itu juga ga bikin kepala pusing dan kuping capek. Hanya saja setelah menjadi emak-emak dengan anak balita, ga bisa lama-lama pakai headphone karena telinga musti siaga mendengar suara, apakah Anya butuh sesuatu. Ya iya je, karena tiap kuping “didekap” oleh MUZE Bluetooth Headphone ini, otomatis segala noise di luar langsung teredam. Enak sih buat yang kerja, bisa jadi alasan ga denger omongan rekan yang ngajakin nggosip pas kitanya butuh fokus nyelesein dedlen. Tapi ga disarankan buat ibu-ibu dengan bayi dan balita, bahaya bo, bisa ga denger anak nangis. 😂😂😂
Akhirnya suami dan ponakan deh yang menikmati. Mereka sih puas banget, bisa asyik fokus menatap layar laptop kerjain pekerjaan dan tugas, sambil denger musik. Suara yang keluar juga jernih, enak banget. Dengerin musik jadi tambah asyik, buat nonton film di laptop juga asyik banget, berdentum-dentum gitu.

Oh ya, untuk MUZE Mini Bluetooth Speaker yang saya cobain ini serinya PSP-B1. Sedangkan MUZE Bluetooth Headphone yang saya coba, serinya adalah PHP-BZ1. Secara keseluruhan, kedua produk ini cukup memuaskan. Dari segi desain, fungsi, dan kualitas mendapat rating 7 dari 10. Desain oke cakep, fungsi cukup fungsional dengan tambahan fungsi bisa sebagai dekorasi pemanis ruangan (yailah ini emak-emak banget) dan kualitas yang cukup memuaskan. So buat kamu yang bingung cari ide hadiah, produk MUZE ini bisa jadi alternatif kado. Bisa diberikan ke remaja abege penggila musik, kekasih, kado pernikahan hingga pasutri/keluarga. Atauuuu…kadoin aja diri sendiri, hihihi. 😍😍😍 Serius, bikin pengalaman bermusik jadi makin asyik ga pake ribet, karena wireless.

image

Seks, Musik, dan Chakra

Siapa yang suka musik ?

Siapa yang suka seks ?

He, emangnye, kedua hal tersebut berkaitan ?

Sebelumnya, saya ingatkan bahwa tulisan berikut bukan tulisan ilmiah. Ini common sense saja, dan harapannya sih, kedepan ada yang berminat untk mengadakan penelitian / studi lebih lanjut. :mrgreen:

Musik sebagai pendongkrak mood, siapa yang setuju ?

Saya sendiri merasakan betul, music is my life, tiada hari tanpa musik. Beragam jenis musik saya dengarkan, saya hayati (ciieeehhh) tergantung mood saya waktu itu.Tetapi situasi sebaliknya pun juga bisa terjadi. Ketika itu, mood saya sedang flat, plain, datar. Tiba-tiba saya ingin bernostalgia mendengarkan koleksi lawas. Kulashaker, pun menjadi pilihan saya untuk menemani saya.

Beat yang menghentak, irama rock n roll yang sangat kuat, berpadu harmonis dengan warna musik India. Ketukan tabla, kendang, sangat terasa. Menggairahkan. Merangsang pinggul untuk bergoyang. Menghentak jantung berdetak lebih cepat. Mengajak untuk merasa seksi, merayakan kehidupan, menerima segala sensualitas dan seksualitas.

Tiba-tiba pikiran tentang chakra melintas, dan jadi ingin tahu, apakah ini ada hubungannya dengan chakra kah ? Beruntung, pada saat-saat genting tersebut, saya mendapat buku bagus ; A Gaia Busy Person’s Guide : Chakras, Finding Balance and Serenity in Everyday Life.

Chakra, jika ada yang belum akrab, adalah suatu konsep mengenai energi. See, setiap materi di dunia ini sebenarnya adalah energi. Tubuh kita, wadag kita ini pun, sejatinya adalah energi.Chakra adalah bias energi yang memancar keluar dari tubuh kita. Ada pula yang menyebutnya Aura. Ada tujuh chakra dalam tubuh kita, walau ada juga yang menyebutkan sembilan.

Ternyata, menurut Brenda Rosen, pengarang buku tersebut, chakra cukup sensitif terhadap bunyi-bunyian tertentu. Sebenarnya tidak Cuma bunyi-bunyian, tapi juga warna, makanan, dsb. Pengaruh tersebut bisa memperkuat dan memperlemah.

Nah, dari pengalaman saya ketika mendengar Kulashaker tersebut, saya mempunyai hipotesis. Hipotesisnya begini, jika energi seksualmu sedang rendah, maka mendengar beberapa musik bisa memperkuat energi seksual. Tidak sembarang musik, tentu saja, tapi musik yang mengandung bebunyian yang dapat memperkuat chakra yang berpengaruh untuk seksualitas.

Chakra yang bertugas untuk urusan seksualitas, disebut sacral chakra. Letaknya di atas organ seksual, di bawah perut/abdomen. Warna chakranya merah dan berelemen air.

Nah, asumsi saya yang membutuhkan penelitian lebih lanjut adalah, bahwa musik/alat musik tertentu berpengaruh kuat terhadap chakra ini. Terutama musik-musik yang mengandung unsur bas, kendang, tabla dan sejenisnya. Misal, ketika mendengar musik RnB atau soul atau jazz yang diusung oleh Incognito, Sade, James Brown, etc, membawa kita bergairah dan merasa seksi/sensual. Dengarkan dan perhatikan pula musik dangdut, biasanya mampu menyihir pendengarnya yang menghayati untuk meliukkan pinggulnya dan menggoyangnya.

Saya mempunyai kecurigaan terhadap gitar listrik dan perkusi. Kecurigaan saya, kedua jenis alat musik ini mampu merangsang adrenalin. Tapi pengaruhnya terhadap chakra, saya belum tau. Yang jelas, mendengarkan Audioslaves dan membayangkan jari-jemari Tom Morello menggerayangi body gitarnya, uuuggghhhhhh…..it really turns me on !!!

Jadi, andai gairah anda sedang menurun, lesu lemah tak berdaya, coba dengarkan berbagai alunan musik India atau Rock n Roll. Saya merekomendasikan Kulashaker. Selama mendengar, just be free ! Lepas saja, bebaskan dirimu. Biarkan tubuh menari, pinggul meliuk, rangkul jiwamu. Lepaskan segala sensualitas dan seksualitas itu, flow and follow.

*halah, gaya gw dah seperti konsultan seks ajah !!!*

:mrgreen:

:mrgreen:

dinamika ramadhan pt.IV : banjir lagu religius

Beberapa sahur yang lalu, sembari ngantuk, TV dinyalakan untuk menemani santap sahur. Sempet pusing memilih acara TV, karena hampir semua stasiun TV isinya pelawak dan bencong, walah !!

Soal acara TV khusus menyambut ramadhan ini, sekedar selingan, saya benar-benar heran dengan tim kreatif berbagai stasiun TV tersebut. Saya juarang buanget sih ya, nonton TV yang bener-bener mantengin acaranya untuk pengisi senggang di kala puasa. Paling pas iseng saja, seperti pas ngantuk sambil santap sahur itu. Nah, gimana ga heran, lha isinya kok waktu sahur itu, hampir seragam ; pelawak yang tiba-tiba jadi dai dan bencong-bencong ga jelas (yang malah menyakiti hati bencong beneran, karena bencong jadi bahan lawakan).

Saya lihat, ga ada gunanya mengeluh soal hal ini, toh, saya yakin, pasti banyak pembaca yang juga merasakan hal yang sama. Saya lebih menikmati acara TV, ga usah pengajian (lha wong saya juga ga religius-religius amat), tapi misal acara dinamika puasa dari sisi budaya, kuliner, travelling, psikologis, kesehatan, etc. Buat saya mah, yang seperti itu lebih informatif daripada acara lawakan dan kuis yang ga jelas mutunya.

Oke, kembali ke soal pertama. Jadi, dari sekian acara TV, ‘terpaksa’ remote berhenti di Metro TV yang menayangkan Quraish Shihab. Walo agak-agak gosong dikit (hehehe), gapapa deh. Di akhir acara, biasanya ditutup dengan artis menyanyi lagu religius (baca : islami), live. Waktu itu, penyanyinya Rosa (kalo ga salah) dengan lagunya Ayat-ayat Cinta.

Hmm…..oke, ini masalah selera. Saya ga demen dengan lagu itu. Dan mendengar lagu itu untuk penutup acaranya Quraish Shihab, kok saya ndak sreg ya. Bagi saya pribadi, lagu itu bukan lagu religius, tapi hanya lagu pop yang dibalut dengan aransemen musik Timur Tengah dan beberapa lirik yang (sok) religius.

Saya jadi ingat dengan fenomena, beberapa musisi dan anak band yang tiap ramadhan, rajin menelurkan album religi. Misal Ungu, Gigi, etc. Well, beberapa album memang bagus. Saya sendiri sangat menyukai album religi bernafaskan jazz, yang diluncurkan beberapa tahun yang lalu. Saya tidak tahu, siapa musisi yang berperan di belakangnya, apakah Idang Rasyidi atau siapa. Tapi, musiknya bener-bener indah dan touchy. Salah satu yang saya suka, dan tiap mendengarnya hati saya selalu tergetar (saya tidak tahu judulnya) padahal lagu itu cukup sederhana. Hanya musikalisasi dari pembacaan terjemahan Al Fatikhah dalam bahasa Inggris. Tapi, sangat menyentuh, padahal saya ndak tau artinya, hehehe.

Selain itu, sepertinya masih dari album yang sama, lagu jazz juga, dengan lirik bahasa Inggris, kalo ga salah, reff-nya menyebut-nyebut “Allahu Akbar”. Oke, faktor selera mungkin berperan, lantaran saya doyan musik jazz. Tapi aseli, yang paling saya sukai, ya itu, musikalisasi terjemahan Al Fatikhah itu. Sudah sejak tiga tahun yang lalu, mencari-cari informasi tapi kok ndak nemu. Karena itu sidang pembaca yang terhormat, di tengah-tengah kesempatan yang membahagiakan ini, jika ada yang mengetahui informasi atau mungkin malah mempunyai file-nya, silakan hubungi saya di medina_wuland@yahoo.com :mrgreen:

Kembali berbicara tentang lagu-lagu religius. Saya sendiri mempunyai standar penilaian tersendiri dengan maraknya album/single religi. Misal, jika hanya membalut dengan aransemen timur tengah dengan lirik yang (sok) religius, buat saya pribadi itu bukan musik religi yang bagus. Gak kreatif. Tidak bisa menyentuh jiwa saya. Mungkin levelnya bisa lah, disandingkan dengan jamannya album/lagu kasidahan Nasyida Ria, hehehe.

Lagu religi yang timeless, menurut saya, seperti lagu-lagunya Bimbo. Wah itu didengerin kapan saja kok enak. Liriknya juga tidak menggurui, macam Bang Rhoma yang menasehati untuk tidak begadang dan berjudi. Lirik-lirik lagu Bimbo, bagi saya, reflektif dan muncul dari kedalaman hati. Ya gak heran, karena liriknya disusun oleh Taufiq Ismail (CMIIW).

Kalo lagu religi macam Ungu, Gigi, Baim, etc, hmmm…IMO itu lagu semusim. Tidak semua enak didengarkan. Levelnya baru sampai ke emosi, tidak menyentuh jiwa. Jadi, baru sampai ke level, “ Hmm, oke, musiknya enak”. Untuk Gigi, saya memberikan apresiasi khusus, karena tidak semua personelnya adalah muslim, tapi mampu total mempersembahkan lagu religi yang bernafaskan islami.

Kalo macam nasyid, Kyai Kanjeng, Debu, etc no komen dah. Soalnya, lagu-lagu tersebut jelas tujuannya / misinya, orang yang berperan di belakang layar juga cukup kompeten.  Aih, tiba-tiba kangen vokalisnya Debu…..  Heran juga  ya, musisi yang asli religius macam ini,  malah pas ramadhan sama sekali ga rajin bikin album.

Saya sendiri membedakan antara lagu religius dengan lagu spiritual.

Ada beberapa lagu pop, tapi entah, bagi saya itu terdengar sangat dalam maknanya, sehingga nuansa spiritual sangat kental. Jangan kaget, karena lagu-lagu ini malah genrenya bisa saja metal (walo belum nemu sih, kebanyakan pop).

Misal, lagu dari Pink yang berjudul If God is a DJ. Bagi saya, makna lirik lagu tersebut sangat dalam. Simpel, Pink memandang Tuhan dari kacamata penggemar dugem (mungkin), tapi saya menangkap harmonisasi yang universal. Jadi, asyik-asyik saja, saya manggut-manggut mengikuti beat yang menghentak, sembari mengingat kebesaranNya.

i’ve been the girl with her skirt pulled high
been the outcast never running with mascara eyes
now i see the world as a candy store
with a cigarette smile
sayin things you can’t ingnore
like mommy i love you
daddy i hate you
brother, i need you
lover, hey fuck you
i can see everything here with my third eye
like the blue in the sky

(Chorus)
if god is a dj
life is a dance floor
love is the rhythm
you are the music
if god is a dj
life is a dancefloor
you get what your given
it’s all how ya use it

i’ve been the girl, middle finger in the air
unaffected by rumors, the truth
i don’t care
so open your mouth stick out your tongue
you might as well let go you can’t take back what you’ve done
so find a new lifestyle
reason to smile
look for Nirvana
under the strobe lights
sequins and sex dreams
you whisper to me
there’s no reason to cry

(Chorus)

Bridge
you take what you get and you get what you give
i said don’t runm from yourself man that’s no way to live
i got a record in my bag you should give it a spin
lift your hands in the air so that life can begin

if godis a dj….say if god is a dj….if god….if god is a dj
get your ass on the dance floor….

Selain itu, lagu What If God Was One Of Us, by Joan Osborne. Saya menilai, lirik lagu ini ‘agak kurang ajar’ tapi saya tergetar dengan liriknya. Saya seperti diingatkan dengan CintaNya yang luar biasa dan Maha Sempurna, menjangkau seluruh aspek semesta. Cinta yang Sempurna. Udah gitu, lagunya kereeeeennnn….

If God had a name what would it be?
And would you call it to his face?
If you were faced with him
In all his glory
What would you ask if you had just one question?

*And yeah, yeah, God is great
Yeah, yeah, God is good
Yeah, yeah, yeah-yeah-yeah

What if God was one of us?
Just a slob like one of us
Just a stranger on the bus
Trying to make his way home

If God had a face what would it look like?
And would you want to see
If seeing meant that
you would have to believe
in things like heaven and in Jesus and the saints
and all the prophets (*)

Trying to make his way home
Back up to heaven all alone
Nobody calling on the phone
‘cept for the Pope maybe in Rome(*)

Just trying to make his way home
Like a holy rolling stone
Back up to heaven all alone
Just trying to make his way home
Nobody calling on the phone
‘cept for the Pope maybe in Rome


Satu lagi, sayang saya lupa siapa penyanyinya, apa judulnya, gimana liriknya (lha, piye toh ??). kalo ga salah, yang nyanyi penyanyi muda, seangkatan Vanessa Carlton, dan dia sempet duet dengan Santana. Liriknya, standar sih, bertema cinta. Tapi entah mengapa, dari pertama mendengar, saya kok merasa, cinta yang ditujukan kepada Illahi.

Lagu-lagu spiritual lainnya, dalam arti, dia mampu menyentuh jiwa yang paling dalam dan menggerakkan jiwa. Hmm….itu mah, seperti lagu-lagu new age, macam Enya, Bandari series, Cafe del Mar, Yanni, Kitaro, etc.

Coba dengarkan lagu-lagu tersebut di malam yang teramat sunyi, di tengah-tengah alam bebas, telentang di atas rumput basah sambil memandang gemerlap bintang (dan berkhayal diculik oleh UFO dari galaksi lain…………..oh oke, saya melamun terlalu jauh).

Hmmm…..air mata bisa menitik tanpa kau sadari, menyadari bahwa diri ini teramat sangat kecil, bagai debu , oh jauuuuuh lebih kecil dari debu, sekecil partikel atom. Bumi hanyalah noktah yang bahkan dibandingkan bintang, dia tidak gemerlap di kelamnya jagat raya. Runtuh semua kesombongan dan ego, dan muncul kerinduan yang teramat dalam akan kesejatian.

(dan tetap ingin diculik oleh alien…… –plak!!- uh oh, oke, saya masih melamun ya :mrgreen: ).

Oke, ini pandangan pribadi saya mengenai lagu religi dan lagu spiritual. Masing-masing tentu punya penilaian, selera, dan pengalaman masing-masing. Semoga saja, maraknya lagu-lagu religi akhir-akhir ini tidak didasari keinginan meraup untung mumpung ramadhan.

Bagaimana dengan Anda ?? Apa lagu religius / spiritual favorit Anda ?? ^_^

intermezzo : video klip Letto

udah tau dong, single-nya Letto yang lagi laris manis itu???

pasti juga udah nonton, vidklip-nya. sapa sih, bintang nya?? marsha timothy-kah ??

maap, kl cewek, aku ga perhatian, jd ya dimaklumi saja….

vidklip itu, aku lumayan suka. story-nya cukup catchy, bikin penasaran seperti apa akhirnya, jadinya nonton sampe akhir. buat aku, jalan ceritanya cukup bagus dan lumayan beda dengan vidklip sejenis. maksudnya, agak jarang bukan, konsep time-travel dalam per video klip-an endonesa walo dalam jagad scci-fi movie hllywood, sama sekali bukan hal yang baru.

yang membuatku tertarik adl karakter si perempuan, yg kemudian jadi pacarnya sapa tuh, vokalisnya Letto, si Noe. awalnya, dia adalah pacar orang yang di sio-sio, mengalami kekerasan dalam pacaran, tetapi tetap bertahan dalam hubungannya hingga sampai ketika ketemu mas Noe. mas Noe yang lembut, tenu saja sangat berbeda dengan pacarnya yang terdahulu, dan mbak ini kasmaran selangit.

keadaan berubah ketika Noe meninggalkannya, entah kenapa (aku rodo ga mudeng, soale selalu kelewatan. Noe itu mati ato cuma minggat aja to). si mbak yang mendapat kesempatan untuk menemui Noe di masa sebelum mereka berjumpa, berniat untuk ‘membunuh’nya supaya dia tak perlu lagi merasa sakit hati dan terluka kala ditinggalkan.

saat itulah aku mikir, nih cewek labil banget sih. sebegitunya dia, butuh orang lain untuk bahagia. bahkan dia sempet ga menghargai diri sendiri, hanya agar dicintai. sangat labil dan rentan. cewek-cewek tipe kayak gini nih, kalo ada masalah apalagi dengan pacarnya / suaminya, persoalannya bisa panjanggggg dan lamaaaaaa (hehehe, nge-judge tuh). bayangkan, dia butuh orang lain untuk merasa berharga, untuk merasa bahagia !!! gimme a break !!!

tapi…..cewek itu dimaafkan dan dimaklumi….

sepertinya  karena faktor kecantikannya.

coba kalo secara fisik kayak Ade Juwita ato seperti bencong2 yang sering ngamen di deket pertigaan Babarsari. horotoyoh, hayo, lelaki-lelaki, masih maukah kau menerimanya dengan sukacita ????

“aku membutuhkanmu, mas….aku gak bisa hidup tanpa kamu…kalo kamu ninggalin aku, aku pasti sangat menderita…..kalo kamu ga ada di sisiku, aku pasti masih pake narkoba….” *dengan mimik memelas, bercucuran air mata, ngglesot memeluk kaki lakinya*     *jangan bayangkan tampang Cinta Laura, yang ada adalah sosok Ade Juwita ato Ivan Gunawan*

** yah errr…..soal fisik begini, sebenarnya juga terjadi secara sebaliknya. seperti ada dosen di kampus, yg cenderung mengesalkan krn kata-katanya pedas, arogan, tapi…..aku selalu ada maaf untuknya, karena dia ganteng banget !!!! gila sumpah, guanteng bangeeeet^^

move your hip with this indonesian raising star….

Omaigat, malam jumat kmrn ini rasanya nyesel bgt. Secara tidak sengaja, gw nonton rangkuman performing live show-nya Andezzz. Omaigat, omaigat, i love this guy, i love his music.

Katanya alirannya chillout / nu jazz / soulfuljazz (?).

God, i love this music !!! bukannya ini yg lg aku cari-cari dan lg aku gandrungi ??

Pasti asyik, keren, dan katarsis bgt nonton live shownya, bisa goyang semua ni badan.

Sayang bgt, sayang !!!

Gw ga terlalu perhatian dg jadwal promo dia di jogja.

AAARRGGGH, i missed it !!!!

Ok guys, let me buy his music and i’ll listen with my heart and let my body sing it……

And let my body do the talks……

Move your body, sing it, uh yeahhhh

-aaaargggh….gw lg ngebayangin katarsis abis denger aliran musik ini-

doi katanya ambil kuliah musik di malingsiah dan Berklee College of Music di Boston. yg terakhir katanya dapet beasiswa. ternyata doi adl DJ yg cukup beken di komunitas penyuka dugem.

wanna know much bout him ??

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=317855

http://www.ravewarrior.com/andezzz/testprof.html 

kalo gw, bakaln buru2 ke toko kaset nyari musiknya.

OMAIGAT, I WANNA DANCE !!!! I WANNA TRANCE !!!!

kayak gini nih, seleb idol…..

Dikopi pais dari Kompas 27 Juli 2007 (dengan bbrp editan biar gak terlalu panjang^^) : 

 Mereka Penampil Sekaligus Pencipta

Budiarto Shambazy

Brian May, gitaris Queen, sebentar lagi menyelesaikan disertasi doktor di bidang ruang angkasa yang sempat ditinggalkan 35 tahun lalu gara-gara dia jadi bintang rock. May tiba di La Palma, Kepulauan Canary, Spanyol, beberapa hari lalu untuk melakukan penelitian observasi astronomis yang dibutuhkan bagi kelengkapan disertasinya yang berjudul “Radial Velocities in the Zodiacal Dust Cloud”.

Menurut Reuters, penelitian itu semestinya telah selesai hari Rabu (25/7). “Mungkin Anda ingin melihat teleskop yang kami pakai,” ujar May di situs pribadinya. “Galileo, Galileo, how full of coincidences life is…,” guyon May (60) yang menirukan lirik lagu paling terkenal milik Queen, Bohemian Rhapsody. Setelah menyerahkan disertasinya ke Imperial College di London, Inggris, ia mesti menunggu dulu tim universitas menilai karyanya yang akan diuji tahun depan.

May sedang kuliah ketika membentuk Queen bersama Freddie Mercury (vokal) serta Roger Taylor (drum) tahun 1970 dan program studi S-3 yang dijalaninya telantar karena Queen ternyata sukses besar. Namun, May terus mengerjakan disertasinya dan akhirnya menulis buku dulu yang berjudul Bang! The Complete History of the Universe bersama Patrick Moore dan Chris Lintott yang terbit tahun lalu.

jreng jreng !!! lanjuuut !!!

keajaiban musik

frens…..

gw suka banget sama musik. cinta banget sama musik. malah ada saatnya ketika gw bilang, ‘gw gak bisa hidup tanpa musik’.

hanya aja, beberapa waktu terakhir ini gw gak begitu intens bercinta dengan musik. tanpa gw sadari, hidup gw datar, monoton, malah de-motivasi. sampe ke malam kemaren. duduk di depan laptop. biasanya blank aja. trus gw stel winamp dan masukin file lagu-lagu yang gw lagi mood dengar. kebanyakan jazz, tapi yang smooth jazz.

begitu nada pertama terdengar, dari Earth, Wind, and Fire (judule apa gitu, lupa), eh kok jadi semangat ?? moodnya jadi bagusan gini ?? ya udah, lanjut terus aja….

kejadian malam kemaren, menyadarkan gw, betapa musik udah jadi bagian dari hidup aku. betapa musik uda jadi soundtrack hidup gw. ga nonton tipi gpp, asal ada musik.

sebenarnya udah agak lama gw menimpang kekaguman dan ketakjuban akan hasil karya manusia yang bernama musik ini.

dalam literatur barat (eh sebelumnya maapin, krn gw bukan ahlinya, jd istilah-istilahnya ngaco), satu tangga nada hanya terdiri dari tujuh not balok. kalo dalam literatur jawa, terdiri dari lima (bener gak??). apalagi dalam literatur afrika, batak, de el el.

nah ini yang bikin heran. kita batasi untuk musik-musik yang berdasarkan tangga nada tujuh not balok ya. bayangkan, cuma TUJUH not !!!! tapi dari sejak musik ditemukan dan didokumentasikan, sudah berapa ribu lagu yang tercipta hanya dari variasi tujuh not balok ini ??

ini yang membuat aku gak habis mikir dan heran gak abis-abis.

BRAVO untuk para musisi, kalian membuat dunia ini semakin indah…….