Gadget untuk Si Kreatif dan Artistik: Galaxy Note 2

Beberapa hari lalu saya mendapat undangan launching produk terbaru Samsung di Ritz Carlton Pacific Place, sebagai blogger. Konon kabarnya, Samsung akan mengeluarkan produk android terbaru mereka. Wuah sebagai pengguna android sejak dari 2,5 tahun lalu, tentu antusias banget dengan undangan tersebut. Apalagi gadget android pertamaku Samsung juga, malah udah lupa tipenya yang apa. Sampai sekarang pun masih menyimpan hape Samsung android lama, G 551, masih aktif dipakai.

Smartphone pertamaku pakai OS android froyo, sejak saat itu kok rasanya masih paling nyaman android. Ketika Samsung mengundang untuk launching produk android terbaru mereka, ada semacam penasaran, fitur-fitur apakah yang akan menjadi keunggulan smartphone terbarunya. Pas mendapat bocoran bahwa yang akan dilaunching adalah Samsung Galaxy Note 2, langsung browsing dulu untuk mendapatkan gambaran. Launching Galaxy Note 2 di Jakarta tanggal 10 Oktober waktu itu, rupanya memang masih sangat gress. Belum banyak hasil review dari browsing-browsing tanggal segitu. Tapi dari website resmi Samsung, mendapat gambaran bahwa akan ada fitur baru yang menjanjikan dari Galaxy Note 2 dibanding generasi sebelumnya.

Ternyata pada saat acara hari H, ada kejutan yang menyenangkan. Selain launching Galaxy Note 2, Samsung juga memperkenalkan 2 produk terbaru mereka, Samsung Galaxy Camera dan Samsung ATIVsmartPC. Benar-benar bikin ngiler, apalagi menyimak pemaparan fitur-fitur apa saja yang terdapat di kedua gadget tersebut.

Galaxy Note 2 ini sendiri dipromosikan mempunyai lebih banyak kelebihan dibanding generasi pertama. Sebagai gadget note (saya menangkapnya, daya beda gadget note terletak pada kemampuan layarnya untuk mengenali coretan ‘tangan’ dari goresan stylus, sementara gadget android lainnya umumnya hanya touchscreen, terkadang dilengkapi keyboard), Galaxy Note 2 ini dilengkapi dengan stylus yang konon lebih presisi dan ‘lentur’, sehingga enak buat yg megang, berasa megang pensil/pena. Disebut S Pen, digambarkan mempunyai pressure sensitivity-nya lebih tinggi.

Kelebihan Galaxy Note 2 yang lain adalah kemampuannya untuk bisa multi tasking dan multi window. Secara singkat, dari presentasi apa yang bisa dilakukan Galaxy Note 2, menurut saya, gadget ini cocok banget untuk mereka yang mempunyai bakat/skill artistik tinggi. Mengapa, karena kan sering tuh, kalau lagi ngalamun, ide-ide berdatangan berupa visual, bukan teks. Nah dengan gadget biasanya, susah dong untuk menterjemahkan atau sekadar ‘menangkap’ ide tersebut karena ga bisa coret-coret di layar hape. Dengan Galaxy Note 2, hal tersebut tak masalah. Selain itu, biasanya mereka yang punya kemampuan artistik, mereka menyampaikan ide dan menangkap informasi, dengan bahasa visual. Kaum artistik adalah orang yang sangat visual dan grafis, jadi dengan adanya S Pen ini, membantu sekali untuk memetik ide-ide yang didapat selama mobile.

Kalau untuk saya sendiri, S Pen dan multi windownya sangat menarik perhatian. Kebetulan saya ini termasuk tipe yang lebih mengalir ide-idenya kalau pegang pensil/pena terlebih dahulu dan membuat oret-oretan. Kadang di tengah ngalamun dan iseng coret-coret lalu muncul ide. Pikiran yang suka random juga membuat ide-ide muncul mendadak kapan saja, sehingga butuh untuk segera didokumentasikan. Kehadiran gadget semacam Galaxy Note tentu saja sangat menarik karena memfasilitasi gaya old skool saya dan randomnya pikiran. Bayangkan, karena gadget adalah yang paling sering dipegang, lalu ketika tiba-tiba ide bermunculan atau ingin coret-coret, tinggal gores saja layar Galaxy Note 2 dengan S Pen. Ditambah Galaxy Note 2 bisa cut, copy, paste, drag, secara ide itu bisa datang dari mana saja. Bener-bener bikin ngiler dah.

Selain itu masih ada fitur-fitur Galaxy Note 2 lainnya, yaitu Air View, simply amazing expression tools, dan Near Field Communication. Untuk yang terakhir belum ngeh, kegunaannya untuk pengguna seperti saya, apa. Sedangkan untuk 2 fitur lainnya, tentu saja sangat berguna untuk kaum kreatif dan tipikal artistik. Bisa mengedit video/film pendek di Galaxy Note, bisa iseng bikin sketch dengan simpy amazing expression tools, siapa yang ga ngebet punya gadget yang memfasilitasi hasrat kreatif kita?

Seandainya ada kelemahan, tapi ini baru berupa pertanyaan sih. Galaxy Note selain sudah disupport oleh OS android terbaru Jelly Bean, juga dilengkapi dengan baterai 3100 mAh. Untuk heavy user seperti saya, yang internet seharian, aplikasi kerjaan, email, dan entertainment jalan semua, bisa tahan berapa lama tuh.

Selebihnya, Galaxy Note 2 ini bener-bener gadget idaman yang istilahnya ‘gue banget’. Masukkin wishlist ah, semoga ada yang berkenan men-sponsori. :mrgreen:

Sementara, skrinsyut gagdet-gadget terbaru Samsung yang baru resmi ada di pasar November 2012. Selamat ngiler! :mrgreen:

Dicari : Mie Instan Cantik

Membaca-baca artikel gosip di media tentang perawatan kecantikan para seleb, emang bikin berdecak. Heran membayangkan besarnya uang yang mereka keluarkan, tetapi memaklumi ketika melihat wajah-wajah ayu dan body aduhai mejeng di majalah. Misal, budget Jennifer Aniston (43 tahun) untuk perawatan tubuh sebesar 6000 dollar, dan untuk perawatan wajah butuh 2000 dollar. Total setara dengan 80 juta per bulan. Tapi di usianya yang udah masuk hampir 45 tahun, Jen masih cantik dan seksi. Dari pemahaman tersebut, ga heran kalau semacam tertanam dalam benak kita, bahwa untuk menjadi cantik dan sexy itu butuh modal gede dan ga murah. Itu satu.

Dua, pemahaman tersebut juga melahirkan sikap serba instan. Jaman sekarang (now i sounds like an old man), menuntut serba cepat dan –jujur, memuja penampilan/bungkus. So, tak heran kalau denger keluhan cewe-cewe yang tidak puas dengan penampilan fisiknya, ingin mempunyai fisik seperti yang mereka idamkan, dengan secepat kilat.

Sebenarnya ini lucu, ironi buat aku. Mendengarkan mereka ngobrol dan keluar keluhan seperti, gendut dan pengen langsing, kulit kusam berjerawat pengen kulit yang bisa mulus glowing, rambut kasar bercabang pengen rambut halus sehat dan bersinar, dsb. Ironinya adalah, mereka ngomong mengeluh seperti itu, tapi sambil terus melakukan hal-hal seperti : makan makanan berlemak, kurang serat, full gula dan sodium, gaya hidup yang kurang gerak dan lebih suka bermalas-malasan di sofa/bed dengan gadget, tidak pernah/jarang membersihkan wajah sehabis dari bepergian atau ketika hendak tidur, tidak pernah/jarang mengoleskan sunscreen atau pelembab, dsb.

Paling bikin kejengkang adalah ketika kesimpulan dari keluhan-keluhan tersebut yaitu : keinginan adanya produk yang bisa membuat penampilan mereka berubah seketika. Jadi kalau pake pelembab, yang langsung mulus glowing. Kalau ada obat yang bikin timbangan langsung turun dan celana jeans ukuran 27 langsung muat. Dan ketika mereka menyadari bahwa produk-produk tersebut mahal, mereka kemudian berhenti berusaha. Rasanya seperti… pengen ngoclak-ngoclak kepala mereka biar nyadar.    😆

Aku pernah kok, mencoba usaha-usaha instan untuk langsing. Menjajal treatment pelangsingan yang menjanjikan lingkar bagian tubuh manapun akan menurun, angka di timbangan juga menurun. Menjadi langsing bukan tujuanku, tapi aku terobsesi untuk mempunyai tubuh yang sempurna seperti para model/seleb. Pada saat itu, pengin banget menurunkan lingkar paha. Rasanya masih minder dan belum puas dengan paha yang menurutku adalah paha gebug maling alias gede banget. Syukur-syukur bisa melangsingkan perut menjadi lebih slim lagi.

Akibatnya, selama lima kali aku merasakan penyiksaan ala klinik kecantikan. Badanku dibebat plastik dan selimut khusus selama sejam lebih. Selama dibebat itu, badan ga bisa bergerak. Panas, karena selimutnya memang bersuhu tinggi, yang konon untuk melumerkan lemak. Ditambah dibebat plastik yang katanya untuk menambah optimalisasi treatment. Selama sejam lebih, berbaring tak bisa bergerak, panas dan keringat mengalir sangat deras. Memang sih, dalam sekali treatment, angka ditimbangan langsung turun 1-2 kg. Tetapi itu semu. Karena yang bikin angka timbangan turun adalah banyaknya air yang keluar selama treatment. Pernah lho, sehabis treatment, aku dehidrasi lumayan. Langsung nggliyeng, pusing berat, ingin muntah, dan hingga beberapa jam setelahnya rasanya lemas berat, ga kuat untuk dipakai jalan.

Kesimpulan dari pelajaran yang cukup mahal itu adalah : tidak, nggak akan pernah lagi merasakan treatment-treatment pelangsingan yang mengklaim membentuk tubuh sempurna dengan mudah dan instan.

Beberapa bulan lalu, kebetulan dapat undangan lunch dari Dove shampoo di restoran unik di daerah Kemang. Selain chit-chat tentang kecantikan/perawatan rambut (Ada Maia dan Jerry Pravda, hair stylist), rambut peserta lunch dites seberapa sehat. Jadi ada alat khusus yang memeriksa batang rambut. Hasilnya ditentukan dari angka yang keluar, skala dari nol (tidak ada kerusakan sama sekali) hingga 10 (rusak berat). Dari aku sendiri ketika mo dites rambut, ga ngarep banget.

jerry pravda dan maia, di acara lunch bareng dove di kemang

Sebelumnya pas chit-chat sempet ngobrol tentang rambut yang dismoothing, Jerry Pravda bilang kalo rambut yang abis di-smoothing itu udah pasti rusaknya. Karena proses smoothing rambut itu benar-benar mengubah secara drastis partikel rambut kita, apalagi ditambah dengan proses ironing dengan suhu tinggi, bahan-bahan kimia. Waaa…benar-benar deh. Mana rambutku sebelum di-smoothing aja, emang kering banget. Ga sampe bercabang sih, tapi memang keriing. Gak pernah perawatan di salon juga, seperti creambath, hairspa gitu, juarang bianget. Tiga bulan sekali belum tentu. Setahun mungkin sekali dua kali. Terus ketika peserta lunch yang lain dites, tercatat angka terendah adalah tiga.

Ketika giliran rambutku diperiksa, SURPRISE!! Skala kerusakannya adalah SATU! Alias minimal sekali. Uwoooh bengong dong, kok bisa kenapa? Padahal habis di-smoothing, juarang banget perawatan di salon. Rupanya, kuncinya adalah kebiasaan yang kulakukan selama ini. Yep, biar ga pernah perawatan di salon, tapi aku rajin untuk keramas dan pake conditioner, lanjut ke pelembab rambut.

Selain itu, kebiasaan makanku juga berpengaruh. Sudah dua tahun ini menerapkan diet banyak sayur dan buah, mengurangi karbohidrat sederhana termasuk makanan yang banyak gula, mengurangi garam, dan selalu air putih.

Yang jelas, pengalaman sewaktu diundang lunch oleh Dove tersebut semakin menguatkan pemahamanku tentang konsep kecantikan. Ga ada yang namanya menjadi cantik dalam sekejap. Eh, ada ding, dengan bantuan make up 😛 Apa yang tampak di tubuh kita sekarang ini adalah hasil dari apa yang telah kita lakukan bertahun-tahun sebelumnya. Hingga usia sekarang, banyak yang mengatakan bahwa kulitku bagus dan tidak berjerawat (ga butuh perawatan klinik-klinik ituh), well ini bukan hasil sekejap. Tapi hasil dari perawatan sejak SMU. Serius. Dan semua ga membutuhkan biaya gede, kok. Seumur-umur belum pernah ke klinik kecantikan, untuk facial di salon pun seumur-umur baru tiga kali.

Lihat saja koleksi perawatan tubuh dan wajah termasuk rambut di foto di bawah ini. Paling mahal adalah krim malam seharga 140an ribu. Rekor termahal untuk pelembab sehari-hari adalah serum seharga 130an ribu. Untuk perawatan tubuh, ada yang lain yang tidak tampak di foto, yaitu makanan yang banyak serat seperti buah dan sayur. Jadi siapa bilang, butuh duit banyak dan modal gede untuk mendapatkan penampilan oke?