D-9 : Tragedi Kemanusiaan

District9Poster265_000

Sore ini sambil ngabuburit, saya nonton District 9. Selain karena suka dengan film-film dengan tokoh alien (sci-fi),  saya juga tertarik mendengar penuturan beberapa teman yang sudah menonton duluan.

Ternyata District 9 bukan film sci-fi, tetapi lebih ke film action biasa. Dengan cerita yang luar biasa. Film ini dibuat berdasarkan short movie Alive in Joburg. Alive in Joburg ini sendiri dibuat karena terinspirasi atas kondisi penerapan politik apartheid di Afrika Selatan. Mengetahui latar belakang film District 9 ini sedikit banyak mempengaruhi kacamata yang saya pakai dalam menonton. Frame saya pun terbentuk, bahwa ini bukan sekedar film eksyen biasa tapi ada pesan tertentu yang hendak disampaikan. Dan memang benar.

Apa yang saya lihat sepanjang film adalah, mewakili karakter gelap manusia yang terbungkus oleh energi fear, energi takut. Termasuk takut oleh sesuatu yang berbeda, yang asing. Energi takut itu berujud pada sikap prasangka, penolakan, kebencian, dan permusuhan. Dan yang terburuk adalah kekerasan, kekejaman, kematian

District 9 adalah film tentang tragedi kemanusiaan. Adalah suatu tragedi kemanusiaan kita apabila manusia dalam kehendak bebasnya memilih untuk berlaku lebih rendah dari hewan. Membunuh demi kesenangan, membunuh karena kebencian yang dibalut prasangka. Dan itulah yang saya lihat. Telanjang tanpa ada yang ditutupi.

Hanya karena Prawn-prawn tersebut berbeda, maka menjadi pembenaran untuk melakukan eksperimen biologis. Berbagai macam kekejaman yang sangat absurd dilakukan untuk membuktikan hipotesis tertentu. Dengan darah dingin membicarakan keuntungan yang akan diperoleh di depan si Obyek, sementara si Obyek adalah saudara mereka juga.

Wikus van der Merwe, tokoh utama dalam film ini diceritakan berkarakter sangat manusiawi, dengan segala egoisme dan kebodohannya. Dan kemanusiaannya itu semakin lengkap ketika diperlihatkan kehendak bebas Wikus untuk memilih, apakah akan semakin menjauh dari kemanusiaannya atau sebaliknya.

Saya tersentuh oleh film ini. Jika benar film ini terinspirasi oleh kondisi dimana politik apartheid diperlakukan, maka alangkah menyedihkan. Membayangkan nasib mereka-mereka yang dianggap berbeda dan diperlakukan penuh prasangka. Hmmm….

16 pemikiran pada “D-9 : Tragedi Kemanusiaan

  1. Menurut saya sci-fi, kok. Bisa aja kan cerita sci-fi digabung dengan nilai-nilai kemanusiaan. Contohnya kayak film “A.I.”, “Bicentennial Man”, atau “E.T.”
    Sci-fi kan cuma “bungkusnya” aja, isinya, tergantung penonton yang mencerna filmnya. 😀

    • emang bener. salutnya sama sutradara luar, yg bisa bikin pilem genre macem2 tp tetep ada pesan yg ingin disampaikan.
      sci-fi mungkin di mata oki karena ada alien dan UFOnya ya?
      kalau aku, entahlah. krn porsi eksyennya lebih besar sih, IMO.

      • Tapi banyak film sci-fi yang besar porsi eksyennya. Star Wars atau The Matrix contohnya. Makanya itu saya bilang sci-fi cuma jadi bungkus yang isinya bisa beda-beda. 😀
        District 9 malah, menurut saya, kurang eksyennya. Sebenernya perjuangan Wikus di film itu biar dia bisa kembali ke kehidupan normal sebelon kesemprot cairan hitam itu.
        At the end of the day, he just wants to be home with his wife and lead a normal life. 😀

        meong : setuju banget dengan bagian akhirnya. dan itu juga bagian yg sangat menyentuh. tak terlihatkah hal tersebut oleh para petinggi2 dan prajurit MNU itu? 😥

        soal wikus, esiapa tau. just my thought. keknya bakalan ada sekuel dan prekuelnya deh. keknya sih, keknyaaa…itu alien ada hubungannya ma manusia2 bumi deh. hasil evolusinya kali *spoiler detected*
        :mrgreen:

        hmmm…ku suka bingung bedain sci-fi dan eksyen kl gitu. mungkin emang lebih besar ke porsi sci-fi ya, on second thought. karena melibatkan alat2 canggih kek robot prajurit dan benda2 teknologi tinggi. *again, spoiler detected* 😆

  2. menyindir tentang apartheid tetapi lewat kemasan sci-fi dengan mengganti objek? hihihihih…. menarik.. mungkin karena apartheid sudah tidak in lagi jadi objek diganti dengan tema sama (mungkin lho ya).

    saya sendiri juga belum nonton kok 🙂 masuk waiting list lah… atau nyari dvd sajah :p

  3. sangat mantap dan membawa perasaan nih reviewnya, jadi pengen nonton juga.
    Sampai sekarang saya masih terngiang pesan kemanusian di trilogi merah putih, mungkin nanti bisa tertutupi dengan D-9 ini

  4. jadi berpikir tentang Indoensia saat ini. semua terpecah belah.. dengan kata lain para top pemerintahan lupa siapa yang mengangkat mereka, mereka me-monopoli dan kemudian memecah bangsa. Padahal kalau semua ingin bersatu .. akan lebih baik

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s